"Eiji, maaf hari ini aku tidak belajar ke tempat kamu. Christo sakit," Kiara mengirim pesan singkat.
Kalau melihat daftar harian yang sudah dibuat seharusnya sore ini mereka belajar bersama. Kiara tidak tega meninggalkan Christo sendiri. Rutinitas hari ini terpaksa berubah. Kiara mengkonsentrasikan diri membuat tulisan dan mengedit video hasil jalan-jalan ke Tennoji kemarin. Satu berita menyenangkan datang. Miranti tertarik dengan tulisan Kiara. Editor itu meminta Kiara membuat tulisan perjalanan ke Toyama Kurobe Alpine.
Christo bangun menjelang makan siang. Walau wajahnya masih pucat, panasnya sudah tidak ada. Ketika berjalan juga tidak terasa sempoyongan. Dia langsung keluar kamar dan duduk di samping Kiara yang tekun di depan laptop.
"Udah enggak panas," ucap Kiara meletakan tangan di dahi Christo ketika pria itu duduk di sampingnya. "Kamu makan ya. Aku bikinin juice juga," ucap Kiara.
Christo mengangguk patuh. Bahkan Ibu saja tidak seperti ini ketika dia sedang sakit. Perhatian Kiara sungguh luar biasa. Christo menonton Kiara yang sibuk memanaskan makanan dan menyiapkan semuanya; sup ayam, tumis daging, nasi panas dan juice stroberi. Dia baru memperhatikan ada yang sedikti berbeda dari raut Kiara macam sedang memendam sesuatu. Christo merengkuh pinggang Kiara dan memeluknya erat-erat.
"Hei, kenapa?" tanya Kiara.
Christo tidak menjawab. Dia menghujani pipi Kiara dengan kecupan. Perasaan campur aduk memenuhi dada. Secuil kekhawatiran muncul bila Kiara sudah bosan menemaninya di sini. Dia masih butuh kehadiran Kiara melebihi apa pun. Kalau Kiara ingin pulang sebentar dan kembali lagi ke Osaka, dia bisa mengaturnya.
" Kamu betah enggak di Osaka?" mendadak Christo bertanya.
Christo teringat Kiara pernah berucap kenikmatannya sebagai jurnalis yang bisa bertemu orang banyak dan tidak hanya duduk di meja. Sementara di Osaka Kiara menghabiskan waktunya hanya di kondominium.
Kiara terdiam. Dia merasa ragu. Haruskan berkata jujur tentang kegelisahannya? Pantaskah dia curhat sementara Christo sedang sakit dan sibuk dengan tumpukan kerjaan, "Um, senang," ucap Kiara pelan.
"Kamu enggak pingin balik ke Jakarta?" tanya Christo khawatir.
Kiara mengusap anak rambut Christo," Kamu pingin aku pulang?" Kiara sengaja balik bertanya. Dari pertanyaan Christo mengindikasikan pria itu masih ingin Kiara terus di Osaka. Mata kecil yang menghipnotis itu menatap penuh harap.
"Aku nanya, kamu nanya balik," Christo menggigit bahu Kiara dengan gemas.Matanya kecilnya kembali menatap Kiara, tangannya mengusah-usap lengan Kiara.
Kiara tertawa pelan. Dia mulai menimbang. Dia sudah ada tambahan kerjaan dari Miranti. Dia juga bisa menyibukan dengan konten YouTube dan belajar bahasa Jepang. Kiara akan mencoba bertahan sedikit lebih lama.
"Aku sibuk hanya sementara. Setelah kantor resmi buka aku enggak akan sesibuk ini. Kalau kamu mau balik, kita bisa sama-sama ke Jakarta," ucap Christo lagi setelah beberapa saat.
KAMU SEDANG MEMBACA
OSAKA Double Trouble (completed )
Chick-LitCERITA INI BAGI MEREKA YANG SUDAH BERUSIA 18 TAHUN KE ATAS. MENGANDUNG BANYAK KONTEN DEWASA. Cerita ini merupakan sekuel dari Osaka Breat tetapi bisa dibaca secara terpisah. SPOILER: Cerita ini hanya akan dipublish sebagian ya. Sisanya akan diter...