16 -- let me go far away

455 48 30
                                    




"Sejujurnya, aku ingin membiarkan mereka semua hidup bahagia. Layaknya angin, mereka bisa bebas pergi kemanapun juga. Mereka dapat melewati apapun celahnya. Aku hanya ingin mereka mendapatkan apa yang seharusnya mereka inginkan. Biar ku ambil semua hujan kalian, lalu kudatangkan pelangi untuk kalian di sana."


<><><><><><>


Sebuah tempat luas, kini ramai dihadiri banyak orang. Ruangan ini tampak indah dihiasi dengan banyak karangan bunga. Tapi, tidak dengan suasana nya. Duka cita menyelimuti seluruh isi ruang yang dipenuhi banyak orang dengan pakaian serba hitam.

Khususnya bagi kelima orang yang tengah berdiri di depan sebuah foto yang dikelilingi karangan bunga yang indah. Mereka yang masing-masing raganya berusaha menahan tangis dan merelakan kepergian orang yang mereka sayangi. Kepergian ini sangat tidak terduga membuat mereka syok dan kehilangan akal kembali untuk berpikir lebih baik.

Semua orang yang hadir berusaha menenangkan kelima saudara itu. Masing-masing bagian mengucap bela sungkawa, bahkan saling memeluk untuk memberikan semangat. Suatu hal yang terlihat dengan jelas bahwa masih banyak orang di luar sana yang masih peduli dengan mereka berlima. Entahlah benar atau tidaknya, yang jelas mereka berharap bahwa doa yang diberikan semua orang adalah doa yang terbaik.

Di sisi lain, Sanha, yang sejak kemarin terus menangis tanpa henti. Dia benar-benar sangat terkejut bahwa dirinya telah kehilangan kakak yang bisa dibilang paling dekat dengannya. Jinjin terus berusaha menenangkan Sanha, sesekali Jinjin membawa Sanha keluar ruangan untuk menenangkan diri sejenak.

MJ sebagai kakak tertua juga merasakan kesedihan yang amat mendalam. Sudah sejak lama MJ merasakan firasat buruk akan kehilangan salah satu saudaranya. Namun, dia tidak mengharapkan hal itu terjadi. Akan tetapi mau bagaimana lagi, jika Tuhan sudah berkehendak, manusia sudah tidak dapat berbuat apa-apa lagi.

Kini, MJ tengah terduduk di dekat dinding sembari mengusap wajahnya berkali-kali. Rasa frustasi yang menyelimuti dirinya belum kunjung hilang sejak kemarin. Dia masih tidak percaya akan apa yang dia hadapi hari itu. Kemarin benar-benar situasi nya sangat kacau.

Moonbin yang terus berteriak memanggil nama Eunwoo di lorong rumah sakit, Sanha yang tidak mau makan seharian, Jinjin yang kewalahan menenangkan kedua adiknya itu, semua itu menjadi beban pikiran MJ sekarang. Lalu, dimana Rocky? Sejak kemarin setelah mengantar Eunwoo ke rumah sakit, Rocky pergi tanpa berbicara apapun pada MJ maupun saudara nya yang lain. Hari ini, Rocky hanya datang sebentar lalu kemudian pergi lagi entah kemana.


~ ~ ~ ~ ~ ~


Proses pemakaman berlangsung dengan lancar. Satu persatu pelayat pergi meninggalkan makam. Hanya tersisa empat orang yang masih setia menunggu di dekat makam saudara mereka itu. Tidak ada suara, hanya deru angin yang berlalu, menyapu raga mereka yang tengah berusaha melawan emosi masing-masing.

"Hyung, m-maaf, Sanha ga sempet nemuin hyung.. San.. Sanha, hiks.. minta maaf.."

Sanha perlahan menundukkan kepalanya, berusaha untuk tetap kuat menerima kepergian Eunwoo. Jinjin dan Moonbin mendekati Sanha sembari menenangkan nya. Sementara MJ hanya berdiri sembari menahan tangis melihat ketiga adiknya yang sudah tidak tahan lagi untuk terus menahan emosi mereka.

Yang bisa mereka lakukan kini hanyalah terus berdoa, apapun yang sudah menjadi takdir, tidak bisa mereka rubah. Kejadian ini benar-benar membuat mereka sangat trauma. Bagaimana tidak, tiba-tiba saja mereka harus kehilangan salah seorang saudara yang sangat mereka sayangi. Mereka memang sudah menduga bahwa dia akan pergi karena penyakit yang diidapnya. Tetapi, mereka tidak menduga bahwa Eunwoo akan pergi sebab alasan lain yang membuat mereka semakin sakit hati.

When I Lost My SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang