Abaikan typo guys h3h3
_
Yangyang menghela nafasnya, jujur dia lelah dengan semua ini. Dia hanya ingin bersama dengan teman temannya lagi tapi masih saja tidak bisa, Hyunjoon juga tidak berguna di saat saat penting ini. Lihat saja sekarang dia dengan santainya memainkan puzzle bersama Jaemin
"Lah? Satu lagi mana dah?"
Hyunjoon yang tadinya menikmati permainan jadi kebingungan karna satu puzzle menghilang. Jaemin hanya diam dan memperhatikan puzzle yang tampak familiar itu, perasaan ingin bertanya pada Hyunjoon tapi kemudian dia urungkan, takut jika ini hanya peradaannya saja
"Kenapa jaem?"
"Hah? Enggak. Puzzle yang lain aja yuk yang ini gak lengkap"
"Oke"
Hyunjoon mengeluarkan puzzle puzzle yang dia miliki, mengabaikan tatapan dingin yang sejak tadi diberikan Yangyang padanya
Jaemin yang menunggu puzzle milik Hyunjoon datang kini tampak terdiam sambil memandangi puzzle yang kini berada di depannya. Dia benar benar merasa pernah melihat puzzle ini, tapi anehnya dia tidak ingat. Menepis pikirannya Jaemin memandangi Yangyang
"Yang, menurut lu kenapa Jeno, Renjun dan Haechan gak bisa liat gue? Kenapa juga di jam tertentu gue gak bisa kemana mana dan bakal terlempar ke kamar ini lagi?"
Yangyanng dan Hyunjoon terdiam, mereka memikirkan alasan yang masuk akal biar bisa di mengerti Jaemin
"Sekonyol apapun alasannya gue bakal coba percaya"
"...."
"...."
.
Haechan dan Renjun kini sudah di lantai lima. Tapi lagi mereka malah kembali lagi kelantai tiga, lantai kamar mereka. Lelah dan haus karna harus tujuh kali naik turun tangga dan berakhir lagi di titik awal mereka bertemu
"Sumpah deh ini creepy sekaligus annoying banget"
Renjun mengangguk sambil mengatur nafasnya. Renjun lelah karna dia bukan tipe yang mau berolahraga seperti ini. Baginya duduk santai dengan tumpukan buku itu sangat menarik dibanding olahraga
"Gue udah rekamin perjalanan kita, tapi bangsulnya handphone gue tiba tiba error"
Renjun mengeluarkan handphonenya dan mengecheck
"Emang error, handphone gue juga. Tapi aneh deh kenapa tiba tiba layar handphone kita kaya tv kesemutan gini?
"Emang bisa ya tv kesemutan?"
"Tau ah Chan, gue kesel"
"Dih"
.
Jaemin terdiam setelah mendengar penjelasan Yangyang. Mencoba menerima alasan yang sangat amat tidak masuk akal itu
"Udah gue duga lu gak percaya"
Yangyang hanya diam dan melihat ekspresi Jaemin
"G-gue percaya kok. Sebenernya pas awal kita ketemu Yang, ada yang aneh"
"Aneh?"
Jaemin mengangguk "iya inget kan pas kita ketemu di halte, sebenernya Jeno bilang dia gak lihat siapapun dan gak denger suara apapun. Padahal gue bisa lihat elu dan bahkan bisa denger suara elu"
Hyunjoon menyeringai, Yangyang juga begitu. Mereka terlihat senang entah karna apa, sepertinya permainan ini menjadi semakin menarik, seolah memanipulasi semua pemainnya, untungnya Yangyang dan Hyunjoon masih memiliki ingatan mereka, jadi mereka tidak merasa khawatir
"Joon kayanya kali ini kita bisa keluar"
"Bener, ayo kita rusak sampai ke titik terendahnya, capek gue sat. Pen istirahat aja susah banget"
.
Yongbok menatap langit malam yang tampak suram, dia bisa merasakan akan ada hal buruk terjadi. Dia tau bahwa Jeno, Renjun dan Haechan, room matenya, Haechan, masih mencari keberadaan Jaemin
Dia juga khawatir sih, karna saat Haecuan bilang Jaemin menghilang, anak-anak di sekolahnya malah bilang anak bermarga Na itu tengah duduk sambil menulis buku catatannya
"Sebenernya apa yang udah terjadi sih? Kenapa rasanya makin mencekam saja"
Karna takut, akhirnya dia kembali mninggalkan balkon dan menutup tirai balkon, kemudian menutup dirinya dengan selimut tebal
_
Udah ketebak gak sih endingnya bakal gimana?
Hehe dah ah bye~
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamar 302
HorrorSiapa yang menduga kalau ending dari cerita akan berakhir begitu menyedihkan?