Akad

418 51 1
                                    

Jam menunjukkan pukul 07.00

Syaqila sudah rapih dengan gaun pengantinnya dan menunggu akad yang akan segera di laksanakan.

Syaqila berada di kamarnya dan diapun belum melihat siapa calon suaminya, entah sedih atau senang yang ia rasakan, hatinya begitu sulit untuk menerima nya.

Ya Allah, kuatkan aku -batin Syaqila.

"Ankahtuka wazawwajtuka makhtubataka Syaqila Umaiza Almahyra binti  Atqan Ibrahim alal mahri _____ hallan"

"Qabiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, wallahu waliyu taufiq"

Deg...

Suara itu membuat Syaqila berhenti bernafas, Syaqila sangat mengenali suara itu, suara yang selama ini Syaqila kagumkan, namun Syaqila belum melihat siapa seseorang itu, apakah suara yang ia dengar adalah suara orang yang selama ini dia kagumi atau lain.

Ketika semua mengucapkan sah Syaqila dan Ummah beranjak dari kamar menuju halaman utama, Syaqila berjalan dengan gemetar melihat banyak orang yang sedang bahagia melihatnya, namun dirinya masih saja memikirkan seseorang yang sudah menjadi suaminya.

Syaqila menundukan wajahnya, dia pun belum siap untuk melihat laki-laki yang ada di depannya, laki-laki itupun menghampiri nya dan memberikan salam kepada Syaqila.

"Assalamualaikum, Ya Zawjatii"

Lagi-lagi Syaqila terkejut dengan suara lembut itu, lalu Syaqila menoleh ke arah laki-laki itu dan begitu terkejutnya Syaqila ketika melihat Salthan berada di depannya.

Salthaan -batin Syaqila

Syaqila pun masih terdiam menatap Salthan, dan Salthan tersenyum padanya.

"Qila, kamu ko diem terus, suami kamu mengucapkan salam sama kamu ko tidak di jawab" ucap Husna yang berada di samping Syaqila.

"Mmmm, wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, maaf"

"Ummah" ucap Syaqila penuh kebingungan.

"Iyaa sayang, hari ini kamu sudah sah menjadi istri Salthaan"

Ya Allah, apa ini hadiah yang Kau berikan untuk ku, aku bahagia Ya Allah, aku pikir aku tidak akan bahagia, ternyata Engkau memberikan hadiah yang jauh lebih baik dari harapan ku. -batin Syaqila.

Syaqila dan Salthan pun tersipu malu di saat mereka ingin berjabat tangan, Syaqila yang tidak pernah bersentuhan dengan lelaki dan kali ini harus menjatuhkan tangannya kepada suaminya.

Tangannya bergetar di saat menyentuh tangan Salthan, orang yang melihatnya tertawa bahagia melihat kekakuan kedua mempelai.

###

Jam menunjukkan pukul 20.00

Syaqila hanya terdiam di tempat tidur begitu pun dengan Salthan.

"Hmmm kamu mau makan?" tanya Syaqila memberanikan diri.

"Apa kamu tidak kelelahan?"

"Mmmm ngga ko, bukannya sudah kewajiban istri untuk merawat suaminya"

"Emangnya kamu mau masak apa malam-malam gini?"

"Kamu maunya apa?"

"Kita masak mie aja ya lebih mudah"

"Yasudah kamu tunggu dulu ya"

"Aku ikut"

Syaqila hanya tersenyum sambil berjalan ke arah dapur.

"Aku masih gak percaya kalo aku bisa menikahi perempuan sebaik kamu, aku bersyukur dan aku sangat beruntung bisa memiliki kamu"

Syaqila tersipu malu.

"Gausah senyum-senyum nanti banyak semut" ucap Salthan mencubit pipi Syaqila.

"Isss kamu"

Setelah mateng mienya mereka langsung makan sambil berbincang.

"Kamu gak ada niatan buat nyuapin aku gitu?"

"Emangnya kamu anak kecil" ledek Syaqila.

"Ko kamu gitu si, kita udah suami istri loh, masa masih malu-malu"

Syaqila pun memberikan suapannya untuk Salthan.

"Ciee kamu mau nyuapin aku"

"Iss ngeselin" Syaqila pun cemberut.

Salthan menghampirinya dan mencium keningnya.

Syaqila terkejut dan membuang muka merahnya.

Salthan hanya tersenyum melihatnya.

Ya Allah aku tidak bisa menyembunyikan rasa bahagia ini -batin Syaqila.

Setelah makan mereka langsung kembali ke kamar dan tidur.

"Assalamualaikum Ya Zawjatii yang cantik, tidur yang nyenyak ya" ucap Salthaan.

Syaqila tersenyum malu, rasanya benar-benar aneh ketika tidur ada seseorang di sampingnya.

"Wa'alaikumussalam, suamiku. Terimakasih sudah menjadi suami ku, aku sangat bahagia bisa menjadi istri mu"

"Sama-sama, aku jauh lebih bahagia bersamamu, yasudah tidur dek nanti kesiangan"

"Dek?"

"Iyaa adek, mulai saat ini aku panggil kamu dengan sebutan adek Humaira"

Syaqila tersipu malu.

"Kalau gitu aku juga bisa"

"Bisa apa?"

"Aku panggil kamu dengan sebu...tan— Habibi"

"Ko itu"

"Iyaa, yang artinya kesayangan" ucap Syaqila tersenyum.

"Emm, ternyata kamu orangnya romantis ya"

"Ihh ngga ko"

"Dasar kamu"

###

Jam menunjukkan pukul 02.00

Salthaan yang sudah terbangun dari tidurnya lalu membangunkan Syaqila untuk melaksanakan shalat malam.

"Assalamualaikum, dek bangun"

"Astagfirullah kamu siapa?"

"Dek ini kaka"

"Ya Allah maafin aku Sal, aku lupa kalo aku udah nikah"

"Kamu ini ko bisa lupa kalo udah punya suami"

"Maafin aku"

"Iya gpp, jawab dulu salamnya"

"Ohiyaa, wa'alaikumussalam"

"Yaudah bangun ambil wudhu kita shalat"

"Iyaa Habibi"

"Hmm" ucap Salthaan mencubit pipi Syaqila.

"Isss sakit tau"

"Uluuu maaf ya Humaira ku"

###

Jam menunjukan pukul 06.00

Syaqila sudah siap menyiapkan makanan untuk nya dan suaminya.

"Sekarang kamu udah jadi milik aku, hati-hati kalo lagi di luar, kalo mau keluar izin dulu sama kaka, jangan lupa selalu kabarin kaka"

"Iyaa Habibi"

"Hari ini aku yang antar kamu ke sekolah"

"Ko di antar?"

"Emangnya kamu masih mau jalan terus? Masa udah punya suami masih jalan kaki, nanti di bilang orang-orang suaminya tega" ledek Salthaan.

"Ihh, gak gitu ko"

"Yaudah makan dulu, abis makan aku antar kamu kesekolah"

"Yaudah sini aku ambilin kamu makanan nya"

Note:
Ya Zawjatii: Istriku
Yang belum tau artinya apa semoga bisa membantu hehe...
.
.
.
.
.

Follow Ig
@ssnurchyni0104




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SEBUAH TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang