Detak ke-5 💙

17.5K 2.5K 2.1K
                                    

Bising dan repot adalah hal yang sudah biasa Lala lakukan setiap hari, mengurus ketiga buah hatinya yang masih perlu pengawasan khusus, apalagi usia si kembar sedang aktif-aktifnya, kadang membuat Lala kelimpungan dan repot sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bising dan repot adalah hal yang sudah biasa Lala lakukan setiap hari, mengurus ketiga buah hatinya yang masih perlu pengawasan khusus, apalagi usia si kembar sedang aktif-aktifnya, kadang membuat Lala kelimpungan dan repot sendiri.

Tapi, ini adalah resiko sebagai ibu dan istri. Wanita adalah makhluk Tuhan yang paling kuat, yang rela terjaga demi anaknya.

"Rafa ... jangan dibanting sayang, nanti kena marah Papi, lho," ucap Lala lembut sambil menggendong Putrinya yang sedang merengek.

Lala menghampiri kedua putra kembarnya dengan mulut bersenandung agar si kecil berhenti merengek.

"Duh sayang udah dong nangisnya, bentar lagi papa pulang kok."

Lala menepuk-nepuk pantat anak bungsunya berjalan berkeliling rumah agar tangisnya mereda, mengabaikan si kembar yang asyik bermain mobil-mobilan. Sudah dua mobil-mobilan hancur di tangan Rafa akibat dibanting, sedangkan Rafi anteng bermain mobil-mobilan sambil menonton televisi yang menampilkan dua bocah kembar tanpa rambut.

Dari Kenzo kecil hingga dia sudah menjadi pria dewasa, kartun itu tak kunjung lulus TK.

"Afi jelek, wlee!"

Terdengar ejekan yang keluar dari mulut Rafa, dia mendekati saudara kembarnya dengan nada menjengkelkan. Namun, Rafi hanya menatapnya singkat lalu kembali menonton. Baginya, lebih baik menonton televisi yang berulang daripada meladeni Rafa yang jahil.

"Afi anak pongot!"

Plak

Rafi langsung memukul mulut Rafa yang mengatakan bahwa dirinya adalah anak pungut. Mereka kan kembar, berarti jika Rafi anak pungut, Rafa juga.

"Huaaaa ... bibil Afa ditampyol..."

Tangisan kencang keluar dari mulutnya, salah sendiri membangunkan macan tidur.

"Nah tuh nanis," ucap Rafi bangkit meninggalkan Rafa yang masih menangis sambil berguling.

Drama mode on.

Lala mencibir kesal saat dirinya sudah berhasil menidurkan Rania. Tapi, si kecil kembali bangun akibat tangisan yang memekikan telinga yang keluar dari mulut Rafa.

"Kenapa sih ya ampun," ucap Lala menghampiri putranya.

"Afi mutul Afaaaaaa ... huaaa, hiks."

Lala berjongkok di depan Rafa mengusap air matanya, rumahnya sudah seperti kapal pecah. Beginilah resiko menolak tawaran Leo untuk menyewa pembantu, akhirnya sibuk sendiri.

"Jangan nangis ya, nanti mama ikut nangis."

Rafa langsung menghentikan tangisnya. Meskipun bandel, Rafa paling takut melihat ibunya menangis. Dulu saat Lala mau melahirkan adik si kembar, Rafa menangis kencang karena melihat Lala meringis dan menangis di gendongan Leo.

My sweet doctor 2 [SEGERA TERBIT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang