Kiara masih belum menemukan cara untuk mengalau rasa kesepian. Mencoba curhat dengan Christo agak sulit. Waktu mereka bertemu sangat sedikit. Hanya pagi hari atau malam sebelum tidur, kadang Christo pulang sudah terlalu lelah. Kiara tidak tega membebani pacarnya dengan masalah cemen seperti ini. Dia tidak mau jadi perempuan cengeng.
Teman curhat hanya Priska tetapi dia tidak bisa menganggu terlalu sering. Satu-satunya tempat pelarian adalah Eiji.
"Banyak keuntungan jadi freelancer. You are the master of your life. Tidak terjebak dalam rutintas apa pun," ucap Eiji.
Eiji pria pencinta kebebasan sejati. Dia pernah merasakan jadi budak korporate di konsultan keuangan asing di Tokyo. Dia hanya bertahan dua tahun saja. Eiji tidak tahan berpakaian rapi dengan jas dan dasi setiap hari, terutama di musim panas di mana udara bisa mencapai 40 derajat celcius. Dia putar haluan sebagai fotografer, meneruskan hobi masa kuliah. Awalnya dia hanya melayani tawaran antar teman macam kawinan, pesta ulang tahun dan matsuri (festival). Sisa klien ekspatriat semasa jadi akuntan sangat membantu meningkatkan portfolio.
"Sebenarnya aku lumayan suka punya rutinitas. Hidup aku lebih terarah dan enggak mati gaya seperti sekarang, " ucap Kiara.
Mereka sedang mengobrol dan bersantai di tempat Eiji. Setelah kemarin jalan-jalan, Kiara ingin mengedit video dan tetap butuh bantuan dari Eiji. Dari sekadar mengedit foto, obrolan meluas pada hal lain.
"Kalau begitu kamu bikin sendiri rutinitasnya, lebih gampang kan?" ucap eiji.
Kiara merenungkan. Pendapat Eiji ada benarnya. Selama ini dia tidak punya rutinitas. Semua dilakukan spontan dan serba acak sesuai mood. Sehari dia bisa begitu sibuk, hari lainnya bisa binggung mau ngapaian. Kadang kebanyakan nonton hingga dia pusing sendiri.
"Ini ada kertas coba kamu buat sekarang," Eiji menyerahkan kertas dan pulpen.
Tanpa sadar tangan jemari mereka bersentuhan ketika Kiara mengambil pulpen dari tangan Eiji. Mengirimkan desiran halus ke seluruh tubuh pria itu. Eiji segera bangkit berdiri dan mengelengkan kepala. Not too fast, Eiji mencoba menenangkan diri.
kiara berpikir keras menciptakan rutinitas. Tidak banyak yang harus dia kerjakan selain menyiapkan sarapan lalu menulis artikel yang sekarang pun tidak tentu. Dia sudah menambahkan dengan jalan-jalan dan menonton. Lalu apa lagi?
"Aku tidak punya banyak kegiatan," keluh Kiara menunjukan daftar yang dibuat.
"Kamu menyiapkan sarapan untuk pacar kamu?" tanya Eiji tak percaya.
"Apa itu salah?" tanya Kiara
Eiji menelan ludah Tatapan polos, t-shirt ukuran pas badan dan legging, membuat otaknya korsleting. Dia membayangkan bisa menyentuh bibir itu atau paling tidak merasakan kehangatan tubuh Kiara dalam pelukan. Eiji menelan ludah dan berusaha tidak berpikir terlalu liar.
KAMU SEDANG MEMBACA
OSAKA Double Trouble (completed )
ChickLitCERITA INI BAGI MEREKA YANG SUDAH BERUSIA 18 TAHUN KE ATAS. MENGANDUNG BANYAK KONTEN DEWASA. Cerita ini merupakan sekuel dari Osaka Breat tetapi bisa dibaca secara terpisah. SPOILER: Cerita ini hanya akan dipublish sebagian ya. Sisanya akan diter...