9 -- hopes

415 57 13
                                    

Sebuah cahaya kecil perlahan mulai memasuki pandangannya. Hembusan angin di sekitarnya dapat dia rasakan. Suhu udara yang dingin mulai menyentuh kulitnya. Dia masih berusaha memperjelas pandangannya.

Perlahan padangannya semakin jelas. Cahaya putih yang silau masuk dengan cepat pada pandangannya. Dia melawan silaunya cahaya itu dan akhirnya dapat melihat dengan jelas sumber cahaya itu. Sumber cahaya tersebut rupanya berasal dari lampu yang tergantung di langit-langit.

Dia melihat ke sekeliling perlahan. Dia menyadari bahwa dirinya sedang terbaring di sebuah ranjang. Pandangannya beralih pada objek lain, yaitu infus jarum yang ada pada tangan kanannya disertai label nama 'Park Minhyuk' di pergelangan tangannya.

Juga tak luput dari pandangannya, ada seseorang yang tertidur di samping ranjangnya. Kepala orang itu terlungkup pada ranjang yang membuat wajahnya tertutup. Perlahan dirinya mencoba menggerakkan tangannya walau dia merasa tubuhnya masih mati rasa.

Namun, dia akhirnya berhasil menggerakan tangan kanannya perlahan. Dia berusaha menyentuh kepala orang yang tertidur tersebut. Disentuhlah kepalanya, lalu mengusapnya perlahan.

"Hyung.." panggilnya pada orang yang tertidur itu. Sama sekali tidak ada respon, sepertinya suaranya masih terlalu lemah untuk memanggil orang itu.

"Jinjin hyung.." dia kembali memanggil orang itu.

Dan akhirnya ada sedikit respon, orang itu menggerakkan kepalanya namun kembali tertidur. Karena tak kunjung bangun, dia mencoba mengetukkan jarinya pada kepala orang itu. Alhasil, orang itu terbangun dan mengangkat kepalanya. Orang itu tampak mengucek kedua matanya.

"Eung.. lo dah bangun.." ucap Jinjin pelan. Sepertinya Jinjin belum sepenuhnya sadar dari tidurnya.

"Hyung," Jinjin pun merespon panggilan tersebut dan dengan cepat dia pun tersadar.

"Eh, Rocky? Lo dah sadar?" tanya Jinjin dengan penuh semangat. Rocky pun melemparkan senyum kecil pada Jinjin sembari mengangguk-anggukkan kepalanya.

Jinjin tampak sangat bersemangat dan bahagia. Rocky senang melihat keadaan Jinjin yang demikian. Namun, dia masih memiliki beberapa pertanyaan yang ada di benaknya.

"Akhirnya Ky, lo sadar juga. Gue khawatir banget sama lo, gue juga capek nunggunya. Sumpah gue hampir nyerah," ujar Jinjin pada Rocky.

Rocky mengerutkan dahinya, dia tidak tahu apa maksud dari perkataan Jinjin. Mengapa Jinjin bisa sampai ingin menyerah seperti itu, itulah yang menjadi pertanyaan Rocky.

"Kenapa? K-kok nyerah?" tanya Rocky lemas. Dia berusaha untuk bertanya lebih lanjut pada Jinjin.

"Lo itu koma sampe 5 hari. Dari sejak terakhir lo sadar pas di rumah, kan sampe rumah sakit lo ga sadar tuh. Nah sejak itu sampe 5 hari berikutnya lo ga sadar. Makanya gue khawatir banget sama lo. Gue bener-bener gatau harus apa Ky," ujar Jinjin.

Rocky pun terkejut mendengar tuturan Jinjin. Berarti sudah 5 hari dia tidak sadarkan diri? Waktu itu cukup lama. Maka tak salah jika Jinjin terlihat sangat bahagia ketika melihatnya bangun dari tidurnya yang panjang itu.

"Terus, hyung.. gimana?" tanya Rocky kembali pada Jinjin.

"Ya jelas gue khawatirnya bukan main lah. Lo tidur lama banget kek gitu, gimana gue ga khawatir coba. Bahkan gue bela-belain begadang, siapa tau lo sadarnya tengah malem," ucap Jinjin yang tampak seperti mengeluh pada Rocky.

"Bukan lo hyung.. Eunwoo hyung gimana?" ucap Rocky datar.

Jinjin seketika pun merasa kecewa. Dirinya terlalu percaya diri. Dan dia justru menyalahkan Rocky dalam hatinya, karena Rocky tidak dengan jelas menanyakan pertanyaannya.

When I Lost My SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang