13

48 3 4
                                    

Jakarta, 18 November 2018

Kita semua tak akan pernah tau, kapan kita akan jatuh, kapan juga kita harus bangkit. Kita semua tak akan pernah bisa memilih, siapa yang mengulurkan tangan membantu kita untuk bangkit saat terjatuh. Dan kita semua tak pernah tau pada siapa kita akan benar - benar jatuh.

Ya, kamu. Aku telah jatuh padamu. Benar - benar jatuh.

-Bulan-

-0-

"Ini kenapa tiba – tiba bisa ruwet gini sih can?"

"Gatau bang, gue dapet laporan dari pusat, katanya model buat maskapai ada yang kena skandal, jadi harus ganti sebelum poster sama brochure di cetak, soalnya bisa pengaruh ke alliance sama partnership nanti."

"Oke tetep pantau divisi lo ya, Dio mana? Ini tombak masalah ada marketing nih, harus cari pengganti secepatnya, ini dari Alliansi fakboi jaksel gaada yang bisa di pake buat model apa? Sumpah pusing banget perkara model doang ini kenapa gue kudu turun tangan sih."

"Justru itu bang, kata bang Dio dia lagi siapin buat model baru, sementara mau pake mascot dulu aja, ga pake real model"

"Yaudah cari creator, lebih gampang kayaknya dari pada cari model yang waras"

"Oke bang, gue kabarin ke divisi"

"Abis dapet creator, langsung crosscheck MoU nya, langsung kontrak, ini udah mau masa – masa pasang iklan kok malah begini sih"

"Iya bang maaf"

"Terus apa lagi? Ini gak mungkin kan gue kesitu cuman masalah model doang?"

"Sama kita belum bisa bujuk buat partnership, dan dia di Belanda."

"Terus? Yaudah kirim staff kesana"

"Gue belum berani bang, sama lo gimana?"

"Chan, ini urusan kerjaan ya, gausah aleman"

"Bukan gitu bang, capability gue belum mencukupi, gue paham, kalo lo walaupun jam terbang kita sama, tapi gue rasa lo lebih bisa ngatasin ini. Selain lo emang pemilik, gue rasa buat ngebujuk juga dia bakal lebih sungkan kalo lo langsung yang minta."

Setelah berfikir, Chandra memang anak yang cerdas. Ia tak mementingkan egonya, jikalau ia tak mampu, ia akan tegas mengatakan bahwa ia tak mampu. Jika ia bisa, ia akan mengeluarkan seluruh dedikasinya untuk pekerjaan yang datang padanya.

"Oke, kita berangkat."

Setelah perbincangan via telpon, Bagas langsung bergegas Bersama Chandra berangkat ke Negri kincir angin untuk mendapatkan persetujuan partnership perusahaan yang lumayan berpengaruh, karena sudah sejak bertahun – tahun perusahaan tersebut bekerja sama, entah kenapa di tahun ini tak datang pada rapat saham, dan menolak beberapa panggilan, sehingga Bagas sendiri yang harus turun tangan.

Jum'at sore, mereka berhasil mendapatkan Kembali approval kerjasama antara kedua perusahaan. Karena sudah terlanjur datang di negri kincir angin ini, Bagas mengajak Chandra untuk sekedar berkeliling karena kerja kerasnya juga sudah membuat partner mau Kembali bekerjasama, siang malam ia mempersiapkan proposal, walau Bagas yang mempresentasikannya, tapi otak dari semuanya tetap dari otak jenius miliknya, maka dari itu, Bagas sedikit ingin memberikan penghargaan pada kawannya dengan mengajaknya berkeliling, Bagas sudah beberapa kali dan paham tempat yang bersejarah baginya kota ini, Amstredam.

Netherland. Atau yang biasa kita sebut Belanda, sebuah negara yang terletak si suatu bagian di benua eropa, terdapat sebuah kota yang terkenal dengan nama "Venice of the north". Sebuah mitos mengatakan bahwa kota Amsterdam terletak satu meter di bawah permukaan air laut, tapi memang benar adanya karena kapal dan perahu merupakan transportasi yang lumrah di kota ini. Dengan banyaknya kapal dan perahu di kota ini, menikmati angin semilir malam hari sembari menikmati minuman panas adalah hal yang sederhana, namun tak akan bisa ia rasakan sensasinya jika berada di tanah air. Hanya hal ini yang simple, tapi membuat seluruh penat dalam diri hilang seketika.

Jurnal Harian BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang