— Lia
Siapa sih, yang tidak mengenali seorang Rendi Wijaksono? Gak ada. Hampir semua orang yang hidup di Universitas Garuda Bakti pasti mengenali dia. Aku bisa ngomong begini karena Rendi adalah seorang Wakil Ketua BEM di kampusku. Yakali dia gak di kenal.
Oke, jadi pertemuan pertama ku dengan Rendi terjadi dua tahun lalu;
Pada saat itu, aku yang sedang mengerjakan makalah di perpustakaan di buat terkejut dengan kedatangan sahabatku yang tiba-tiba.
"Liyana!" Panggilnya keras yang membuat aku meringis, tak lama meringis lagi kala Penjaga Perpustakaan menatap ku dan sahabatku ini dengan matanya yang tajam.
"Jangan keras-keras ih Ra. Perpus ini." Tegur ku, mencubit lengan kurusnya pelan.
Sedangkan sang tersangka yang membuat kami mendapatkan tatapan mengerikan dari Penjaga Perpus itu memberikan cengiran manis, yang sejujurnya membuat aku gemas karena matanya juga ikut menyipit. "Hehehe, maaf, Li. Terlalu bersemangat gue tadi."
Aku memutar iris malas membuat Jira; sahabatku menahan tawanya. "Semangat katanya," Aku mencibir, kemudian tawa Jira tersembur dengan pelan. "Kenapa, Ra? Tumben banget kamu mau kesini. Biasanya juga ogah-ogahan."
Jira terkekeh, memeluk lengan ku dan menyandarkan kepalanya di bahu ku. "Li, temenin gue yuk. Main sama Jeno."
Aku menyerit, tidak faham apa maksud gadis ini. "Jeno? Ngapain? Mau jadiin aku nyamuk?"
"Dih, enggak. Suudzon nih si Ibu." Jira tergelak pelan, "Gak sama Jeno doang sih. Tapi sama Haris, Ryan, Rendi, Narendra juga."
Aku terdiam seraya berfikir, bagaimana ya? Aku sebenarnya ingin ikut karena makalah yang sedang aku kerjakan ini sudah membuat kepalaku berasap jadi aku butuh hiburan sedikit. Masalahnya, aku tidak mengenal dekat dengan nama-nama yang disebutkan oleh Jira tadi. Oh, kecuali Jeno. Karena kita satu fakultas dan kadang sering mendapatkan kelas bersama.
"Gimana?" Tanya Jira lagi, "Mau dongg ya??"
"Kok tumben?" Aku kembali fokus pada laptop ku. "Biasanya juga kan kamu sering main sama mereka. Tanpa di temenin. Kenapa tiba-tiba minta di temenin aku gini?"
"Yaa, gue bosen soalnya." Jawab Jira yang tampak cantik hari ini dengan rambutnya yang dia gerai. "Mereka kalau kumpul bahasnya selalu yang gue gak ngerti. Kalau ada lo 'kan seenggaknya gue ada temen ngobrol gitu loh, Li."
"Kenapa gak kita berdua aja yang main keluar?"
Jira tampak berfikir membuat aku tertawa kecil, "Ih, Li. Masa lo gak ngerti .. kan sekalian gue bareng sama Jeno. Hehehe."
Hmmm, aku mengerti. Memang susah sih ya kalau mempunyai pacar sibuk. Pasti Jira dan Jeno susah payah mencocokan waktu mereka berdua di karenakan Jeno yang sibuk sebagai Ketua BEM sementara Jira yang sibuk sebagai Ketua UKM Seni Teater.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kala Merindu
Fiksi PenggemarYejira Hanindia Nazilla (Jira) Yang suka pening kalau ngeliat Jeno keringetan abis manggung. Liyana Maharani Atmanegara (Lia) Gemes sama tingkah sok cuek dan gengsinya seorang Rendi. Athaya Sofia Clarine (Sofi) Paling tahan sama sikapnya Haris dan p...