Detak ke-24 💙

14.2K 2.4K 2.3K
                                    

Gelak tawa terdengar di setiap sudut rumah keluarga Kusmara, Shena tak henti-hentinya tertawa dengan guyonan yang dilontarkan oleh kedua orang tuanya, terlebih lagi mereka begitu bersemangat saat membicarakan keburukan Raga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gelak tawa terdengar di setiap sudut rumah keluarga Kusmara, Shena tak henti-hentinya tertawa dengan guyonan yang dilontarkan oleh kedua orang tuanya, terlebih lagi mereka begitu bersemangat saat membicarakan keburukan Raga. Sedangkan Raga? Hanya diam tak mampu berkata-kata.

"Oh tadinya Raga punya dua monyet, Bah?" Shena bertanya dengan penasaran menatap Sela yang berada di gendongan Raga saat ini.

"Iya namanya Alex, dia cowok. Tapi udah meninggal gara-gara nelen permen karet sama bungkus-bungkusnya," ucap Abah.

"Udah ih Raga mau pergi nih sama Shena," ucap Raga cemberut.

"Tuh dia kalo ada yang ngomongin Alex pasti gini, uh apalagi pas kematian Alex di--"

"Shen ayo berangkat, panas telinga di sini. AC nya gak guna banget." Raga menyindir sebenarnya, tapi tak ada yang menanggapi sama sekali.

"Enggak tuh, dingin malahan," jawab Shena dengan tak peka.

Raga menghela nafas berat sambil mengusap bulu tubuh Sela mengangkat tubuhnya dan mencium si monyet itu, bau Sela sangat Raga sukai daripada bau badannya sendiri.

"Mau berangkat ke mana sih, Ga? Orang Shena mau di sini," ucap Abah.

"Jalan-jalan berdua lah, males di sini orang-orangnya berisik dan sok asik." Raga berbicara dengan ketus.

Abah dan Emak tertawa melihat putranya dalam mode ngambek, Shena tersenyum tipis melihat interaksi keluarga ini, sangat santai seperti seorang sahabat dan sangat seru, Shena sangat ingin memiliki keluarga yang humoris seperti ini.

"Ya sudah, Abah, Emak, Shena mau berangkat sekarang, enggak apa-apa 'kan?"

"Iya hati-hati di jalan, ya. Nanti tas kamu taruh di depan tubuh kamu Shen, jaman sekarang banyak pencopetan." Emak memberi tahu agar tak ada kejadian kecopetan sepertinya dulu saat pergi ke trans studio Bandung.

"Iya, Shena sama Raga berangkat, ya." Raga mencium kedua punggung tangan orang tuanya, diikuti juga oleh Shena.

Setelah berpamitan keduanya pergi meninggalkan rumah menuju mobil untuk berangkat ke tempat yang akan dituju, trans studio Bandung adalah tempat yang mereka pilih untuk menghabiskan waktu bersama, perasaan masih tetap sama, jantung Raga berdebar seperti biasa setiap kali bersama dengan Shena.

"Shen, jantung Lo kalo Deket sama gue gimana?"

Shena hendak membuka pintu mobil kini menghentikan niatnya, "Gimana maksudnya?"

"Apa lo ngerasa berbeda saat dekat gue? Misalnya deg-degan yang berlebihan," ucap Raga menjelaskan Lebih detail.

Shena membuang wajahnya ke arah lain, kenapa Raga harus menanyakan hal ini padanya, padahal ia sudah berusaha sebisa mungkin untuk tidak salting dihadapan siapapun. Jujur, detakan jantung Shena juga berdebar tidak seperti biasanya, irama detakan jantung yang sama seperti dulu saat Shena berdekatan dengan Kenzo.

My sweet doctor 2 [SEGERA TERBIT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang