12 -- are you sure about that?

307 41 6
                                    




"Oh, iya bener! Gue inget sekarang! Lo itu si Kim Moonbin itu kan? Yang sering ganggu gue di kantin itu kan? Akhirnya gue inget banget sekarang," dengan percaya dirinya Suyeon terus menceloteh tentang Moonbin seolah dia tahu segalanya.

Di samping itu, Moonbin dan Yeoreum hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah aneh Suyeon itu. Kalau boleh jujur, saat itu juga Yeoreum merasa malu dan menyesal telah membawa Suyeon keluar. Belum lagi pada akhirnya bertemu dengan orang yang dikenali oleh Suyeon.

"Plis deh, mau sampe berapa kali gue ngingetin lo? Sejak kapan gue punya marga Kim hah? Nama gue cuma Moonbin! Moonbin aja gausa pake Kim, paham kan lo?" ucap Moonbin dengan kesal karena sudah sekian banyak kalinya orang lain – bukan hanya Suyeon – yang memanggil namanya dengan marga Kim.

"Oiya gue lupa. Tapi btw nama lo singkat, padat, dan jelas banget sih. Tambahin dikit kek biar ga kaku gitu," keluh Suyeon soal nama yang dimiliki Moonbin.

"Ya terserah emak gue lah! Mau nambahin Kim kek, Park kek, ato Mas muda ganteng kek, yang penting gue punya nama!"

"Eh kok lo ngamuk sih? Gue kan cuma nyaranin aja!" kesal Suyeon kembali.

"Lo tu ya bener-bener ngajak ribut orang. Dasar sewot lu," Moonbin sudah tidak bisa menahan semua emosi dalam dirinya lagi karena semua ucapan Suyeon yang menurutnya, sungguh sia-sia.

"Bener-bener lo ya! Gue itu.."

"STOP LO BERDUA!"

Sontak Suyeon dan Moonbin pun terkejut secara bersamaan. Rupanya, Yeoreum yang menyuruh mereka untuk berhenti. Terlihat dari raut wajahnya yang mulai memerah, tampaknya Yeoreum mulai kesal dengan perdebatan yang tidak dimengerti oleh dirinya sama sekali.

"Eh lo kenapa? Lo sakit? Mau gue panggilin ambulan?" lagi-lagi Suyeon mulai mengoceh dan terus menanyakan keadaan Yeoreum yang tampak kesal itu.

"Cukup. Gue ga sakit. Cuma.. dari tadi gue ga ngerti lo berdua ngomong apaan, dan lo siapa? Kenapa lo bisa kenal sama Suyeon hah?" tanya Yeoreum kepada Moonbin sembari menahan amarahnya agar tidak meluap.

"Oiya gue lupa ngenalin sama lo, hehe. Kenalin, dia Moonbin, temen gue waktu SMA. Dia tu musuh bebuyutan gue pas SMA. Sampe sekarang pun masih sama."

"HEH?!"

Moonbin membuka lebar matanya dan menatap Suyeon tajam. Suyeon justru membalas tatapan tajam Moonbin dengan muka julidnya. Di samping itu, amarah Yeoreum mulai mereda dan dia mulai bisa berpikir kembali dengan baik.

"Jadi lo temen SMA Suyeon?" tanya Yeoreum kembali pada Moonbin. Moonbin pun hanya mengangguk menanggapi pertanyaan Yeoreum.

"Btw kenalin gue Yeoreum, temen sekampus Suyeon," Yeoreum mengadahkan tangannya kepada Moonbin.

"Okey, gue Moonbin," Moonbin pun dengan senang hati menjabat tangan Yeoreum sekaligus memberikan salam.

Akan tetapi, saat itu juga tiba-tiba seolah waktu terhenti sejenak. Yeoreum merasakan sesuatu yang aneh ketika Moonbin menjabat tangannya. Dia pun menatap wajah Moonbin. Begitu juga dengan Moonbin, dia kembali menatap Yeoreum dan terdiam tanpa suatu kata pun. Seolah mereka melupakan waktu di sekitar mereka.

"Ekhemm.. udah kali jabat tangannya. Plis lah ya gue jomblo gausa ngadi-ngadi di depan gue."

Mendengar ucapan Suyeon barusan, sontak Yeoreum dan Moonbin segera melepaskan jabat tangan mereka. Diam-diam Suyeon tertawa kecil melihat Yeoreum dan Moonbin yang seketika tampak salah tingkah.

"Udah deh pulang yuk, Yeoreum. Dah makin malem nih," ajak Suyeon pada Yeoreum.

"O-oh? Ah iya oke," jawab Yeoreum dengan terbata-bata.

When I Lost My SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang