Gadis itu tak henti menangis di atas kasur yang entah milik siapa. Ahh bukan gadis, lebih tepatnya wanita. Hatinya terasa hancur melihat keadaannya saat ini. Badan polosnya tanpa busana ditutupi oleh selimut tebal dan apa ini? Seorang pria yang sang...
Sudah 3 minggu berlalu. Dara masih saja murung, tak seperti biasanya. Dara yang selalu tersenyum dan dara ramah sudah hilang. Teman sekelas dara pun heran karna sifat dara yang berubah 180 derajat.
Sahabatnya sudah bosan menanyakan ada apa dengan dara. dara selalu saja bilang bila dirinya baik-baik saja. Kenyataannya dara hancur, sangat hancur.
Kini mereka sedang di kantin untuk mengisi perut yang sudah keroncongan. Namun dara hanya membeli minum. Enggan untuk makan. Minumannya pun hanya di aduk-aduk tanpa niat untuk di minum.
“ ra, lo tu kenapa sih? “ sudah sekian kali pertanyaan itu muncul.
“ lo masih gak terima kalo mama lo udah pergi? “ tanya nana akhirnya. Dara membeku mendengar pertanyaan itu. Dara sudah mulai menerima mamanya pergi walaupun sulit. Tapi masalah satu lagi sulit untuk dara lupakan apalagi ikhlaskan. Dara mendongak menatap nana.
Nana khawatir dengan pertanyaan sensitifnya. Namun mulutnya sudah gatak untuk menanyakannya kepada dara. dara mendongak menatap nana. Lalu ia tersenyum tipis.
“ terima gak terima, mama gue gak kan bisa hidup lagi. Jadi gue udah terima takdir “. Ucapnya mantap sambil tersenyum kecut.
Nana yang melihat ekspresi dara yang seperti itu menjadi tidak enak hati. Sepertinya ia salah bertanya.
“ gue ketoilet dulu “ pamit dara pada sahabatnya. Sahabatnya hanya menatap nanar punggung dara yang mulai menghilang.
“ elu sih pertanyaannya goblok banget “ ucap luna pada nana.
“ ya maap. Mulut gue gatel banget buat nanya itu. Lagian dara tu kenapa sih. Sikapnya beda banget sama dia yang dulu, padalah dia bilang udah terima mamanya pergi “ ucap nana.
“ yudahlahh. Kita gak usah tanya dara kenapa lagi. Kita juga udah berulang kali tanya dia kenapa, tapi tetep aja sama jawabannya “ usul kyla.
“ kini tugas kita hibur dia aja. Semoga aja dara berubah dengan sendirinya “ lanjut kyla. Dan di angguki oleh luna dan nana.
Lalu mereka beranjak untuk menyusul dara di toilet dan langsung balik ke kelas.
🌻🌻🌻🌻
Arsen sedang bersama sahabatnya di kantin. Tempat duduk mereka bersebelahan dengan tempat duduk dara. arsen mendengar semua percakapan mereka.
“ mama nya dara meninggal? “ tanya arsen pada sahabatnya. Mereka yang sedang makan langsung berhenti.
“ lah lo gaktau? Udah sebulan mamanya meninggal “ jawab awan lalu melanjutkan makannya.
“ pas lo gak masuk sekolah itu lohh. Hari itu mamanya dara kabarnya meninggal “ tambah raden.
“ emang kenapa lo nanyain mama dara ? “ tanya elang curiga. Tidak biasanya arsen menanyai tentang wanita. Arsenkan anti wanita.
“ gakpapa “ jawab arsen tenang meski ia kini sedang gelagapan.
Arsen mengingat sebulan lalu saat ia libur. Itu adalah hari arsen sangat malas untuk sekolah dan sorenya ia ke club miliknya.
Arsen baru sadar jika kejadian mereka itu hari dimana mamanya dara meninggal. Pantas saja dara nampak berantakan.
Arsen merasa orang paling jahat. Dalam sehari, ia telah menghancurkan orang yang sedang retak.
Ah !! ngapain juga gue mikirin dia, dia juga nikmatin kok malam itu, pikir arsen. Arsen bersikap seakan-akan tak terjadi apapun antara mereka.
Arsen beranjak dari tempat duduknya. Membuat sahabatnya mendongak menatapnya.
“ mau kemana lo anjir? Makanan Lo belum abis ini “ tanya elang saat melihat arsen berdiri.
" bolos “ jawab arsen sambil berjalan meninggalkan sahabatnya.
“ ah elah ntar aja, bakso gue belum abis ini. mubazir kalo di buang. Ntar bakso gue nangis “ jawab awan pada arsen.
Arsen tak memperdulikan ucapan awan, ia masih saja melangkahkan kaki menjauh dari kantin.
"Cihh kek gak punya telinga aja tu orang " jawab awan kesal karna Arsen mencuekinya.