Kehilangan

13.5K 430 1
                                    

Hari ini, Prilly merasa bener2 kehilangan separuh hati dan jiwa. Ya, dia Halik Putra yang sudah 3 tahun belakangan mengisi hari2 Prilly dengan cinta dan sayangnya telah pergi untuk selamanya.

"Tuhan lebih sayang dengan kamu Lik, kalau saja aku bisa meminta, aku pengen ikut sama kamu aja Lik, tapi aku salut liat ketabahan mamamu yang sudah aku anggap seperti mamaku sendiri. Aku harus kuat, dan aku harus ikhlas." batin Prilly yang sedari tadi terus melamun ditengah kerumunan pelayat yang datang kerumah duka.

-------------------------------------------

Tiba-tiba seseorang datang membuyarkan lamunan Prilly.

"Hai Pril, gw harap lo bisa kuat ya. Gw yakin Halik bakalan sedih juga kalo liat lo sedih begini." ucap Aly yang adalah sahabat Halik.

Prilly tak sanggup berkata apapun, dia hanya tersenyum kecil dengan sedikit terpaksa, karna sesungguhnya dia sejak sampai dirumah duka sudah menahan air matanya agar tidak menetes karna Prilly sudah berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia tidak ingin semakin membuat keluarga dari Halik semakin sedih dengan melihat Prilly menangis.

"Pril, gw mau kasih sesuatu titipan Halik. Gw gak tau ini isinya apa, yg pasti Halik pesen, lo buka nya nanti aja disaat lo udah dirumah dan lo sedang sendiri." lanjut Aly sambil menyodorkan kotak putih berukuran 20x20 cm.

"Oke Ly, thanks bgt ya. Gw jg ga mungkin buka ini disini, karna gw pasti ga bakalan kuat nahan air mata gw." jawab Prilly sambil menerima kotak itu.

"Pril ikut gw yuk, sebentar aja!" Ajak Aly sambil sedikit menarik tangan Prilly.

Prilly tidak sanggup menolak, dan pasrah dengan tarikan tangan Aly.

Aly mengajak Prilly berjalan ke arah mobil nya yang diparkir di lapangan yg tidak jauh dari rumah Halik.

"Masuk bentar yuk ke mobil gw!"ajak Aly.

"Ada ap ly lo ajak gw kesini?" tanya Prilly penasaran.

"Nangis lah Prill!! Jangan lo pendem terus." ujar Aly sambil memegang kedua pundak Prilly.

Tanpa berkata-kata air mata Prilly pun menetes dihadapan Aly. Aly pun memaklumi akan hal itu, wanita manapun pasti akan menangis jika saat ini ada di posisi Prilly. Aly memeluk Prilly mencoba menenangkannya.

"Ly,, gw ga sanggup ditinggalin Halik begini ly. Gw mau mati aja rasanya ly. Bahkan dy gak ada pamit sama sekali ke gw. Dan disaat2 terakhir dia pun, dia didepan gw seolah semua baik2 aja, padahal dy lg sakit." ucap Prilly sambil terisak dipelukan Aly.

"Nangis aja Prill sepuas lo, keluarin semua unek2 lo ke gw sampe lo lega Prill." Ucap aly sambil melepas pelukan nya lalu mengambilkan tissue untuk Prilly.

"Makasih banget ya ly."balas Prilly sambil memegang tangan Aly sbagai ungkapan terima kasih nya.

"Prill.... Mulai sekarang kalo ada apa2 sama lo, lo kasih tau gw ya! Gw janji gw akan selalu ada buat lo." perintah Aly.

"Maksudnya ly??" tanya Prilly bingung.

"Pokoknya lo harus ikutin aja apa omongan gw tadi yah!"

"Kenapa harus ly?" tanya Prilly makin bingung.

"Lo ga perlu tau alesannya kenapa, yg pasti mulai saat ini gw udah janji sm diri gw sendiri demi alm Halik, gw akan jagain lo." jelas Aly.

"Lo ga perlu kayak gini Ly, gw bisa jaga diri gw kok, emang nya gw anak kecil perlu dijagain?" kata prilly sambil sedikit tertawa.

"Yeeii Prilly ketawa. Gw belom ngelawak aja ud bisa bikin lo ketawa ya."ucap Aly kegirangan.

"Hahahaha.. Kamu tuh lucu banget ya. Kegirangan gt kayak anak kecil abis dikasih permen." ucap Prilly sambil tertawa smakin kenceng.

Takut Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang