— Ayu
Kalian pasti percaya padaku bahwa Narendra adalah orang yang sangat random. Apalagi kalau sudah cengar-cengir, makin keliatan randomnya. Beneran.
Contohnya hari ini, di hari minggu yang indah ini aku sudah merencanakan bahwa aku akan me time. Maskeran, memakan cemilan yang baru aku beli kemarin, dan menonton beberapa film di appart-ku. Terdengar menyenangkan bukan?
Dan sebagai pacar yang baik, aku sudah izin pada Narendra untuk mungkin tidak mengabarinya seharian. Memang harus seperti itu, kalau tau-tau aku menghilang cowok itu akan mengomeli ku dari A sampai Z lalu dari Z ke A lagi.
Pesan ku hanya di baca, ku fikir dia setuju dan membolehkan. Namun saat ingin menyeduh maskerku, bel appart-ku berbunyi. Guess who?
Narendra Kafka Jaemin.
Aku tentu memasang wajah datar begitu menemukan wajahnya yang sedang menyengir begitu menyebalkan. "Assalamualaikum, Mbak. Paket."
"Waalaikumsalam," Jawab ku segera, astaga kenapa aku ingin sekali menjitak kepalanya itu. "Lo tuh ngapain sih kesini?"
"Salah emang ke tempat pacar sendiri?" Naren malah balik bertanya, masuk begitu saja ke dalam. "Widih banyak makanan!"
Aku mencebik, menghentakkan kaki kesal karena Naren sudah duduk nyaman di sofa dan mengambil satu cemilan favoritku. Aku dengan sangat terpaksa menutup pintu, menyusul untuk duduk di sampingnya.
"Na, lo tau gue 'kan mau me time." Kataku memelas, Naren jutsru terkekeh.
Tangannya tergerak untuk menguyel-uyel pipiku. "Lucu bet ah. Dah sana lo ambil tas kita jalan."
"Tapi—"
"Kagak ada tapi. Udah." Naren mendorong-dorongku pelan agar aku bangkit dari duduk. "Di jamin lo gak bakal nyesel. Seratus persen terjamin."
"Demi?" Tanya ku, melihat Naren mengangguk dengan yakin membuat aku sedikit terpengaruh. Maka dari itu akhirnya aku mau bangkit masuk ke kamarku untuk mengambil tas yang sudah ku isi dengan ponsel dan dompet.
"Udah? Gak mau dandan?" Tanyanya saat aku sudah keluar dari kamar. Aku menggeleng, mengenggam lengannya yang menggantung bebas. "Kuy."
Aku tidak tahu ekspresi apa yang harus aku keluarkan saat ini. Entah ingin tertawa, kesal hingga ingin menjitak kepala Naren, atau bingung.
Iya bingung. Karena Naren malah membawaku ke tempat restoran seafood sederhana yang sedang sangat ramai.
"Lo .. mau kita makan di sini?" Tanya ku, menatap wajahnya yang terlihat tenang. "Bukannya gak mau, tapi Na, lo tau kan gue lagi males makan ini dari kemarin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kala Merindu
FanfictionYejira Hanindia Nazilla (Jira) Yang suka pening kalau ngeliat Jeno keringetan abis manggung. Liyana Maharani Atmanegara (Lia) Gemes sama tingkah sok cuek dan gengsinya seorang Rendi. Athaya Sofia Clarine (Sofi) Paling tahan sama sikapnya Haris dan p...