Detak ke-16 💙

17.8K 3K 5.5K
                                    

"Ari kamu teh kenapa bisa kayak gini sih, Ga? Punggung kamu jadi biru-biru gini, ey

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ari kamu teh kenapa bisa kayak gini sih, Ga? Punggung kamu jadi biru-biru gini, ey. Jangan-jangan kamu mau berubah jadi Hulk, ya?"

Raga menghela nafas mendengar ucapan ibunya, saat ini Raga tengah mengeluh sakit pada seluruh tubuhnya. Bayangkan saja, dia tertindih Seseorang yang melompat dari lantai tiga rumah sakit.

"Bukan Mak, astaghfirullah Raga abis ketindihan bidadari jatuh dari atap rumah sakit," ucap Raga sambil tersenyum membayangkan adegan semalam.

Tuing

Ibunya langsung menoyor kepala bagian belakang Raga dengan cukup keras, membuat si empu meringis kesakitan.

"Allahuakbar, Raga. Kepala kamu jendol gini," ucap ibunya heboh.

Raga meraba kepala bagian belakangnya yang terdapat benjolan, mungkin karena benturan yang cukup keras, pantas saja setelah menangani pasien kepalanya terasa sangat pusing.

"Mak, anu Aga sakit," ucap Raga bangun dari posisi tengkurap menghadap ibunya.

"Anu apa, Ga?"

"Burung Raga nyeri," ucap Raga.

"Sejak kapan punya burung? Kamu 'kan cuma punya monyet," jawab ibunya santai.

Raga menghela nafas, ibunya kadang suka tak mengerti jika bahasa berbelit, sepertinya Raga harus bicara dengan frontal.

Raga mendekatkan bibirnya ke telinga ibunya, "Tit*t Raga sakit, Mak."

"NAH KAN PASTI KENA GIGIT MONYET NIH!" teriak ibunya heboh.

"ABAH TIT*T RAGA DIGIGIT MONYET!  ABAH!" ibunya berteriak memanggil suaminya, sedangkan Raga yang hendak menjelaskan jadi susah karena suara ibunya lebih kencang.

Brak bruk Duk

Terdengar suara langkah kaki abstrak seseorang yang berlari menuju kamar Raga.

Klek

"Mana? Abah liat! Aduh bahaya bisa-bisa kita gak akan nimang cucu."

Lelaki yang sudah berumur datang menghampiri kamar Raga menggunakan sarung kotak-kotak khasnya.

"Astaghfirullah, burung Raga sakit bukan karena digigit Sela, tapi kesikut dengkul cewek sama keteken," ucap Raga jujur lalu menundukkan kepalanya, malu.

Kedua orang tuanya terdiam begitu lama, lalu....

"HAHAHAHHAHAHA HAHAHHAHAHA HAHAHAHAHAHA...." mereka tertawa bersamaan.

"Haha ko-ok bisa gitu, ngik." ayah Raga tertawa tanpa takaran sampai terdengar bunyi ngik yang menandakan dia tertawa sampai bengek.

Bengek adalah: tertawa berlebihan sampai lupa cara bernafas, badan lemas, pipi sakit. Dan berakhir ngos-ngosan dan kadang juga keluar bunyi ngik atau ngok. Bengek itu beragam, setiap orang berbeda dalam mengalami bengek.

My sweet doctor 2 [SEGERA TERBIT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang