Sahabat terbaik

520 57 0
                                    

"Qill, apa kamu udah bisa mencintai Arvind?"

Seketika Syaqila terdiam.

"Qill"

"Ko kamu malah tanya itu si"

"Yaa... aku penasaran aja, emang nya salah ya, aku tanya itu ke sahabat aku"

"Ngga ada yang salah si, cuma aku bingung aja kalo jawab soal itu"

"Kenapa harus bingung, hayo dong cerita sama aku, aku udah cape yaa, di ginihin terus sama kamu, dari dulu kamu kan gak mau cerita tentang laki-laki ke aku, kalo di tanya kamu lagi suka sama siapa pasti jawaban nya lagi tidak mencintai siapa-siapa, aku itu sebenarnya tau Qil, kamu itu lagi mencintai seseorang, aku itu tau banget gerak gerik kamu, tapi aku diam aja" ucap Sheva kecewa.

"Hemmm... iya deh, maafin aku ya, yaudah sekarang aku bakalan cerita semuanya"

"Beneran?"

"Hemm"

"Yaudah, jawab dulu pertanyaan yang pertama"

"Loh, berarti banyak dong pertanyaan nya"

"Iyaa dong, itu baru yang pertama"

"Ihhh kamu"

"Udah jawab dulu"

"Hemmm... jadi untuk sekarang aku it—"

Allahuakbar... Allahuakbar...

"Alhamdulillah, udah Adzan, yuu solat"

"Ihhhhhhhhh, terus pertanyaan aku gimana dong"

"Yaudah, nanti kan bisa"

"Huhhhhhh, nyebelin"

"Hahhahaa, oh iya, mau kamu dulu yang mandi atau aku dulu?"

"Aku gak bawa baju Qil"

"Terus apa guna nya aku"

"Hemm... kamu ini emang sahabat aku yang palinggggggg baikkkkk"

"Ihhh kamu"

"Yaudah, aku dulu ya"

"Yaudah kalo gitu kamu mandi di kamar mandi aku, nanti aku mandi di kamar mandi Ummah, supaya tidak menunggu lama"

"Yaudah deh iya, jangan lama-lama ya"

"Iyaaa"

Mereka pun mandi di waktu yang sama dengan kamar mandi yang berbeda.

-(Gak mungkin kan satu kamar mandi yang sama hahaha)

Beberapa saat kemudian, mereka sudah siap dengan mungkena nya untuk mengerjakan shalat berjamaah, dan Syaqila yang menjadi imamnya.

Setelah selesai, mereka langsung siap-siap ke rumah Sheva untuk meminta izin.

"Yaudah hayu" ucap Sheva.

"Kamu yakin mau ke luar seperti itu?"

"Emangnya ada apa Qil? aku sudah rapih ko"

"Yakin? coba bercermin dulu"

Sheva pun langsung bercermin, dan ketika bercermin Sheva langsung sadar bahwa dia lupa memakai cadar nya.

"Astagfirullah, cadar ku mana" ucap Sheva memegang mulutnya.

Syaqila hanya tertawa kecil.

"Ihh Qila, ko malah ketawa"

"Habisnya kamu si, pengen buru-buru terus"

"Aku kan gak tau"

"Yasudah pake dulu cadarnya"

"Bentar, aku lupa taronya dimana"

SEBUAH TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang