Surat untuk Aly

6.2K 294 3
                                    

Dirumah Halik.

PRILLY'S POV

Akhirnya aku sampe juga dirumah penuh kenangan ini. Walau memang ada yang kurang tapi ternyata rumah ini tidak ada yang berubah sedikitpun, ya kecuali ketidak hadiran Halik ditengah keluarga ini. Tapi ternyata hal itu tidak mengubah kehidupan keluarga ini. Papa, Mama, Kakak dan Adik Halik mereka menjalankan semua rutinitas mereka seperti biasa saat ada Halik dulu. Senyum dan keceriaan pun tetap hadir didalam rumah ini tidak seperti dugaan ku yang berpikir aku akan larut dalam sedih jika aku kerumah ini. Aku jadi malu pada diriku sendiri, mengapa aku selama ini larut dalam kesedihan sedangkan mereka yang sama-sama mencintai dan menyayangi Halik saja bisa dengan tegar melanjutkan kehidupan mereka. Aku kangen sekali dengan Mama Halik, ku hampiri dia dan ku peluk tubuh wanita yang sudah aku anggap seperti mamaku sendiri.

"Tante, aku kangeeen banget sama tante."ucap ku.

"Sama sayang, kalian berdua anak-anak mama sering2 dong main kesini. Anggep lah ini rumah kalian sendiri. Ya?" perintah Mama Halik pada aku dan Aly.

"Iya Mama. Kemarin2 aku sibuk ngurusin skripsiku jadi gak sempet kesini. Maaf ya ma."jawab Aly dengan pedenya memanggil Mama Halik dengan sebutan Mama.

"Dih Aly, sejak kapan manggin tante dengan sebutan Mama?"protes aku sambil menoyor pipi Aly.

"Sejak Mama manggil kita anak-anak mama, boleh kan ma?"ijin Aly pada Mama Halik.

"Dengan senang hati dong sayaang."jawab Mama Halik.

Ya semenjak saat ini aku dan Aly memanggil Mama Halik dengan sebutan Mama. Aku dan Aly sejak lama memang sudah dianggap seperti anak sendiri di keluarga ini karena memang kami sangat dekat dengan Halik jadi kami sering sekali berkunjung ke rumah ini. Tapi sebelumnya kami tidak pernah main kerumah ini dengan cara datang bersama-sama berdua seperti ini. Agak aneh memang karna ini pertama kalinya, kenapa aku jadi berpikir aku dan Aly seperti pasangan ya? Aaahh tidak tidak, pikiran ku mulai ngelantur. Jelas kami hanya sahabatan, tak masalah dong datang dan jalan berdua sama sahabat sendiri. Walaupun emang aku deket sama Aly baru-baru ini tapi sebenarnya kami memang sudah kenal lumayan lama, sama seperti aku mengenal Halik. Saat aku pertama kenal Halik ya saat itu pun aku kenal Aly. Tapi entah mengapa saat2 ini aku merasakan aku sangat membutuhkan Aly, dan disatu sisi pula Aly juga selalu meluangkan waktu nya untuk aku. Beberapa kali terlintas rasa ketakutan didalam diri aku, aku takut jika suatu saat diantara kami ada yang memiliki perasaan lebih dari seorang sahabat. Jatuh cinta itu wajar dan tidak memandang dengan siapa kita akan dapat jatuh cinta. Tapi aku tidak mau hal ini terjadi, jangan sampe diantara aku ataupun Aly ada yang memiliki rasa itu. Aku tetap harus memandang perasaan Halik dan juga keluarga nya. Aku tidak berkata bahwa aku tidak boleh jatuh cinta lagi selain dengan Halik, tetapi tidak harus dengan Aly juga yang adalah sahabat Halik. Oke pikiran ku semakin ngelantur. Lebih baik aku bergegas ke kamar Halik. Aku kangen dengan pemiliknya tapi semoga dengan ke kamar itu aku bisa mengobati sedikit rasa rinduku.

"Ma, boleh aku ke kamar Halik?"tanya ku meminta izin.

Aly kaget dengan ucapan ku, dia menatap ku dengan tatapan tajam seolah tak mengijinkan ku kesana.

"Kapanpun sayang, pintu rumah ini dan pintu kamar Halik selalu terbuka buat kamu."jawab Mama Halik.

Okee tanpa mempedulikan tatapan Aly aku segera bergegas jalan menuju kamar Halik. Tanpa terduga olehku, sebuah tangan menarik tanganku memaksaku menghentikan langkah dan seketika badanku sudah terpental ke posisi tepat dihadapan orang itu. Ternyata Aly yang menarikku.

"Aly apaan sih? Sakit tau."aku refleks berteriak marah2 pada nya.

"Lo yakin mau kesana?"tanya Aly padaku.

Takut Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang