Mahkota Bunga

437 68 13
                                        

Siang hari di halaman rumah, Yoongi mematai ibunya yang terlihat sedang sibuk membuat sesuatu dari balik pintu.

Ada beberapa bunga di dalam keranjang dan ada karangan bunga yang sangat cantik berwarna kuning yang sedang dibuat ibunya. Kaki-kaki kecilnya membawa Yoongi untuk duduk dan matanya dengan berbinar melihat apa yang ibunya lakukan.

"Eomma, Eomma sedang buat apa?"

"Eomma membuat mahkota bunga,"

"Untuk siapa? Yugi kan tidak pakai mahkota." Tanya Yoongi dengan raut heran.

Mama Min lantas terkekeh, ia menyempatkan diri untuk mengusap sayang kepala Yoongi lalu kembali merangkai bunga.

"Yoongi lupa? Ada tetangga baru hari ini, dia anak perempuan yang sangat cantik. Eomma ingin memberinya hadiah mahkota bunga."

"Tetangga baru?"

"Iya, kalian bisa berteman nanti." Tutur sang ibu tanpa tahu jika Yoongi menampilkan raut wajah tak suka.

"Tapi Yugi sudah punya teman Eomma,"

Mendengar jawaban Yoongi seperti itu, Mama Min menoleh. Ia mendapati sang anak yang sudah menatapnya tak terima.

"Tapi lagi, Yoongi bisa menambah teman lho."

Yoongi kembali menjawab dengan kepala menggeleng dan menunjukkan jari telunjuk kanannya yang bergerak ke kanan dan ke kiri.

"Tapi nanti tambah teman, Yugi harus ingat-ingat banyak nama dong. Kan lelah,"

Mama Min terkekeh, anaknya memang tipe yang tidak suka sesuatu bertele-tele. Tapi ia tak menyangka jika sampai seperti ini. Meski tahu jika tidak mau pasti nanti jika mereka bertemu Yoongi tak akan menutup diri.

"Harus diingat Yoongi,"

***

Sorenya saat Mama Min hendak mengajak Yoongi untuk mengunjungi rumah tetangga baru mereka, anak itu ternyata disibukkan dengan setumpuk tugas. Ia mengerjakan hitung-hitungan, menulis dan menggambar bersama Papa Min. Jadilah Mama Min hanya berkunjung sendiri serta membawa mahkota buatannya.

Saat sibuk memberi warna hijau pada gambar pohon di atas kertas, Papa Min tiba-tiba datang dan memberi tahunya sesuatu.

"Yoongi?"

"Iya Papa?"

"Besok sepulang sekolah, kita akan mengunjungi sekolah Jimin sebentar."

Mendengar nama Jimin, Yoongi menoleh penuh. Ia mendekati Papanya lalu menempel pada lengan kiri dan bertanya antusias.

"Kenapa Pa?"

"Besok Jimin berulang tahun, Taehyung dan Jungkook juga akan ada di sana."

"Ulang tahun?"

"Iya, bes—"

"Aduh! Yugi belum punya kado!" Pekik bocah itu dengan dramatis.

Papa Min menaikkan alisnya, ia paham jika Yoongi memang sedikit lebih melunak jika mendengar nama Jimin. Bahkan dibandingkan dengan anak-anak lain, Yoongi hanya akan benar-benar terlihat tulus ketika dimintai bantuan anak itu.

Pikirnya, mungkin Jimin adalah sosok adik yang menyenangkan dan sesuai tipe Yoongi.

Sempat terpikir untuk kembali mempunyai anak agar Yoongi memiliki adik yang bisa diajaknya bermain, tapi menurutnya dan sang istri 2 anak sudah lebih dari cukup. Lagipula Yoongi sendiri sudah pernah mendeklarasikan jika ia tak mau punya adik.

The DalbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang