Enemy

717 137 22
                                    

— Yejira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yejira

Bandung, 2020.

Ada satu pertanyaan yang selalu terlontarkan oleh temen-temen SMA ku kalau aku lagi reunian sama mereka. Yaitu;

"Gimana bisa Jira langgeng sama si Jeno anjir, padahal dulu mereka terlibat perselisihan."

Ryan yang di sebelah ku ikut berceletuk, "Ilah mentang-mentang anak sastra bahasanya beda bener."

Aku dan Jeno hanya bisa tertawa-tawa saja mendengarnya. Tak bisa mengelak, karena yang mereka katakan itu benar.

Jadi, dulu hubungan aku dan Jeno itu gak bisa di bilang baik-baik aja. Ada aja yang aku dan Jeno selalu ributin setiap harinya. Entah hal sepele, sampai hal penting sekali pun.































Bandung, 2016.

"Ih, Jira! Jeno ngechat gue, seneng banget!"

Tapi ya, namanya juga hidup, pasti ada aja kan ya cobaan. Salah satu cobaan di hidupku ya ini. Ketika sahabat ku di SMA ini, Siyeon itu dengan kampretnya suka sama Jeno.

Hih. Aku dulu suka kesal sama Siyeon kalau yang udah di chat sama Jeno kayak orang gila, suka loncat-loncat, senyum kayak kesurupan, bahkan memeluk tubuh ku kelewat erat.

Aku menanggapinya dengan ogah-ogahan, "Chat apa?"

"Dia nanya nih, katanya 'Kamu udah makan belum?' gitu Ra! Yaampun Jeno manis banget sihhh."

Aku merotasi iris dengan malas, ya ilah Yeon. Kalau kamu cuma gara-gara di chat gitu doang seneng, aku rela bikin ribuan akun LINE cuma buat chat kamu begitu!

Bukannya apa ya. Aku itu memang udah kepalang kesal sama Alfareza Jeno Naufal. Sikapnya itu loh, sok ganteng, sok pinter, sok jadi pahlawan kesiangan buat cewek-cewek lainnya.

Aku sampai berdoa setiap malam kalau jangan sampai pacarku dan jodoh ku itu Jeno.

"Ra, lo jangan gitu dong." Ku temukan Siyeon yang merengut, menggoyang-goyangkan lengan ku pelan. "Lo boleh benci sama Jeno, tapi kan—"

"Iya ah, paham gue." Serobot ku dengan sedikit kesal, "Dahlah mau kantin gue. Ikut gak lo? Siapa tau mau ngapel."

Siyeon lalu menyengir, menggeleng pelan. "Gak deh, katanya dia mau sebat sama temen-temennya jadi larang gue buat datengin dia."

Aku ber-oh ria, kemudian bangkit dari duduk seraya merapihkan rambut yang terasa sedikit acak-acakan. "Yaudah. Gue kantin dulu."

Selain karena sikapnya Jeno yang sok membuat aku kesal, ketidakjelasan hubungan sahabatku Siyeon dan Jeno adalah alasan lain mengapa aku kesal sekali dengan makhluk Tuhan yang satu itu.

Kala Merindu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang