"Pijitin aku dong, Han. Sakit banget pinggang aku,"
"Namanya juga udah tua," ucap Jihan sambil mengoleskan minyak urut ke punggung Kevin.
Jihan tertawa lalu memijit punggung Kevin, waktu semakin cepat, tubuh semakin menua, tapi jiwa kekanakan masih tetap melekat di diri kakek Kevin.
"Kevan kemana?" tanya Kevin sambil memejamkan matanya, hanya memejamkan mata, bukan meninggal yang kawand.
"Main game," jawab Jihan.
"Maen hape Mulu tuh anak satu, capek cuek banget sama orang tuanya sendiri. Apalagi kalo sama aku, diem aja," ucap Kevin membalikan tubuhnya menyudahi acara pijat-pijat nya.
"Aku juga gitu dulu, Kevan mirip sama aku," jawab Jihan sambil menutup minyak urutnya.
"Impas ya, Tiara mirip aku, Kevan mirip kamu, gak mau buat satu lagi biar mirip keduanya?" tanya Kevin sambil menaik turunkan alisnya.
"Inget udah bau tanah gak usah banyak gaya," ucap Jihan bangun dari duduknya.
Kevin memajukan bibirnya mendengar ucapan pedas istrinya, sudah terbiasa dengan hal ini dan sudah menjadi ciri khas dari istrinya.
Kevin memeluk Jihan dari belakang, waktu terasa sangat singkat, kini mereka sudah tak lagi muda bahkan rambutnya sudah tak sepenuhnya berwarna hitam.
"Han, Makasih ya udah setia disini menetap sama aku, terima kekurangan aku, dan menua bersama. Aku benar-benar cinta sama kamu," ucap Kevin membalikan tubuh Jihan agar dia menghadap dirinya.
Jihan mengangguk menanggapi ucapan suaminya, Jihan menempelkan kedua tangannya di pipi Kevin dan mengusap matanya.
"Aku juga cinta kamu," kata Jihan sambil tersenyum.
"Han, kok mata aku panas ya?" tanya Kevin sambil mengedipkan matanya yang terasa sangat panas.
"Oh iya, 'kan aku abis megang minyak urut. Maaf ya," ucap Jihan menahan tawanya saat melihat wajah Kevin menahan panas di matanya.
"Haish, ada aja halangan yang kalau kita lagi romantis kayak gini," ucap Kevin berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya.
Jihan juga mengekor di belakang Kevin untuk mencuci tangannya. Keromantisan yang Kevin buat selalu saja berujung kehancuran, saat dirinya sudah mulai serius untuk mengungkapkan isi hatinya selalu saja ada yang mengganggu entah itu itu dari keluarganya atau bahkan bukan.
"ASSALAMUALAIKUM AYAH!"
Kevin yang sedang membasuh wajahnya langsung menghentikan aktivitas saat mendengar suara toak dari luar rumahnya. Jihan tersenyum senang lalu berjalan meninggalkan Kevin yang melanjutkan kegiatan mencuci muka sedangkan dirinya merupakan niatnya untuk mencuci tangan.
Jihan berjalan tergesa menghampiri pintu utama rumahnya, dia merasa sangat merindukan Putrinya. Meskipun Tiara menyebalkan, sifat itulah yang Jihan rindukan. Setelah menikah rumahnya terasa sangat sepi, hanya ada kedua orang tua Kevin, dan keluarga kecilnya tanpa ada Tiara.
KAMU SEDANG MEMBACA
My sweet doctor 2 [SEGERA TERBIT]✓
Fiksi Remaja[Baca Rewrite terlebih dahulu!] Awalnya manis, tapi semuanya berubah saat sebagian mimpi itu menjelma menjadi nyata. Mimpi yang paling menyeramkan itu kini terjadi. Aku dan kamu yang awalnya baik-baik saja, berubah menjadi dua orang yang saling diam...