Sihyuk hampir tidak pernah percaya dengan yang namanya hantu. Menurutnya itu hanya halusinasi seseorang yang tengah merasakan takut berlebihan terhadap sesuatu.
Dirinya selalu mengatakan untuk mensugesti diri agar berani di segala situasi.
Apalagi jika dikaitkan dengan mitos anak kecil yang mampu melihat sosok lain tak kasat mata. Sihyuk berani bilang bahwa imajinasi anak-anaklah yang membawa mereka pada halusinasi melihat sesuatu.
"Jiminie, sedang apa?"
Seperti hari ini, Sihyuk tengah menjaga Jimin. Anak itu bermain dengan tenang sendirian di pojok ruang tamunya. Beberapa mobil-mobilan dan boneka bebek, Jimin nampak berbicara seolah mengisi suara bebek-bebek itu.
"Aigoo, Jiminie pintar sekali."
Jimin dengan rapi menyusun boneka bebek dari yang paling besar di depan dan yang paling kecil di belakang. Lalu sebuah mainan bus seolah menjemput barisan bebek itu.
"Ngeeeeeng, tin! tin! ayo-ayo bebek masuk!"
Jimin masih asik bermain seolah tidak peduli dengan kehadiran Sihyuk di sana. Bahkan anak itu tak peduli ketika beberapa saat lalu Yoongi menghampiri dan mengajaknya bermain piano.
Ketika tangan-tangan mungilnya memindahkan boneka bebek ke atas bus mainan itu, tiba-tiba Jimin menatap Sihyuk lamat-lamat.
Hal itu tentu membuat Sihyuk bingung. "Apa apa Jiminie?" tanyanya.
Jimin kemudian menunjuk ke arahnya duduk.
"Papa jangan duduk di situ. Teman Jimin diduduki Papa nanti kempes." jawab anak itu.
Sihyuk tentu terkejut, ia langsung berpindah sedikit ke kiri lebih jauh. Dirinya pikir ada boneka atau mainan Jimin yang lain tanpa sengaja diduduki. Tapi tidak ada apapun di tempat bekasnya duduk.
"Mana Jiminie? tidak ada mainanmu di sini." ucapnya setengah kebingungan.
Jimin menjawab, "Ini mainan Jimin!" sembari menunjukkan boneka bebek kesayangannya.
"Bukan, teman Jimin yang bisa kempes Papa duduki di mana? tidak ada kok. Papa tidak mendudukinya." jelas Sihyuk.
Namun Jimin menepuk dahinya satu kali dengan ekspresi seolah merasa lelah.
"Teman Jimin bukan mainan, Papa."
"Hah?" Sihyuk tentu keheranan. Bukan mainan? lalu apa? teman-temannya yang lain bermain di tengah ruangan, dan tidak ada barang lain di sekitarannya duduk.
"Teman Jimin itu sangat keren dan hebat lho! tinggi seperti Papa tapi lebih tinggi teman Jimin! teman Jimin itu wajahnya keren seperti hyung-hyung di tv!"
"Oh? ya?"
"Iya! dia selalu temani Jimin kemana-mana." sambung Jimin dengan antusias.
"Selalu menemani Jimin kemana-mana?"
Sihyuk menghela napas, mungkin yang Jimin maksud memang bukan mainan atau sebuah barang. Tapi teman imajinasinya. Baiklah, Sihyuk paham sekarang.
"Ahh, benarkah? kalau begitu Papa minta maaf karena tidak sengaja menduduki tempat duduk teman Jimin. Papa dimaafkan tidak?" tanyanya.
Sihyuk pikir meladeni imajinasi anak kecil ada baiknya sekali dua kali. Jadi ia bertanya demikian.
Jimin pun terlihat mengangguk, anak itu menatap ke arah tembok. Di tempat sebelumnya Sihyuk duduk. Jimin tersenyum dan bertanya apakah Sihyuk dimaafkan olehnya?
Jimin seperti sungguhan berbicara dengan orang lain dan seolah lebih tua darinya. Dia memanggil temannya itu dengan panggilan hyung.
Tak lama Jimin mengatakan Sihyuk dimaafkan oleh temannya itu. Namun, karena rasa penasarannya yang tinggi, Sihyuk bertanya.
"Jiminie, teman Jiminie lebih tua dari Jiminie ya?"
"Iya! dia hyung! hebatkan!"
"Nama hyung Jiminie siapa?"
Sihyuk pikir Jimin akan memanggilnya dengan nama-nama yang lucu dan menggemaskan seperti halnya seorang anak menamai hewan peliharaan. Tapi begitu Jimin menyebutkan namanya, Sihyuk sedikitnya terkejut.
"Wonwoo-hyung!"
Nama yang terdengar tampan.
Dan, terdengar sangat tidak seperti anak kecil sedang berimajinasi.
Taehyung menamai boneka harimaunya dengan nama Tiger. Bahkan Yoongi yang beberapa tahun lebih tua darinya menamai pianonya Gigi.
Apakah mungkin Jimin akan tumbuh menjadi seseorang dengan pemikiran yang jauh lebih dewasa dibanding teman-temannya?
"Wonwoo-hyung?" tanyanya memastikan.
Jimin mengangguk. "Iya! dia hebat sekali Papa! pernah bilang dulu Wonwoo-hyung adalah pangeran lho! bajunya saja bagus sekali! tapi kata hyung yang bisa lihat baju bagusnya hanya Jiminie. Karena Jiminie hebat!"
Ya tentu hebat, imajinasinya sangat tinggi.
"Ahh dulu adalah pangeran."
"Tapi, kalau yang di taman itu namanya Jiminie lupa. Dia juga pakai baju pangeran lho!"
"Di taman?" tanya Sihyuk kaget. Teman imajinasi Jimin ada banyak?
"Iya, temannya Wonwoo-hyung. Dia...."
Sihyuk tidak memperhatikan saat Jimin kembali bercerita. Fokusnya saat ini adalah dua sosok yang baru saja ia ketahui sebagai teman imajinasi Jimin.
Di dalam rumah dan di taman. Apakah teman imajinasi tidak hanya datang saat anak sedang bermain? atau merasa senang?
Sihyuk masih ingat, cita-cita Jimin adalah menjadi seorang detektif. Dan dia ingin memakai kemeja berdasi. Bukan ingin menjadi pangeran dan memakai baju kerajaan. Jelas tidak ada sangkut pautnya antara imajinasi dan cita-cita anak itu.
Tapi sekali lagi, Sihyuk beranggapaan bahwa itu hanya imajinasi tinggi Jimin saja.
Sore hari saat anak-anak dijemput orang tua mereka, tinggalah Sihyuk sendirian. Ia sempat lupa dengan cerita Jimin siang tadi.
Sampai sebuah kejadian membuatnya bertanya-tanya. Ia seperti melihat seseorang yang berjalan di dapurnya. Ia pikir itu hanya ilusi sudut ekor mata. Tapi, saat Sihyuk hendak mengabaikannya, dari balik tembok seperti ada yang mengintip.
"Mataku lelah, atau aku terbawa suasana karena cerita Jimin?"
Sihyuk masih abai. Ia dengan santai mengelilingi isi rumah walaupun tidak semua lampu dinyalakan. Ruang tengah, ruang laundry, studionya, bahkan dapur sekalipun.
Ia kemudian duduk dan meminum kopi. Karena rasa penasarannya, Sihyuk mencoba mengintip dari balik jendela ke arah taman.
Tidak ada apa-apa. Lalu ia kembali mengecek dan lagi-lagi Sihyuk melihat seseorang seperti mengintip dari balik pohon mangganya di taman.
"Apa aku juga punya teman imajinasi?" tanyanya sendirian.
Kenyataan Jimin mengatakan mereka adalah teman masih membuat Sihyuk yakin, Wonwoo dan salah satunya adalah imajinasi. Tapi fakta Sihyuk yang merasa seperti diintip dan ia sendiri pun melihatnya sungguh membuat logikanya berputar-putar.
Hello
💜Lama tidak up di sini^^
Salam kangen dari mini bangtan ya nuna-nuna dan hyung-hyung-!!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dalbang
عشوائيKeseharian Papa Bang yang mengurusi tujuh anak lucu. Seperti apa sih kesabaran ekstra yang harus Papa siapkan? Kuy baca #53 zonanyaman #15 bangsihyuk #5 bangpd (Tercatat Minggu, 26 Juli 2020) ©Mina-noona