Delapan

1.1K 118 37
                                    

Guys maaf ya baru upload karena kemarin-kemarin hpku ke reset dan aku lupa passwordnya jadi ini aku kerjain pake laptop. Btw juga kayaknya jarang UP karena mingdep udah mulai kuliah maafkan yaaaa. semoga dengan ini menghilangkan rasa rindu kalian fufufu

********************************************************************

Anneth diam tidak mau menjawab pertanyaan itu sampai mereka tiba di rumah Anneth. Deven membukakan pintu untuk Anneth sambal mengulurkan tangannya, perlakuan manis yang sederhana kini selalu Deven lakukan. Setelah Anneth keluar Deven kembali menutup pintu mobilnya.

"Kamu ngga jawab pertanyaanku tadi berarti kamu siap, sayangg," bisik Deven mereka masih di dekat mobil belum bergerak sedikitpun.

"Aku ngga tahu sayang ada yang masih ganjel di pikiranku," sahut Anneth. Deven mengerutkan alisnya. Apaa?

"Ada yang kamu raguin dari aku? Apaan? Bilang sama aku,"

"No. Sayang denger, sekarang bukan saatnya bahas itu, okey? Aku sayang kamu," jawab Anneth dengan senyuman manisnya. Deven mengangguk, dia tahu kalua Anneth sayang dirinya. Ia mencium dahi Anneth lama.

"Kamu jangan pikirin yang tadi, ya?" Deven mengangguk dan masih memeluk Anneth sambil mencium dahi Anneth.

Dari pintu rumah Anneth baru saja seseorang keluar karena ia mendengar ada suara mobil masuk pekarangan rumah, tapi orangnya tidak masuk-masuk juga ternyata sedang asik bucin di pinggir mobil.

"Alvaro liatin kita dari teras," bisik Anneth yang tadi mengintip dari celah pelukannya Deven.

Deven menengok ke belakang melihat apa yang tadi pacarnya bilang. Benar saja. Ia melepas perlahan pelukan mereka dan berjalan menuju Alvaro sambal bergandengan.

"Selamat malam adik ipar," Deven melambaikan tangan sambal tertawa. Mereka berdua masuk ke dalam karena Deven yang mau berpamitan dengan kedua orang tua Anneth.

Alvaro mengikuti mereka berdua dari belakang sampai di ruang keluarga saat Deven berpamitan.

"Aku kira Kak Anneth bawa makanan ternyata tidak, penunggu rumah kecewa" seru Alvaro lesu, tapi membuat ngakak mereka berepat.

"Nanti besok gue bawaan mau?" tawar Deven pada Alvaro.

"Ngga ah. Kak Deven pasti kasihnya buku tentang kedokteran lagi, yang kemaren-kemaren aja belum aku baca,"

Keluh Alvaro karena Deven selalu memberikan buku-buku kedoterannya untuk Alvaro yang katanya ingin seperti dirinya. Beberapa kali juga Deven suka menjadi guru pribadi Alvaro di rumah yang menjadikan adik Anneth ini sangat cerdas dalam Pendidikan.

****

Hari pernikahan Kak Amel dan Kak David tiba. Paginya mereka melakukan akad di gereja yang biasa mereka lakukan untuk beribdah. Deven Bersama Anneth juga ikut ke gereja menyaksikan akad mereka berdua.

Anneth perhatikan selama persiapan akad sampai mendekati akad, Deven terlihat banyak diam. Sebagai perempuan, Anneth mengerti perasaan Deven seperti apa saat ini. Ia hanya bias menguatkan lewat genggaman tangannya tidak berani mengajak berbicara.

Waktu emang berjalan secepat ini ya, Kak? Kita sama-sama udah dewasa dan punya jalan hidup masing-masing. Adek rasa masih kurang waktu berdua kita apalagi setelah nikah ini pasti semakin susah ya buat kita punya waktu berdua aja, bercanda bareng, jail, lo yang suka marah, rebutan kuah indomie, hahaha itu sekarang cuman memoies aja - Batin Deven.

Tatapan matanya Deven lurus ke arah Kak Amel dan Kak David. Sedih banget rasanya yang dulu deket banget sekarang harus menjalani kehidupannya masing-masing dengan pasangan mereka sendiri.

K.I.T.A !!Last Season!! (Serial Sebuah Kisah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang