Duabelas

1.2K 122 70
                                    

Mendapat kabar kalau studio milik Anneth yang baru saja di buat itu telah selesai dan di bereskan ruangannya, rencana hari ini Deven dan Anneth akan melihat keadaannya sekaligus mencoba studionya untuk memuat cover rasanya sudah lama mereka tidak cover berdua.

Deven baru selesai siap-siap, tapi tadi Anneth mengabari jangan dulu ke rumah karena dia baru mau mandi takutnya lama menunggu. Jadilah Deven diam dulu di balkon kamarnya kebetulan sinar matahari yang bagus menyorotnya sekalian berjemur pagi.

Jemarinya menyisir rambut asal yang penting rambutnya kebawah seperti mangkok atau biasa Anneth sebut seperti orang korea. Ia menggunakan sweater hitam dengan leher yang tinggi. Semakin kesini Deven semakin putih saja membuat cewek-cwek insekyur melihatnya dan merasa kalah putih dengan Deven sebagai laki-laki.

"Dah ah otw sekarang aja," Setelah satu foto berhasil ia dapatkan dan dijadikan snapgramnya ia memasukkan handphonenya ke tas kecil yang biasa ia bawa.

Di rumahnya sudah sepi karena mereka sudah berangkat kerja jadi hanya Deven sendiri tadi dan rumah akan kosong saat Deven pergi. Mobil yang di kendarai Deven melaju keluar komplek dan meluncur menuju rumah Anneth.

Perjalanan menuju rumah Anneth tidak terlalu lama apalagi jalanan tadi tidak macet. Sampai di rumah Anneth juga sepi karena ini hari kerja Papi Anneth sudah di kantor sementara Alvaro sekolah. Deven berpapasan dengan pembantu rumah Anneth hanya tersenyum lalu masuk setelah di beritahu Mami ada di dapur.

"Good morning Mami," Deven menghampiri ke dapur melihat Mami sedang membereskan dapur sepertinya baru selesai sarapan Bersama.

"Morning juga Dev," jawab Mami yang masih berkutat di dapur. Deven duduk sejenak di kursi depan meja makan memerhatikan Mami yang tengah sibuk di dapur.

"Aku ke atas gapapa, Mi?"

"Sana kamu samperin udah selesai mandinya kayaknya lagi dandan," Deven yang tadi sedang duduk menatap kosong meja makan sekarang pun berdiri menuju kamar Anneth menengok sedang apa kekasihnya itu.

Perlahan Deven membuka pintu kamar Anneth, mengintip sedikit ternyata gadis itu sedang duduk di depan kaca riasnya asik memoles wajahnya. Deven malah diam pintunya masih terbuka setengah dan Deven malah memerhatikan Anneth dari pintu.

"Heh ngapain diem deket pintu kaya gitu hahaha," Anneth bisa melihat Deven dari kaca di depannya, ia terkekeh karena Deven yang mengintip-ngintip.

"Lagi nonton yang dandan serius amat," Deven ikut terkekeh sambal berjalan masuk mendekati Anneth. lalu ia duduk di sofa dekat meja rias Anneth mengambil kamera yang ada di meja dan memainkannya.

"Nanti kita cover lagu itu jadi kan, yang?" tanya Anneth masih sambal berdandan.

"Yang korea-korea itu? Bebas sih kalau aku, bukannya mau pake video yang ada aja terus kita cumin rekaman aja?" ujar Deven sebari meletakkan kamera di meja lagi dan sekarang ia berdiri di belakang Anneth yang sedang merapihkan rambut.

****

Tadi dari rumah Anneth mereka langsung menuju studio baru Anneth yang rencana akan memproduseri industri musik, tetapi tidak sendirian ia di bantu oleh timnya. Tadinya mereka mau rekaman lagu di sana tapi karena alat-alatnya belum di susun semuanya jadinya Anneth menemani Deven photoshoot ambassador handphone.

"Awas genit sama partner kerja," peringat Anneth saat Deven mau masuk ke ruangan untuk photo.

Jadi Deven itu menjadi ambassador salah satu merk handphone Bersama seorang perempuan yang sebelumnya tidak Deven tahu dan kenal tapi yang namanya partner kerja mereka pasti suka mengobrol.

"Ngga akan, ngapain genit sama orang lain hem? Aku sama dia cumin temen lagian baru kenal juga, gausah cemburu gitu," Deven menunduk sedikit untuk mencium dahi Anneth sekilas. Tatapan Deven yang begitu meyakinkan dan melelehkan juga membuat Anneth salah focus.

K.I.T.A !!Last Season!! (Serial Sebuah Kisah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang