Empat Belas

1.2K 117 35
                                    

Waktu rasanya berjalan terlalu cepat menuju hari pernikahan. Rasa senang bercampur rasa deg-degan juga menyertai Deven dan Anneth. Setelah rekaman itu selesai mereka berfikir ulang mengenai video clip yang pada akhirnya mereka lakukan di Bogor atas saran mami Anneth katanya mereka harus focus dengan prewedding nanti Labuan bajo. Jadi lagu mereka sudah jadi tinggal menunggu tanggal rilisnya saja.

Sekitar jam 9 pagi Deven, Anneth dan tim yang akan membantu dalam proses prewedding mereka sudah berada di bandara Soekarno-Hatta. Perjalanan dari Jakarta ke Manggarai itu kurang lebih tiga jam menggunakan pesawat.

"Sayang, paspor sama tiket di kamu kan?" tanya Deven sambal mencari di tasnya takut-takut ketinggalan di rumah, tapi perasaan waktu itu Anneth yang simpen.

"Iyaa bep, kan kamu yang bilang ini pegang sama aku aja," Anneth memperlihatkan paspor dan tiket milik mereka berdua.

"Ehehehe maap lupa aku," cengirnya tanpa berdosa.

"Masih muda udah lupaan kaya kakek-kakek," gumam Anneth. Untung Deven tidak mendengar.

Pesawatnya terlambat 15 menit jadi sekarang mereka baru masuk dan langsung naik saja. Sengaja Deven dan Anneth memilih kursi khusus berdua. Tidak boleh ada yang ganggu pokoknya mau pacaran katanya. Sebelum terbang mereka buat boomerang dulu.

"Udah ngga ada yang lupa atau ketinggalan kan yang?" Deven melepas tasnya dan disimpan lalu menyandarkan punggung dengan santai dan nyaman.

"Kayaknya ngga sih,"

Persiapan pesawat mereka akan segera menuju Manggarai. Deven sedang mengobrol dengan photographer di kursi sebelah, entah apa yang dibahasnya Anneth memilih mendengarkan music yang tersedia di depannya.

Obrolan mereka terpotong karena makanan pesanan Deven dating untuk Anneth juga dirinya. Tadi pagi mereka sibuk men-cek semua perlengkapan sampai sarapan hanya dengan segelas susu dan buah-buahan.

"Eh, terima kasih," Deven menerima makanan itu, Anneth yang sadar Deven kesulitan membantunya.

"Oh ya bang gitu aja dulu selebihnya nanti kita obrolin lagi kalau sudah samai manggarai ya?" ucap Deven pada seseorang yang ia ajak mengobrol sebelumnya. Abangnya mengangguk dan tersenyum.

"Makan dulu sayangg pasti laper kan?" Deven membuka penutup wadah makanannya milik Anneth.

"Iyaa, Makasiii sayangg," Anneth mencubit gemas pipi Deven.

"Aku suapin kamu okey," Anneth terkekeh Deven menawarkan menyuapinya.

"Tumben. Ngga minta disuapin aku nih?" ledek Anneth pada Deven yang biasanya manja minta disuapin kalau makan.

"Nggaaaa sayangg. Sesekali aku suapin kamu karena cewek pun perlu dimanja sama pasangannya makannya aku kan jarang banget tuh suapin kamu paling kalau kamu susah makan atau sakit doang," Deven sudah menyiapkan suapan pertamanya di sendok.

Anneth mengangguk dan tersenyum amat manis. Deven mulai menyuapi Anneth dengan lembut dan penuh kasih sayang. Makan mereka diiringi dengan tertawa membahas hal-hal kecil yang membahagiakan.

"Kok aku tiba-tiba keinget kita yang sama sama foto boneka ke jendela pesawat dulu ya?" celetuk Deven tiba-tiba sambal menyuapi Anneth di sebelahnya.

"Boneka Captain Marvel dan kamu boneka Spiderman, dulu kita beli itu barengan kalauu ngga salah ya?" Anneth ikut flashback dengan percakapan yang dibangun oleh Deven.

"Hahaha. Iya, dulu foto itu kita story-in di Instagram waku LDR lama banget Manado-Lombok,"

"Atau ngga kita juga pernah di question box saling bilang I love you, hahaha." sambung Anneth dengan segudang memori mereka saat remaja dulu. Deven ikut terkekeh benar itu hal konyol banget padahal mereka itu public figure malah update kaya gitu di story.

K.I.T.A !!Last Season!! (Serial Sebuah Kisah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang