Not a honeymoon phase part 4

3.2K 253 9
                                    


Kiara kewalahan membawa kantong belanjaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kiara kewalahan membawa kantong belanjaan.  Dia bukan perempuan doyan belanja tetapi kalau ada  di Daisho yang harganya cuma 100 yen atau sekitar Rp 11.000  dia bisa kalap. Belum lagi ketika melewati drug store, Kokumin dan Daikoku, Kiara memborong produksi kecantikan. Tidak hanya titipan Priska tapi juga untuk dirinya.

"Tunggu, Wait... " ucap Kiara nyaris berteriak, ketika melihat pintu lift tertutup.

"Arigato," Kiara sedikit terengah berterimakasih pada pria yang membukakan lagi pintu lift. 

Tangan Kiara sibuk mencari kartu akses. Seluruh kantong belanja diletakkan di lantai dan  mengaduk-aduk tas selempang. Tanpa kartu akses dia tidak bisa memencet lantai tempatnya berada.

Pria yang berdiri di sampingnya masih sabar menunggu  lalu bertanya, " What floor?"

"Twenty, "ucap Kiara menempelkan kartu pada panel. Pria itu membantu menekan nomor lantainya. "Arigato," ucap Kiara sembari menganggukan kepala.

Baru kali ini Kiara bertemu dengan penghuni yang lain. Tampilannya sangat menawan  khas pria pecinta petualang. Pria itu menggunakan celana kargo, sandal gunung, t-shirt ditimpa kemeja lengan pendek. Di tangannya terhiaskan gelang-gelang kulit. Postur tubuhnya atletis dan tinggi,  walau tidak setinggi Christo.Kulitnya terbakar matahari. Kiara mendugan umurnya sekitar 37 tahun. Ada sedikit uban di antara  rambutnya cokelat kepirangan dan brewok di wajahnya.  Hidungnya sangat mancung khas kaukasian namun matanya kecil, dengan sedikit kerutan di sekitar mata, seperti orang Jepang umumnya. Pria itu sekali lagi menahan pintu lif ketika  Kiara kerepotan membawa kantong belanjaan keluar  lift. Sebelum pintu tertutup, Kiara melirik tombol yang dipencet pria itu. Lantai tiga puluh.

Christo pasti pulang malam lagi. Kiara  punya banyak waktu menghias kondominium. Dapur dia tambah  rak dan mangkuk, piring kecil yang cantik. Couple mug hadiah Natal dari Christo  Kiara meletakkan berdampingan dengan piring makan couple. Sebenarnya jumlahnya ada enam. Sisanya dia simpan di lemari. Ya,  anggap saja sebagai couple. 

Kamar tidur tak luput dari perhatian Kiara. Dia menghias  dengan figura, wadah-wadah kecil, aromaterapi, bantal kecil, dan sprei baru. Peta Jepang yang diberikan Christo, dipasang pada papan besar dan digantung di samping tempat tidur. Kiara memberi tanda dengan paku kertas merah pada kota yang ingin dia datangi; Kobe, Kamakura, Wakayama, Nagasaki, Saporro dan Okinawa. Paku hitam pada kota yang sudah didatangi; Tokyo, Osaka, Kyoto, Toyama, dan Tateyama Kurobe Alpine. Kiara melongok ke kamar Christo. Dia menambahkan keranjang baju kotor, rak kecil tempat menyimpan majalah dan buku.

Selesai membersihkan badan, Kiara mengecek email dari editornya sembari menikmati makan malam. Tumis daging yang kemarin dia masak untuk Christo masih enak dan dia panaskan. 


Ada pesan dari Bobby, editor di website Mindfull space, meminta tambahan dua  artikel kanker payudara yang deadlinenya besok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada pesan dari Bobby, editor di website Mindfull space, meminta tambahan dua artikel kanker payudara yang deadlinenya besok. Deadline dadakan itu makanan sehari-hari. Sebagai freelancer itu merupakan keuntungan tersendiri bila ada tambahan artikel dari yang sudah dijadwalkan. Tambahan pemasukan juga. Sayang saja, bayaran dari Mindfull space sering telat.  Bayaran dua bulan lalu belum juga cair. Kiara mengiyakan permintaaan Bobby sembari mengingatkan lagi soal fee yang  telat. Sebagai freelancer memang tidak bisa mengandalkan satu media sebagai lahan menulis. 

"Sorry, Kiara, budget kami terbatas.  Kita cuma pakai dua freelancer, aku belum bisa memakai kamu. Kontrak mereka sebentar lagi selesai nanti kau kasih kamu. Menjelang liburan panjang, kita akan butuh tulisan-tulisan traveling, " ucap Priska lewat video call.

Priska masih bekerja di Tepatkata News. Jabatannya  naik sebagai editor menggantikan Mbak Lana yang  naik jabatan sebagai editor in chief di  website entertainment  yang ditujukan untuk ibu rumah tangga. Pak Budiman tentu melihat potensi Mbak Lana yang jago gosip itu untuk memviralkan berita  receh yang cocok bagi emak-emak. 

"Kemarin aku liburan sama Christo ke Kyoto dan Toyama. Kalau butuh, bisa aku tulis, " Kiara bergumam.

"Liburan lagi? Christo itu royal banget sama kamu. Bikin sirik," tukas Priska.

"Dia berusaha banget bikin betah," ucap Kiara sembari menatap kondominium yang kosong. Malam sudah larut, Christo belum pulang dan dia tidak memberi kabar sama sekali.

"Kayaknya kamu enggak happy. Masa honeymoon udah lewat ,ya," tanya Priska.

"Masa honeymoon?" tanya Kiara tidak mengerti.

"Dalam pacaran itu ada masa honeymoon yang semua serba manis dan menyenangkan. Masa kayak gitu enggak bertahan lama. Kalian akan ketemu banyak kenyataan pahit dalam pacaran. Iya kan? Apalagi kamu tinggal di negeri orang, akan ditambah home sick juga."

Kiara menghela nafas. Masa honeymoon  bersama Christo berakhir terlalu cepat.

"Aku seperti orang enggak bersyukur banget.  Tinggal di kota sekeren Osaka, di kondominium tapi masih mengeluh. Christo selalu pulang malam. Aku jadi  parno."

"Kamu harus memaklumi Christo. Dia sedang menyiapkan pembukaan kantor baru. Pasti ribet. Kamu juga baru di Osaka, butuh penyesuaian. Cari banyak kesibukan biar enggak mati gaya. Kamu enggak mau jadi vlogger?" hibur Priska.

"Enggak pede. Aku enggak bisa ngomong spontan depan kamera, terus bawa tongsis ke mana-mana sambil ngomong sendiri, ketawa sendiri kayak orang gila."

Priska tertawa lepas, "Biar aja kayak orang gila. Sekarang udah biasa kayak gitu. Kalau kamu punya banyak subscriber, bisa dapat duit banyak. Mumpung di Osaka. Orang Indonesia kan paling senang kepoin kehidupan orang di luar negeri. Kamu bisa manfaatin kayak gitu."

"Ya, aku coba pikirin deh," ucap Kiara sebelum mengakhiri video call.

Kiara melirik ke arah gawai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kiara melirik ke arah gawai. Christo belum mengirim pesan. Kiara juga malas bertanya. Dia menatap  pemandangan malam Osaka yang cantik dari balkon. Sapuan warna kuning sepanjang jalan tol menyerupai selendang yang bergerak-gerak.  Gedung pencakar langit dengan lampu kuning, biru dan merah menghias langit Osaka yang tidak pernah beristirahat. Beberapa lampu balkon masih terang seperti balkonnya Masih banyak yang terjaga. Apakah mereka sendirian seperti dirinya?  Entah kenapa, barang kali ada setan lewat, pikiran melayang pada pria yang ditemui tadi sore di lift.

OSAKA Double  Trouble (completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang