Jennie dan Sooyoung terus menatap Seulgi aneh. Seingat mereka gadis itu tidak membawa coat. Jika benar coat Seulgi, kenapa besar sekali. Seulgi terus duduk, mengambil tempat bersebelahan Jennie. Jennie dan Soyoung masih lagi menatap gadis yang sudah tersenyum cerah melihat hidangan di depan mereka.
"Seul? Kamu minum?! Tidak mabukkan?" tanya Jennie saat menghidu bau alkohol dari Seulgi.
"Hah?! Kau minum Seul?!" Terkejut Sooyoung. Seulgi terus mengeleng kepala. Kedua gadis itu memang melarang Seulgi untuk meneguk minuman itu kerana ini hari pertama Seulgi bekerja.
"Kenapa bau kuat sekali? Ini coat siapa?" tanya Jennie penuh penasaran.
"Coat cousin Jimin" Satu suapan masuk ke dalam mulut Seulgi. Melihat Seulgi baik-baik saja, Jennie dan Sooyoung mula merasa lega.
"Bagaimana tadi? Apa saja yang berlaku?" Tanya Jennie lagi, disambung Sooyoung, "kenapa sepupu Jimin yang beri coat pada kau? Kenapa bukan Jimin"
Rungutan Sooyoung membuat Seulgi berhenti mengunyah. Memikir apa dia perlu bercerita atau tidak pada kedua rakannya ini. "Hanya kemalangan kecil, "
"Apa? Apa yang berlaku?"
"Kemalangan apa? "
Kedua wanita itu cemas, menatap Seulgi dengan mata terbuka luas. Seulgi membuka coat Taehyung yang ada di tubuhnya. "Terlanggar "
"Kemalangan kecil kau kata?!" Sooyoung menjerit terkejut, begitu juga Jennie. "Oh my god.."
"Sudahlah, ini sudah lepas juga" Seulgi kembali menyuap makanan ke dalam mulutnya.
"Bagaimana dengan Jimin? Dia tahu? Dia tidak kata apa-apa? " Sooyoung bahkan sudah tidak memegang peralatan makan lagi, malah menyoal siasat Seulgi.
"Dia tahu, entahlah. Dia marah tapi tidak berkata apa-apa. Hanya hampir mati saja" ucapan itu membuatkan Jennie kembali menatap Seulgi dengan mata terbuka luas.
"Hah?! " Seulgi terkekeh-kekeh melihat riaksi keduanya. "Jimin memandu laju, melanggar lampu isyarat, untung saja tidak terjadi apa-apa"
Kedua bahu gadis itu akhirnya merosot ke bawah. Dia fikir ada hal yang lebih serious dari itu. Mereka kembali menikmati makanan yang sudah terhidang.
"Aku tidak tahu berapa lama Seulgi boleh berkerja dengan Jimin" Ucap Sooyoung kelihatan sedikit suram. "Jimin tidak akan tahan lama dengan perempuan, mungkin paling lama dua atau tiga bulan saja"
Jennie menelan daging yang sudah dia lumat, sebelum menyumbat satu potongan lagi, Jennie bersuara. " maksudnya Seulgi mungkin akan berhenti waktu terdekat? "
"Hm" Sooyoung mengangguk lalu menyuap daging yang sudah dibalut. "Kenapa? "
"Namjoon kata semua PA perempuan Jimin tidak akan bertahan lama. jika perempuan itu jatuh cinta pada Jimin, zasss berhenti kerja." ucapan Sooyoung membuatkan Jennie tertawa tidak percaya.
"Percaya diri sekali, mana dia tahu perempuan itu suka padanya? Entah-entah itu hanya anggapan dia sendiri" Sooyoung mengangkat bahunya.
"Sekarang Taeyong yang harus urus semuanya. Jadi Seulgi, hati-hati. Dn yang paling penting, jangan jatuh cinta padanya"
"Taeyong kata Jimin gay" ucapan Seulgi membuatkan kedua kakaknya itu tersedak. Terbatuk-batuk bahkan Sooyoung sudah mengutip balik butiran nasi yang jatuh di depannya.
"Sungguh? Ayy, tidak mungkin." elak Jennie. "Tapi waktu itu Jimin tidak membantah apa yang Taeyong kata. Sooyoung juga kata dia tidak tahan dengan wanita. Dia juga menolak perkahwinan" ucapan Seulgi membuat Sooyoung mengangguk. Mengingat minggu lepas dimana Taeyong berkata hal demikian.
KAMU SEDANG MEMBACA
[one] sugar daddy
Fanfictionplease read my wattpad bio before read this book. thankyou and sorry. [SLOW UPDATE] I will post spoiler of the story/chapter at my ig hehehe : @nemssmy