Melamar

857 79 0
                                    

14.00

Syaqila merapihkan alat-alat nya dan segera pulang ke rumah.

Selama perjalanan, Syaqila mengingat waktu bersama anak-anak tadi, membuat Syaqila merasa sangat bahagia bisa kenal dengan mereka.

Sesampai di depan rumah, Syaqila heran mendengar suara rame di dalam rumahnya,
membuat Syaqila penasaran, dan langsung masuk ke dalam rumah.

Ada tamu siapa ya, rame banget batin Syaqila

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh"

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, akhirnya yang di tunggu pulang juga" ucap Tamara Ummi Arvind.

Arvind batin Syaqila

"Ehh, ada Tante sama Om"

Syaqila langsung menghampiri mereka dan bersalaman.

"Kamu ganti baju dulu ya sayang, abis itu kesini lagi, ada yang mau dibicarakan"

"Baik Ummah"

Syaqila sangat penasaran dengan apa yang ingin dibicarakan, terlihatnya sangat penting sampai menunggu dirinya pulang.

Setelah ganti baju Syaqila langsung pergi keruang tamu.

"Udah sayang?"

"Udah Ummah"

"Gimana kabar kamu Qil? Tante udah jarang banget ketemu sama kamu"

"Alhamdulillah, Tan baik, Tante sama Om juga apa kabar?"

"Alhamdulillah, kami baik"

"Ko yang ditanya cuma Tante sama Om aja si Qil, Arvind nya gak di tanya?" ledek Zayyan Abinya Arvind.

"Mereka itu malu Bi, Karna mereka juga kan udah lama gak ketemu"

"Iyaa, ya Mi"

"Yaudah langsung aja ya, jadi gini Qil, Tante, Om, sama Arvind datang kesini karna ada maksud tertentu, Arvind ingin melamar kamu"

Deg
Jantung Syaqila merasa tidak aman, seperti ada yang menusuk nya, Syaqila terkejut dengan ucapan Tante Tamara yang ingin melamarnya.

"Melamar Tante?"

"Iyaa, kedatangan kami kesini ingin melamar kamu, Arvind menyukai kamu, dan Arvind mau kamu bertunangan dengan nya, agar kalian bisa saling menjaga, Arvind tidak mau kamu di ambil orang Qil, apa kamu bersedia?"

Syaqila menoleh kearah Ummah dan Abinya.

"Abi sama Ummah, gimana kamu aja Qil, apapun pilihan kamu, itu yang terbaik buat kamu, Abi sama Ummah gak mau paksa kamu" ucap Atqan Abi Syaqila.

Syaqila merasa bingung, apakah yang akan ia jawab, apakah ia harus menerima nya atau menolaknya.
Rasanya menolak tak tega, namun menerima nya juga tak kuasa.

Laki-laki yang bukan ia sukai, datang untuk melamarnya, membuat Syaqila merasa bingung harus bagaimana.

"Gimana Qil, apa kamu menerimanya?" tanya Ummi Arvind.

Syaqila pun menjawab dengan sopan.

"Jika memang itu yang terbaik, aku bersedia Tante"

Arvind yang mendengarnya, merasa senang dengan jawaban yang Syaqila katakan, membuat senyum terukir di bibir Arvind.

Wanita yang ia sukai, akhirnya akan menjadi pendampingnya.

"Alhamdulillah, kami senang dengarnya"

"Maaf Tante, apa ini tidak terlalu cepat? Karna Qila juga baru lulus kuliah, dan Qila mau membahagiakan Abi sama Ummah"

Tamara tersenyum dan mendekati nya.

"Qila, kamu tenang aja, karna ini hanya pertunangan dulu, kalo soal menikah, itu biar dibicarakan nanti, setelah Arvind sudah pulang dari pesantren, karna Arvind masih harus mengajar di pesantren 5 bulan lagi, setelah itu baru kami akan mempersiapkan pernikahan kalian"

Syaqila tersenyum, setidaknya masih ada waktu 5 bulan untuk menjalani nya, Syaqila bisa belajar untuk mencintai Arvind, dan melupakan seseorang yang sekarang sedang ia cintai saat ini.

"Baik Tante"

"Tante gak sabar pengen liat kamu jadi menantu Tante"

"Hehe, Tante"

Mereka mempersiapkan pertunangan yang akan di adakan bulan ini, mempersiapkan semuanya dengan tuntas.

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 15.00

Tamara dan Zayyan berpamitan untuk pulang.

"Na... Aku pulang dulu ya, nanti kita kesini lagi" ucap Tamara

"Iya Ra. Maaf ya kalo jamuannya tidak banyak"

"Gak banyak gimana, itu udah banyak ko kita aja sampe kenyang hahaha"

"Kamu ini dari dulu hobi bercanda aja"

"Hehe"

"Yasudah, kami pamit ya"

"Iyaa"

"Tante, Om, Arvind pamit dulu ya"

"Iyaa Arvind, hati-hati ya"

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh"

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"


SEBUAH TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang