Sudah 3 hari ia terbangun dari masa koma nya. Ia berhasil kembali hidup setelah melalui semua nya. Kecelakaan, sakit paru-paru dan tertidur lama. Tertidur selama 8 bulan dan bangun saat umurnya sudah menginjak 25 tahun. Bahkan ia tidak bisa merayakan ulang tahun nya.
Anggi menghela nafas. Menatap handphone nya yang sedikit rusak, untungnya masih bisa dipakai. Mencoba menghubungi Mark dan Haechan. Sia-sia. Tidak ada yang menjawab. Anggi merasa kesal dengan dua sahabatnya.
Kemana dua bocil itu?
Ia mencoba untuk menanyakan hal itu kepada orang tuanya. Tetapi 'Sibuk' menjadi alasan untuk pengalihkan pembicaraan mereka. Anggi juga merasa kesal dengan kedua orang tua nya terlalu sibuk itu.
Anggi mendengus kasar. Rasa bosan sudah menguasai tubuhnya. Ingin rasanya berlari atau menyantap makanan enak saat ini. Bermain dan memandang dunia luar.
Ngomong-ngomong soal keadaan nya, Anggi benar-benar sembuh. Tetapi yang membuat ia sedih, orang yang memberi nya paru-paru tidak terselamatkan. Anggi harus mengunjungi tempat akhirnya nanti. Untuk sekedar berterimakasih.
Anggi merasa dirinya sangat jahat.
Ketokan pintu dari luar membuat Anggi menoleh. Menyimpan handphone nya di nakas. Bibirnya terangkat ketika dua laki-laki masuk keruangan nya dengan membawa kotak dan bunga yang indah.
Bukan Haechan dan Mark.
Sepertinya Anggi mengenali mereka tetapi ia tidak ingat. Maklum, tidur selama 8 bulan memang membuat otak sedikit melupakan kenangan nya.
"Gimana keadaan lo, Gi?" tanya salah satu pria itu.
Anggi mengangguk. "Udah baikkan."
Mereka menyimpan bunga ke nakas sebelah Anggi dan memberikan kotak itu kepada Anggi. Anggi sontak menerima nya dengan gugup. Ia tidak ingat dua lelaki di hadapan nya ini.
"Lo gak inget kita ya?" tanya mereka.
Anggi terkekeh dan menggeleng sebagai jawaban. "Maaf ya, lupa."
"Gue Yuta, ini Johnny. Temen satu kuliah lo." jawab mereka.
Tidak berlangsung lama, Anggi ingat siapa mereka. Pantas saja wajahnya terlihat familiar.
"Oh, temen Doyoung kan?" ucapnya pelan.
Mereka mengangguk.
Beberapa saat, mereka terdiam. Tidak ada yang membuka pembahasan. Yuta dan Johnny yang tidak akrab dengan Anggi juga gugup untuk sekedar duduk. Mereka berdiri di samping Anggi dengan tangan yang menangkup.
Anggi menatapnya heran. "Duduk aja, nanti pegel." titah nya.
Johnny menggeleng. "Mau pulang aja. Soalnya banyak kerjaan. Kesini cuma buat ngasih itu aja sekalian jenguk." ujarnya.
Anggi mengangguk dan merek segera keluar dari ruangan ini. Sedikit heran karena kotak yang mereka kasih ini sangat familiar. Tapi kapan Anggi melihatnya? Dan dimana? Anggi berusaha untuk mengingat nya.
Ia membuka kotak dan melihat ada beberapa coklat dan satu kotak kecil. Penasaran nya semakin meningkat.
Mengambil kotak kecil itu dan meletakan kotak lumayan besar disebelahnya. Matanya fokus pada kotak kecil berwarna putih.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 days -Doyoung
Fanfiction[COMPLETED] Berawal dari permintaan nya yang di tolak oleh Doyoung, Anggi memutuskan untuk tidak mengejar Doyoung lagi. Namun, dengan izin semesta, Anggi mendapatkan keinginan nya. Ya, walaupun tanpa ia tahu banyak rahasia yang di tutupi Doyoung.