Delapan Belas

585 79 34
                                    

Pada akhirnya, Anneth tetap ikut Deven ke London setelah mama yang berbicara baik-baik dengan Anneth dan Deven yang diberitahu oleh papanya. Sudah hamper mau lima bulan mereka tinggal di London tinggal berdua. Usia kandungan Anneth juga sudah jalan lima bulan. Tidak banyak keluhan dan mengidam yang aneh-aneh, sepertinya debay mengerti kondisi papanya sedang sibuk kuliah itu hahaha.

Perkuliahan Deven juga begitu menguras tenaga dan pikirannya, tapi dia harus tetap bias membagi waktunya antara perkuliahan dan juga waktu Bersama Anneth. Setiap dua minggu sekali pasti akan mengajak Anneth jalan-jalan supaya tidak stress di rumah terus.

"Sayangg. aku pulang," Deven membuka pintu sambil melepas sepatunya dan menyimpan di rak sebelah pintu. lalu masuk melihat ternyata Anneth sedang menonton film.

"Serius banget, sampe aku panggil ngga nyaut yaaa,"

"Ehh maaf sayangg. Bentar aku siapin dulu minum ya?" Anneth beranjak bangun dari duduknnya.

"E-eeeh. udah lanjutin aja, nanti aku buat sendiiri, aku mau mandi dulu habis itu nemenin kamu ya,"

Yasudah. Anneth ikut ke kamar menyiapkan baju untuk Deven lalu kembali ke ruang tengah menonton film edukasi tentang kehamilan. Deven yang suka menyarankannya supaya tidak stress hanya di rumah saja. Kegiatannya ya olahraga dengan gurunya yang sudah Deven percayai.

Sesekali juga terkadang Anneth dibawa Deven untuk mengerjakan tugas Bersama rekannya. Dia membanggakan Anneth tentunya di depan temannya yang masih sendiri belum ada pasangan. Hahaha. Mama dan Mami sering menelfon mereka menanyakan kabar bagaimana, sesekali juga mengirimkan makanan Indo untuk Deven dan Anneth.

Selesai mandi, Deven menemani dan membantu Anneth masak makan malam mereka berdua. Deven lebih banyak yang mengerjakan karena dia yang menyuruh Anneth mengerjakan yang ringan-ringan saja. Mereka makan tidak lama langsung ke kamar, Deven mengecek deadline tugas dan meterinya sementara Anneth tengah memainkan Ipadnya.

****

Dari pagi, Deven mengerjakan tugas kuliahnya. Sementara Anneth sibuk mengurus bisnis yang baru mau dibukanya di Indonesia, dia membuka tempat makan gitu dan di handle sama orang-orang disana juga managernya dipantau oleh keluarganya.

"Hari ini mau kemana Sayangg?" tanya Deven tapi tatapannya masih ke layer laptopnya.

"Ke supermarket mungkin? Atau kamu mau kemana?" jawab Anneth.

"Yaaa, boleh. persediaan di rumah habis? sekalian aja deh,"

"Tapi aku pengen naik kereta, no mobil," Deven terdiam yang tadinya sedang mengetik. ia menoleh ke Anneth yang ada di atas Kasur.

"Kenapa? nanti kamu kecapean,"

"Sekaliii. gaboleh? yaudah aku ngga ikut kamu aja,"

ia menggaruk kepalanya, lalu menghela napas pelan. ingett kata mama, 'Ngertiin cewek kalo hamil emang aneh-aneh, tapi selagi permintaannya masih bias terima ya kamu turutin. terus kalo itu membahayakan banget, kamu kasih tau pelan-pelan ya, soalnya hatinya sensitive' Deven merampungkan tugasnya separagraf lagi baru mengirimnya dan lanjut ke Anneth.

"Baby, jangan nakal ya disana. Harus nurut sama mommy. " Deven malah mengobrol dengan debay sambil mengelusnya dan dicium.

"Yaudaaa kita ke Camden Town Market ya, naik kereta. Kamu siap-siap gih, aku mandi dulu," Deven mengelus kepala Anneth dan terakhir mencium pipinya.

Perjalanan ke Camden Town sekitar 30 menit menggunakan kereta sekali jalan. Dari stasiunnya harus jalan dulu sekitar 10-15 menit baru mereka sampai di pintu masuk. Sore itu ramai pengunjung dan memang akan selalu ramai sebab tenpatnya terkenal.

K.I.T.A !!Last Season!! (Serial Sebuah Kisah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang