2 -- dream

493 75 4
                                    

Sanha menuruni anak tangga. Dilihatnya, Rocky masih berada di kursi ruang tengah serambi sibuk dengan ponselnya. Sanha terus berjalan ke arah dapur sambil menenguk savilanya sendiri berkali-kali. Dia masih memikirkan bagaimana caranya agar Rocky mau bertemu Eunwoo. Di sisi lain, Sanha sendiri khawatir akan terjadi hal buruk seperti waktu itu.

Sanha meletakkan nampan beserta mangkuk, sendok, dan gelas yang sudah digunakan tadi. Dia mencuci semua peralatan itu kemudian meletakkan kembali pada tempatnya. Selesai mencuci peralatan tersebut, Sanha mengeringkan tangannya dengan sebuah lap kering.

"Oke, San. Percaya diri aja deh, kamu bisa." ucap Sanha pada dirinya sendiri, sementara tangannya mengelap pada lap kering tadi.

Sanha pun telah selesai mengeringkan tangannya. Ditariknya nafas panjang, merapikan segala pakaiannya, rambutnya, hingga membersihkan seluruh pakaiannya jangan sampai ada noda tersisa. Akhirnya, Sanha pun siap untuk menghadap Rocky. Dia berjalan dengan dengan percaya diri ke arah ruang tengah.

"Sanha! Ambilin susu pisang di kulkas dong!" teriak Rocky dari ruang tengah.

Yap, seketika usaha Sanha mempersiapkan diri sia-sia. Semangat untuk menghadapi Rocky hancur seketika ketika Rocky sendiri menyuruhnya mengambilkan susu pisang di kulkas. Tanpa menjawab, Sanha segera menuju kulkas lalu mengambil satu botol susu pisang.

"Hyung sialan." Sanha menggerutu sendiri sembari mengambil satu botol susu pisang yang ada di kulkas.

Ditutuplah pintu kulkas. Lalu, Sanha segera menuju ke ruang tengah.

^ ^ ^ ^

"Nih, susu pisang terr spesial buat abang ganteng." ucap Sanha dengan nada kesal. Dia menghentakkan dengan keras botol susu pisang tersebut pada meja di samping Rocky.

Rocky melepas earphone-nya lalu menatap Sanha heran. Dia melihat raut wajah Sanha yang tampak memrah karena saking kesalnya. Rocky pun meraih botol susu pisang tersebut dan membukanya dengan santai. Lalu, dia meneguk susu pisang itu dengan nikmat. Lagi-lagi Sanha terabaikan.

"Eum, lo bilang apaan tadi?" tanya Rocky dengan santuy nya tanpa melihat ekspresi Sanha yang semakin memanas.

"Sialan lo hyung." Rocky pun tersedak mendengar ucapan yang baru saja keluar dari mulut Sanha. Sementara Sanha tidak merasa bersalah sudah mengucapkan kata itu.

"Sejak kapan lo pake bahasa begituan ama hyung sendiri?" Rocky kembali menekankan hal bahasa pada Sanha.

Memang Sanha sejak kecil tidak pernah menggunakan kata 'lo' atau 'gue' pada kakaknya, kecuali Rocky. Entah mengapa Sanha berani menggunakan kata itu jika berbicara dengan Rocky. Mungkin karena sifat Rocky yang demikian membuat Sanha merasa santai saja jika bicara seperti itu pada Rocky.

"Dah sejak dari embrio." jawab Sanha dengan raut kesal. Tiba-tiba Rocky tertawa terbahak-bahak hingga membuat Sanha mengira bahwa kakaknya itu sudah gila atau mungkin kerasukan hantu tawa.

"Sejak kapan lo ketemu gue di embrio. Kita aja selisih setaun, pftt.. ngakak sumpah." Rocky masih saja terus tertawa sembari memgangi perutnya. Bisa ditebak, Sanha pun semakin kesal karena tawa hyung nya itu.

Tak mau berlama-lama, Sanha pun pergi begitu saja meninggalkan Rocky yang masih terus tertawa tidak jelas. Bahkan dia melupakan tujuannya dia hadir di hadapan Rocky. Kemudian, Rocky berhenti tertawa dan teringat akan kehadiran Sanha tadi yang membuat pertanyaan di benaknya.

"Woy, jerapah!" panggil Rocky pada Sanha. Orang yang dipanggil pun mendengus kesal dengan panggilan tadi. Sanha pun berbalik, memandang Rocky malas.

"Plis, hyung. Gue punya nama." jawab Sanha lemas.

"Gue tau. Btw kayaknya tadi lo mau ketemu gue, ada tujuan apa emang?" Rocky mengangkat salah satu kakinya, menyilang di atas kaki lainnya, lalu kembali meminum susu pisang tersebut.

When I Lost My SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang