Setelah pulang dari perkemahan, Anggi kembali ke rumah sakit. Ditemani Mark langsung karena Haechan sedang ada urusan. Mungkin sebentar lagi, Haechan akan kembali.
Gadis itu masih tertidur di ranjangnya. Dengan wajah yang pucat dan selang dihidungnya. Terlihat sangat lemah membuat lelaki yang sedari tadi memandangnya, sangat tidak tega.
Sekaligus merasa bersalah karena membiarkan Anggi ikut dalam perkemahan.
Mark menggenggam erat tangan Anggi. Hangat. Mark berharap Anggi masih bisa melihatnya walaupun ia tahu hati Anggi sudah ditempati oleh orang lain. Melihatnya sebagai orang yang ia cintai.
Sudah 2 jam Mark berada disini dan menyanyikan lullaby untuk Anggi. Anggi juga sudah tertidur 1 jam yang lalu. Atas suruhan Mark.
Mark mengambil minuman yang ia bawa. Bukan minuman biasa, itu sudah ia beri vitamin. Untuk kesehatan nya yang semakin melemah. Mark meminum air botol dengan sekali tegukan. Merasakan air tersebut sedikit pahit.
Ia kembali meletakan botol tersebut ke tempat asalnya dan kembali menatap Anggi.
Mark menghela nafas. "Lo harus sembuh. Jangan sakit-sakit kaya gini." ucapnya.
Mengetahui hal bahwa perempuan yang ia sukai mengalami sakit yang cukup keras justru membuat Mark merasa lebih kuat. Ya, setidaknya kuat untuk berada di depan Anggi.
"Perjuangan gue belum cukup ya, Gi?" tanya Mark dengan suara pelan.
"Padahal gue serius sama lo. Bukan main-main."
"Kalau main-main, gak bakal sampai sini."
"Gue udah gak deket sama siapapun, Gi. Gue mau nya sama lo terus."
"Kenapa ya? Lo pake pelet kali?"
Mark tertawa pelan. Mengelus tangan sang gadis dengan lembut. Sesekali ia menatap gadisnya- bukan, maksudnya gadis itu dengan pandangan yang lesu. Sungguh, ia sangat khawatir.
Lama-lama, Mark tersenyum pahit. Ia tidak membayangkan bagaimana rasa sakitnya ditinggal orang yang ia sayang. Walaupun Anggi sama sekali tidak melihatnya. Tapi, Mark berharap Anggi bisa memberi nya kesempatan agar Mark bisa mencoba menembus hati Anggi.
Ia melihat keluar jendela, hujan yang sangat deras, bahkan petir juga terlihat.
"Maaf, maaf kalau kehadiran gue terlihat main-main sama lo."
"Maaf untuk semua nya. Maaf kalau kedatangan gue disini bikin lo risih."
"Tapi sampai kapanpun, gue gak akan mundur. Seengganya sampai lo ngerasain cinta gue."
"Cinta gue ke lo hampir sama kaya cinta lo ke orang lain. Tapi gue gak sepasrah lo, tenang aja. Gue masih disini."
"Setidaknya, bisa jadi pelangi setelah hujan turun lebih baik bukan?"
Mark menghela nafas. "Perihal menunggu, tak semudah yang orang lain kira."
"Gue nunggu lo, lo nunggu dia. Kita sama-sama nunggu dengan orang yang beda."
"Seengganya, kita melakukan hal yang sama secara bersamaan. Bagus kan?"
Mark terkekeh dan kembali menatap Anggi dLam. "Cepet sembuh ya, Gi?"
"Gue gak mau perjuangan gue sia-sia."
"Gue- gue gak mau ditinggal pergi, lagi." ucap Mark pelan, suara nya terlihat bergetar dan bahu nya menegang.
Semenet kemudian, ia merasakan kepalanya terasa pusing. Ia memukul kepala itu keras-keras sampai terdengar suara benturan. Berharap rasa sakit itu hilang. Memukul dengan tangan yang mengepal.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 days -Doyoung
Fanfiction[COMPLETED] Berawal dari permintaan nya yang di tolak oleh Doyoung, Anggi memutuskan untuk tidak mengejar Doyoung lagi. Namun, dengan izin semesta, Anggi mendapatkan keinginan nya. Ya, walaupun tanpa ia tahu banyak rahasia yang di tutupi Doyoung.
