Angin malam tak henti menerjang tubuh atletis itu.Arsen sedang duduk di balkon kamarnya seorang diri.
Wajahnya tak pernah berubah, selalu datar dan dingin. Arsen menatap lurus ke depan dengan tatapan
tajam. Sikapnya yang dari dulu dingin bertambah dingin dengan kejadian seminggu lalu. kejadian antara
dirinya dengan dara. Pikirannya selalu di hantui dengan rasa bersalah. Ia selalu memikirkan dara. sudah
sering kali ia menepis pikiran itu tapi hasilnya nihil, ia pasti akan memikirkan dara.“ aaarrkkk...” arsen mengusap rambutnya gusar.
Arsen bodoh. Ia merutuki dirinya sendiri atas kejadian seminggu lalu. Kenapa bisa kecolongan gini sih,
pikir arsen. Niatnya cuman nolong malah dapet sial. Di tambah lagi seminggu ini arsen tidak melihat dara di sekolah, itu membuat pikirannya kemana-mana. Arsen takut dara kenapa-kenapa. Tunggu! Arsen
mengkhawatirkan dara? ahh gak mungkin, gak penting sekali bagi arsen.Arsen masuk ke club senio. Bukan untuk bersenang-senang, tetapi untuk mengecek laporan keuangan
clubnya. Yaa, club itu milik arsen, nama club itu pun nama arsen, walaupun senio bukan arsenio. Saat
sudah mengecek laporan keuangan, ia ingin berkeliling sebentr di club dan setelah itu ia pulang. tapi
saat ia sedang menyusuri club, ia melihat dara yang sedang di ganggu oleh seorang pria. Arsen mencoba
untuk mengacuhkannya, tetapi ia tak bisa. Akhirnya ia menolong dara.BUGHHH....
Arsen memberi bogem mentah di muka pria tersebut hingga tersungkur, pria tersebut berdiri tanpa berkata apapun sambil menatap tajam arsen dan di balas oleh arsen dengan tatapan mematikan.
Akhirnya pria tersebut pergi sambil melirik dara sekilas. Semua terjadi begitu saja. Setelah dara dan dirinya meminum minuman itu.
“ arsen..hiks...” arsen mendengar suara orang memanggil namanya sembari menangis. Namun ia
hiraukan. Hanya halusinasi pikirnya.“ ARSENN....” pekik orang itu lagi sembari memukul tubuh arsen.
Arsen mengerang karna merasa tidurnya di ganggung seseorang. Ia menguap dan mengucek matanya
yang masih di serang oleh kantuk. Perlahan arsen membuka mata dan terkejut melihat ada seorang
wanita di apartemennya. namun tetap saja ekspresi yang di tunjukan arsen datar seperti tembok.
Sungguh pandai sekali pria ini menyembunyikan ekspresinya.“ LO APAIN GUA SEMALEM HAA?.. HIKS...” tanya dara memekik di posisinya sembari menutup tubuhnya yang polos.
Arsen hanya diam menatapnya dan memperlihatkan ekspresi yang tetap datar, namun matanya mengisyaratkan ke khawatiran yang amat dalam. Arsen juga bingung apa yang telah terjadi antara mereka.
“ HEH ARSEN GUE TANYA. LO APAIN GUE SEMALEM? “ pekik prustasi dara dengan tangis yang semakin
mengencang.“ gak tau “ jawab enteng arsen dengan wajah datar. Arsen sudah berulang kali mengingat semalam ia
melakukan apa dengan dara, namun nihil. Ia tak mengingat apapun.“ UDAH GILAK LO ARSEN “ pekik dara lagi dan dara berdiri sambil menutupi badannya dengan selimut untuk memunguti pakaiannya yang berserak di lantai lalu masuk ke dalam kamar mandi.walaupun ada
bagian badannya yang perih.Arsen masih mematung di tempat. Ai bingung harus bagaimana sekarang. Otaknya tak mau di ajak bekerja sama. Ia mengingat kembali perkara semalam pun tak ada gunanya.
Suara pintu terbuka. Dara keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkap. Tanpa melihat arsen, dara
langsung pergi meninggalkan apartmen arsen dengan mata yang bengkak.Suara pintu di ketuk membuyarkan lamunannya.
TOK TOK TOK....
arsen menoleh ke arah pintu, sudah terlihat seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik dan
akan selalu terlihat cantik di mata arsen. Wanita itu mama arsen, aneska. Anes berjalan ke arah balkon, tempat anaknya duduk.“ belum tidur bang? “ tanya mama arsen, arsen hanya melihat ibunya dan tersenyum. Lalu kembali
menatap lurus ke depan.“ Masalah apa bang? “ tanya mamanya lagi seakan tahu putranya ada masalah tanpa di beri tahu.
Arsen menoleh ke arah mamanya lagi lalu diam sejenak, bagaimana mama tahu pikir arsen.
“ gak ada ma “ ucap arsen lembut. Yaa arsen itu seperti bunglon, sikapnya yang dapat berubah. Ia akan
bersikap manis dan lembut kepada keluarganya, tetapi akan bersikap sangat dingin seperti di kutub
selain keluarganya.“ youdah gakpapa kalo gak mau cerita. Selesaikan dengan baik masalahnya yaa, dipikir dengan kepala dingin, jangan gegabah. Kalo kamu butuh di dengar, kamu bisa cari mama “ nasehat mamanya panjang.
Memang ikatan anak dan ibu itu kuat. Tanpa di beri tahu pun seorang ibu paham akan semuanya.
“ iya ma, makasih “ arsen memeluk anes. Nyaman, kata pertama yang arsen temukan.
“ iyaa “ anes mengelus rambut putra sulungnya dengan sayang.
“ youdah kamu tidur yaa, besok mau sekolah. Mama mau ke kamar adik kamu dulu “ anes melepas
pelukan putranya, dan beranjak keluar dari kamar putra sulungnya.Arsen menatap kepergian ibunya dan kembali menatap ke luar . arsen menghembuskan nafasnya kasar,
lalu masuk ke dalam kamar untuk tidur.Hohoho
Gimana? Masih garing yahh?
Tenang reader, abis ini siapin tisu yang buanyaakkk wkwkArsenio Adnan Cakrapati
Gimana?
Terpanah gak sama babang arsen?
Kalo aku sudah klepek-klepek sampe tulangku retak haha.Bay the way
Maaf yahh gak sesuai sama ekspetasi kalian reader tercintaku.Jangan lupa selalu follow aku
Ig @anisaputri285Tunggu part berikutnya 😚😚
KAMU SEDANG MEMBACA
arsen
Novela JuvenilGadis itu tak henti menangis di atas kasur yang entah milik siapa. Ahh bukan gadis, lebih tepatnya wanita. Hatinya terasa hancur melihat keadaannya saat ini. Badan polosnya tanpa busana ditutupi oleh selimut tebal dan apa ini? Seorang pria yang sang...