Namjoonie's Besdey

581 77 1
                                        

Namjoon itu anak yang pintar. Ia sudah mampu menghafal nama-nama benda dalam bahasa inggris. Pelafalan katanya pun tepat. Kebanyakan anak seusianya, baru bisa menghitung 1 sampai 10 dan mengeja abjad. Saking pintarnya, ia sampai lupa kapan berulang tahun.

Kebetulan sekali, Namjoon saat ini tengah asik memainkan sebuah puzzle dengan Yoongi.

"Namjoon benar-benar tak ingat dengan hari ulang tahunnya sendiri?"

"Dia masih anak-anak. Untunglah dia lupa, aku akan mengirim kue ke sana secepatnya. Tolong alihkan perhatian Namjoon agar dia sibuk."

Sihyuk memutar bola matanya tak habis pikir.

"Heh, tidak perlu meminta. Namjoon itu anak pintar, ia sudah sibuk lebih dulu sebelum aku membuatnya sibuk."

Lalu terdengar kekehan dari telepon.

"Sebentar lagi orang tua anak-anak yang lain juga sampai. Tolong bukakan pintu belakang ya?"

"Kalau tidak ingat dia anakmu, kau sudah ku semprot tahu, tidak sopan sekali memerintah seenakmu."

"Kau mana tega~"

"Baiklah baik, baik. Jangan terlambat. Lalu, jika anak itu tiba-tiba ingin ke belakang bagaimana?"

"Bilang saja ada hantu atau sejenisnya. Pokoknya jangan sampai dia ke ruang tengah sebelum semuanya selesai."

"Iya baiklah. Kalau begitu cepatlah"

"Oke"

Sambungan itu terputus. Sihyuk keluar dari kamarnya dan segera berjalan menuju pintu belakang, sedikit membuka pintu dan memastikan jika anak-anak tak ada yang tahu.

Ia tergesa kembali menghampiri 7 jagoan kecilnya.

"Kalian sibuk sekali?" Tanyanya, namun tak ada yang memperhatikan.

"Hyuuuuung, puzzlenya jatuh!" Namjoon memberengut karena beberapa potongan mainannya tercecer tak sengaja.

Yoongi yang awalnya tengah membandingkan dua kepingan puzzle hanya mengangguk. Dengan perlahan tangan mungil dan pucatnya mengambilkan beberapa keping yang berada di lantai.

"Hati-hati." Ucapnya kemudian.

Namjoon tersenyum sampai lesung pipinya yang masih malu-malu muncul. Lalu pandangan Sihyuk teralih ke arah Jimin dan Jungkook.

"Yuuuuuung! Tata mam! Chimi mam! Kuki mam!"

"Iya Jungkook, mereka mam."

Jimin dan Jungkook juga akur.

"Benar Hyung, kalau Superman itu kan merah dan biru. Kalau Anpanman kita buat yang lain saja! Kalau beda kan bagus!"

"Iya Tae! Kalau Anpanman berbeda nanti orang-orang mudah kenal!"

Taehyung dan Hoseok pun tak kalah akur, mereka menggambar di satu kertas yang sama. Sementara Seokjin duduk tak jauh dari tempat yang biasa ia duduki.

Anak itu duduk rapi dengan majalah BT21 yang ia buka. Matanya berbinar melihat warna-warni yang berbeda tiap halaman. Sesekali kepalanya menoleh ke arah temannya yang lain. Nampak seperti seorang kakak yang memperhatikan adik-adiknya dari jauh.

"Tae, jangan makan krayonnya. Itu bukan makanan." Tegur Seokjin kala melihat Taehyung yang memperhatikan krayon tak berkedip.

"Ndak Hyung. Tae cuma mau tahu, ini warna apa? Kok ada dua yang sama?" Tanya anak itu sembari mengangkat dua krayon dengan warna mirip.

The DalbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang