nine. our secret night

297 12 21
                                    

 💢ATTENTION💢
1— I apologize to Ha Sungwoon fans for always mistyping his name.
2— My English is not that good, sorry!
                                                                     

Setengah jam setelahnya, Taeyong pulang. Masuk saja bilik, Jimin baru saja selesai membersihkan diri.

"Seulgi sudah ada dibiliknya?" pertanyaan itu diberi anggukan dari Jimin. "Bersama Naeun? " Jimin mengangkat dua bahunya tanda dia tidak tahu. "Dua sudah besar, bukan belasan tahun lagi"

"Iya, aku tahu, kan hanya bertanya. Aku belum bertemu Taemin dari tadi" ucap lelaki itu sebelum memasuki tandas.
*tandas = kamar mandi

Jimin membuka beg yang dibawa, mengambil ipad miliknya lalu merebahkan diri pada tilam. Sepuluh minit setelahnya Taeyong keluar dari tandas. Keduanya tidak bicara, sibuk dengan hal sendiri. Mereka sudah biasa dengan itu.

Disebabkan Jimin lebih mengenali Taeyong, dia awal-awal lagi memilih Taeyong sebagai roommate—nya.

Johnny, lelaki kacukan itu selalu saja memasang lagu begitu kuat, Yoongi yang suka mengomel dan marah², Sungwoon yang terlebih banyak cakap dan Taemin yang suka mencerita segala hal tanpa memberi peluang untuk Jimin bercakap.

Dan Taeyong yang hanya diam melakukan hal sendiri sama persis dirinya membuat Jimin selalu memilih Taeyong sebagai roommate—nya.

"Kau marah?" Jimin yang sedang meneliti kerjanya melalui iPad terus berpaling ke arah Taeyong. "Memangnya aku marah?"

Taeyong yang baru saja selesai memakai pakaian mengangkat dua bahunya sebelum duduk di katil single miliknya.
*katil = kasur

"Wae? " tanya Jimin, singkat dan padat.

"Kalau kau marah, jangan lepaskan pada Seulgi. Dia tidak bersalah"

Jimin diam, matanya menatap iPad di tangannya. Seketika Jimin terfikir dengan apa yang Taeyong katakan. Apa tadi dia marah? Tidak bukan?

"Kau dengan Seulgi, baik-baik saja?" Jimin berdehem dengan soalan Taeyong.  

Seulgi mahupun Jimin, keduanya jarang berbicara. Hanya bercakap bila perlu sahaja. Jimin tidak begitu selesa untuk terlalu terbuka dengan kelamin berjenis perempuan. Seulgi juga seperti sudah mengerti dengan dirinya.
*bercakap = ngomong?

Terakhir kali mereka keluar bersama dua hari lepas. Seulgi terlihat muram sepanjang jalan. Seperti terbebani oleh sesuatu. Dan hari ini setelah mereka bertemu kembali, Seulgi juga tidak banyak bicara bila mereka bersama. Hanya ucapan terima kasih yang keluar dari mulut Seulgi.

"Seulgi saja kan? " Taeyong bertanya lagi setelah lama menunggu Jimin bersuara tetapi lelaki itu lebih memilih untuk diam dengan iPad di tangan.

"Hm"

"Kau tak cakap dengan dia? "
*tak = ngak

"Bila perlu "

Kini Jimin memilih untuk meneliti kembali kerjanya setelah sekian lama meng- scroll skrin iPadnya. Taeyong yang melihat itu hanya mengangguk kecil. Dia kenal Jimin, mengetahui beberapa masalah lelaki itu meskipun tidak sepenuhnya.

"Aku doakan kau terbuka hati untuk ikhlaskan semua yang berlaku "

Jimin memandang Taeyong di sebelahnya. Lelaki Lee itu sudah siap sedia untuk tidur atau mungkin untuk bermain telifon terlebih dahulu. Sudah terbungkus selimut tebal juga.

"Maksud kau? "

"Semua yang terjadi itu takdir. Kau tak boleh menolaknya. Kau tidak akan tahu apa yang mendatang, yang berlalu biarkan berlalu. " Taeyong bersuara sambil membetulkan pembaringannya.

[one] sugar daddy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang