Doyoung melempar handphone nya asal setelah menunggu lama untuk jawaban dari Anggi. Tapi tidak ada jawaban apapun. Ia mengusap wajahnya, entah karena apa. Doyoung duduk di pingggiran kasur yang berada di kamar Yuta.
"Buset, dateng-dateng udah bengong aja." ucap Johnny yang sedikit kaget karena kedatangan Doyoung yang melempar handphone nya. Kepala nya hampir mengenai handphone Doyoung karena ia berbaring di kasur.
Yuta dengan rambut gondrong nya, masuk ke kamar dengan membawa cemilan dari bawah. "Tadi gue liat dia di motor cemberut aja. Padahal habis jalan sama mba pacar." ujarnya dan duduk di kursi belajar.
"Lo gak seneng jalan sama mba pacar?" tanya Johnny yang sudah duduk dibelakang Doyoung.
Doyoung menggeleng. "Anggi." jawabnya singkat dengan datar.
Yuta tertawa sambil menepuk pundaknya. "Padahal kalau lo pacaran sama si Anggi itu, lo pasti bahagia." ucapnya. "Kalau gak salah, Anggi anak dari pengusaha besar kan? Orang kaya tuh."
"Yuta tipe yang suka manfaattin cewek ternyata." celoteh Johnny.
"Gue kan cuma ngasih saran." jawab Yuta dengan wajah tanpa dosanya. "Lo bayangin aja nih, lo pacarin Anggi, lo ambil duitnya terus tinggalin. Lo bahagia dah sama mba pacar."
"Gue mau resign jadi temen lo, Yut." ucap Doyoung yang bersiap untuk berdiri namun tertahan karena Yuta yang tertawa kecil.
"Bercanda elah." ucap Yuta yang tawa nya sudah tertenti. Tangan nya melambai untuk menepuk angin. Yuta teringat sesuatu, ia akan bertanya hari ini kepada Doyoung. "Doy, lo suka mikir gak kalau cewek lo ketergantungan sama lo? Kaya-"
"Manfaatin?" potong Doyoung. Ia menggeleng kemudian tersenyum tipis. "Gue percaya dia gak kaya gitu. Dia orang yang baik."
"Bucin." dengus Johnny.
"Lo kalau kenal dia juga pasti bakal suka." protes Doyoung.
"Gue boleh suka?"
"Eh ngga deh."
Johnny tertawa kecil dan kembali fokus ke handphone nya. Mengabaikan Doyoung yang mulai memuji pacarnya. Jika sudah membicarakan kekasih nya, Doyoung tidak akan berhenti membicarakan perempuan itu bahkan sampai Yuta terlelap.
Semenit kemudian, Yuta kembali terbangun. Ia sedikit terkejut karena handphone Doyoung kembali berbunyi. Doyoung segera meraih handphone nya dengan cepat.
"Siapa?" tanya Yuta.
"Anggi lagi." jawab Doyoung dengan malas dan melempar handphone nya.
"Kalau ada yang suka tuh, hargain." ucap Yuta datar. "Kena karma baru tau rasa lo."
Entah apa yang menarik dari tembok berposter anime itu, Doyoung terdiam dan pandangan nya lurus ke depan. Pikiran nya tenggelam mengingat kesalahan yang barusan ia perbuat. Ia menggeleng dan mengusap kepala nya, mencoba menenangkan dirinya sendiri.
"Lo kenapa?" tanya Johnny tanpa menatap Doyoung.
Doyoung menoleh ke belakang. Ia tersenyum tipis. "Gue butuh duit, John. Kalau ada kerjaan, bilang ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
7 days -Doyoung
Fanfiction[COMPLETED] Berawal dari permintaan nya yang di tolak oleh Doyoung, Anggi memutuskan untuk tidak mengejar Doyoung lagi. Namun, dengan izin semesta, Anggi mendapatkan keinginan nya. Ya, walaupun tanpa ia tahu banyak rahasia yang di tutupi Doyoung.
