9. Rumah Taehyung

28 11 2
                                    

Menjadi kekasih pura-pura orang yang sering membuatmu kesal? Bagaimana rasanya?

≈≈≈≈✧≈≈≈≈



Perjalanan terus berlanjut sampai aku menyadari sesuatu, jika aku memasuki salah satu kawasan perumahan elit yang ada di Seoul.

"Sebenernya kamu mau bawa aku kemana?" tanya aku heran.

"Udahlah diem aja."

Aku menggerutu kesal dalam hati karena Taevan yang tidak ingin memberitahu aku kita akan kemana. Tapi sudah jelas pasti ia tidak akan membawaku makan malam di kafe atau restoran. Karena jalan yang kita lewati itu perumahan elit. Tapi aku curiga dia akan membawaku makan malam dirumahnya.

Aku menatap Taevan yang sedang menyetir dengan tatapan menyelidik. Aku sungguh curiga padanya yang hanya bersifat tenang.

"Kenapa kamu natap aku kaya gitu?" tanya Taevan saat menyadari bahwa aku menatapnya.

"Kamu mau bawa aku ke rumah kamu?" tanya aku dan saat itu juga Taevan tiba-tiba mengerem mendadak dan itu membuat keningku membentur dasboard mobilnya.

"Aduh!" pekik aku keras.

"Gimana kamu bisa tau?" tanya Taevan tanpa mempedulikan kening aku yang terbentur dasboard mobilnya.

"Hey! Kalo ngerem itu hati-hati, kamu gak liat kening aku jadi terbentur, hah?!" jerit aku menatapnya kesal.

"Ah, sorry."

"Aish! Dasar kamu ini nyebelin," desis aku yang masih dengan nada kesal tentunya.

"Aku gak sengaja, El," ucap Taevan sedikit merasa bersalah.

"Ya..ya... udahlah cepet lanjut jalan aja," sahut aku melipat kedua tangan didepan dada sambil memandang ke luar jendela.

Taevan pun kembali melajukan mobilnya dan tidak lama sampailah aku dan Taevan di sebuah rumah yang menurut aku lumayan mewah. Taevan turun dari mobil dan membukakan pintu mobil untukku.

Aku masih malas untuk menatap wajah Taevan yang sialnya tampan itu, karenanya kening aku memerah dan sedikit terasa berdenyut-denyut.

"Kamu masih marah?" tanya Taevan sambil bersandar pada mobilnya menatap kearah aku.

"Menurut kamu?!" balas aku sambil melotot kesal padanya.

"Aish! udahlah, lagipula aku gak sengaja."

"Ya..ya... terserah kamu aja," jawab aku acuh.

"Ya udah, ayo masuk," ajak Taevan lalu kembali dengan seenaknya menggenggam tangan aku.

"Gak perlu genggam tangan aku juga gak apa-apa, kan?" tanya aku saat hampir masuk ke dalam rumahnya.

"Udahlah diem aja, cerewet, deh."

Baiklah aku menurut untuk diam karena sudah lelah untuk berdebat dengannya lagi. Sudah cukup masalah keningku yang terbentur saja masalahnya panjang jadi aku tidak ingin memperkeruh suasana.

Saat masuk ke dalam rumahnya, aku berdecak kagum karena desain dalam rumahnya terkesan klasik menurut ku dan aku sedikit suka.

Lalu ternyata di ruang tamu ada Bang Ramon yang sepertinya sedang mengerjakan sesuatu di laptopnya.

"Elvina? Kamu ada disini?" tanya Bang Ramon sambil menutup laptopnya.

"Ah iya, bang," jawab aku sedikit canggung.

"Kenapa kamu bawa El kesini, Taevan?" tanya Bang Ramon pada Taevan yang sedang enaknya duduk di sofa sambil memainkan ponselnya tanpa mempersilahkan aku duduk sama sekali.

Annoying Boy✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang