3

37 7 6
                                    

Paris, 23 Mei 2018

Jatuh. Kenapa aku harus jatuh pada seseorang yang tak pernah bisa mendekap?. Fatamorgana. Seperti melihat mata air yang bisa di gapai, lalu akan hilang sekejap saat kita memaksa untuk mengejarnya. Sebenarnya, aku tak mudah jatuh. Bahkan dari pertama aku melihat "Bintang" untuk pertama kalinya di malam hari, hingga detik aku bertemu dengan – nya. Pada akhirnya di tengah terik siang aku terjatuh bukan pada genangan embun pagi yang menyejukkan, melainkan fatamorgana yang hilang dalam sekejap, menimbulkan jalaran rasa nyeri yang entah sampai kapan harus menyergap seluruh raga yang tak pernah siap.

-Bulan-

-0-

Ting tong.

Bagas mencoba dengan sekuat tenaga untuk menekan tombol kamar yang di tempati oleh Nafa dan...seseorang yang tak pernah Bagas mau sebut Namanya guna memenuhi permintaan ibundanya yang meminta jepretan langsung setelah 2 hari berada di City of Light itu. 2 hari pula yang Bagas lakukan hanya bekerja via daring dan menelpon sahabat-sahabatnya yang sepanjang hari tengah mencecar Bagas dengan ribuan kata menyindir dan mengomel karena kelakuan Bagas yang bisa di bilang teramat bodoh karena membiarkan istrinya sendiri 1 kamar dengan orang lain – lelaki lain lebih tepatnya.

Dari dalam kamar Nafa mengintip melewati celah lensa bundar kecil yang diperuntukkan melihat tamu dari dalam kamar. 'Apa lagi sih orang ini'. Gerutu Nafa yang sedang 'Netflix and chill' Bersama Jeffrey dan terinterupsi dengan bunyi bel dari luar kamar.

"Siapa ca?"

"Kamar sebelah."

"Oh"

Nafa membuka kamarnya dengan bathrobe yang ia kenakan seadanya.

"hmm?"

Bagas yang hanya menghela nafas dengan pemandangan yang sedang tersaji didepan matanya.

"Bunda minta foto. Kamu sama aku."

"Oh, males."

"Naf? Please? Kita kesini disuruh bunda. Aku minta waktu kamu hari ini, pergi sama aku hari ini aja, besok terserah"

"Yaudah"

Nafa menggerutu sebal kemudian menyerah dan menuruti perintah Bagas. Toh cuman hari ini.

"Give me 30 minutes, I'll come to your room after."

"Okay"

Akhirnya Nafa bergegas bersiap. Toh hari ini dirinya dan Jeffrey hanya berniat cuddling gak jelas di kamar. Jeffrey kan emang gapunya niat apa-apa kesini. Cuman karena Nafa mengajaknya secara cuma – Cuma akhirnya dia mengikuti keinginan wanita idamannya itu. Beruhubung sebenarnya Jeffrey juga seorang konglomerat – ia merupakan keluarga Kaunang – actor ternama di Indonesia. Dan beberapa Kaunang lainnya adalah anggota DPR yang menjabat secara turun temurun dalam beberapa periode, juga ada yang menjabat menjadi walikota di daerah asal mereka. Ia sendiri merupakan salah seorang pengusaha arloji branded di salah satu mall Jakarta. Karena ketampanannya khas indo – korea juga ia memiliki ratusan ribu pengikut di akun Instagramnya.

Ceklek

Pintu kamarnya terbuka tepat 30 menit setelah waktu yang dijanjikan. Nafa masuk dengan dress putih selutut dengan sweater biru langit wool oversized yang bertengger tersimpul di leher jenjangnya. Tak lupa perhiasan emas putih yang tak pernah lepas pada pergelangan tangannya, di tambah arloji Rolex Lady – Datejust Ice – Blue dial membuatnya semakin senada dengan sweater yang ia kenakan. Dengan santai ia duduk di tepi ranjang Bagas membuat nya sedikit menyembunyikan gugup saat ia tengah menata rambutnya.

Jurnal Harian BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang