11 -- will we lost the smile?

513 54 3
                                    

(Play the song for this part : Korean Dream - ASTRO)

- Biar enak, sambil baca ceritanya jangan lupa ya setel lagu yang udah aku saranin di bagian awal part. Untuk selanjutnya, aku bakal kasih rekomendasi lagu di setiap partnya. Enjoy the story! :) - by Author.





<><><><><><>

"Berani-beraninya lo masih ketawa kek gitu. Lo tu dulu baik banget, Jaehyun! Sekarang kenapa lo berubah?!" teriak Doyeon.

Jaehyun tidak menjawab apapun setelah Doyeon mengatakan hal tersebut. Dia justru menundukkan kepalanya. Doyeon masih merasa ada sesuatu hal lain yang direncanakan oleh Jaehyun diam-diam.

"Lo punya kuping ga sih?!" mendengar ucapan Doyeon, Jaehyun kembali manatapnya. Lagi-lagi dengan senyum licik khasnya.

"Lo gatau apa-apa, Doyeon. Ini baru permulaan."

Semua kalimat yang diucapkan Jaehyun benar-benar membingungkan. Itu semua membuat Doyeon tidak bisa mengelola antara pikiran dengan emosinya saat itu. Belum lagi dia harus segera membawa Rocky pergi dari gedung pabrik tua itu secepatnya.

"Gue ga peduli ini semua permulaan atau akhir bagi lo. Gue cuma mau lo berhenti ganggu sodara-sodara gue mulai dari sekarang!" tegas Doyeon pada Jaehyun.

"Terserah. Gue juga ga peduli tentang lo, Doyeon. Gue cuma mau balesin dendam ayah gue, dan justru lo jadi penghalangnya," perlahan Jaehyun berjalan mendekati Doyeon. Doyeon pun melangkah mundur, tatapannya tetap menatap Jaehyun tajam.

Entah mengapa perlahan keberanian dalam diri Doyeon mulai memudar. Awalnya dia sangat yakin, namun perlahan rasa itu berkurang setelah dirinya menatap langsung mata tajam Jaehyun pada jarak yang semakin dekat. Seolah ada jiwa lain dalam diri Jaehyun yang membuat Doyeon merasa takut untuk melihatnya.

Jaehyun terus berjalan mendekati Doyeon. Sampai akhirnya, Doyeon terpojok diantara barang-barang tua. Dia hendak melarikan diri, namun dengan cepat kedua tangan Jaehyun menghadang Doyeon sehingga dia tidak bisa lari lagi kemanapun.

"Lo nantang gue? Pftt, cewe cantik kaya lo sia-sia ngabisin waktunya cuma buat nyelametin cowo yang udah jelas ga berguna sama lo," lagi-lagi Jaehyun terus memaki tentang Rocky dihadapan Doyeon.

"CUKUP! GUE GAMAU DENGER ITU LAGI!" teriak Doyeon sembari menutupi kedua telinga dengan kedua tangannya.

"Sekarang waktunya lo harus pergi. Jangan pernah ganggu gue lagi," bisik Jaehyun perlahan.

Jaehyun memasukkan tangan kirinya ke saku jaketnya, dia mengambil sesuatu dari jaketnya. Rupanya yang dia ambil adalah sebuah pisau. Jaehyun mengarahkan pisau ke arah Doyeon yang hanya bisa menutupi kedua telinganya sembari mejamkan mata.

"Gue pasti bakal mati, maafin gue Rocky oppa.." ucap Doyeon dalam hatinya.

Tidak ada rasa sakit, tidak ada rasa tusukkan, Doyeon masih merasa bahwa dirinya baik-baik saja. Perlahan sembari mengumpulkan keberanian dirinya Doyeon membuka kedua matanya. Dia masih hidup. Akan tetapi, kenapa Jaehyun tidak menusuknya?

Doyeon terus membuka kedua matanya perlahan hingga dia kembali melihat apa yang ada dihadapannya. Sontak Doeyon benar-benar terkejut. Jaehyun telah tersungkur di lantai dengan bekas luka tusuk di bagian perut sebelah kirinya. Doyeon masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Jaehyun tampak merintih memegangi bekas tusukkannya.

Tiba-tiba saja seseorang menggenggam tangan Doyeon dan menariknya untuk pergi. Doyeon yang tidak siap pun terpaksa ikut berlari dengan orang itu pergi meninggalkan gedung pabrik tua itu dengan cepat.

When I Lost My SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang