Dengan mengontrol napasnya lagi, Valencia mengetuk pintu intu dan terdengarlah intrupsi suruhan masuk dari dalam ruangan itu. Valencia membuka pintu itu dan melihat sesosok pria bertubuh tegap dengan pundak lebar berdiri memunggunginya menatap ke arah kaca luar ruangan ini.
Jantung Valencia berdegup sangat cepat lagi. Perlahan sesosok pria itu berbalik menghadap Valencia.
Betapa terkejutnya ia, ternyata CEO Miller's Company adalah.....
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
Ternyata benar yang dikatakan Elica, CEO nya adalah seorang pria yang sangat tampan bak Dewa Yunani. Tetapi, tatapannya begitu mengintimidasi. Valencia menjadi merasa gugup.
"Silahkan duduk." Alex berucap tegas dengan raut wajah datar. Alex berjalan dan duduk di kursi kebesarannya mengecek berkas-berkas persyaratan melamar kerja milik Valencia. Gadis itu tersenyum untuk menormalkan sedikit rasa gugupnya.
Valencia duduk di seberang Alex dengan perlahan. Ia duduk tegap mencoba bersikap profesional.
"Valencia Winston." Alex membaca nama Valencia yang tertera di berkas yang ada di tangannya itu.
"Yes sir." Valencia menjawab dengan sopan. Alexios melihat wajah Valencia yang tersenyum ramah. Dilihat-lihat, gadis ini seperti bukan gadis material. Dari penampilannya juga sangat sederhana. Alex memulai sesi interview.
"Ekhem. Apa tujuanmu ingin bekeja sebagai seorang sekertaris disini?" Alex menyatukan kedua tangannya di atas meja sambil menatap tajam Valencia. Dengan tegas Valencia menjawab tanpa keraguan sedikitpun.
"Agar mendapat penghasilan setiap bulannya. Saya hidup seorang diri di apartment. Tidak memiliki sanak maupun keluarga. Jika saya tidak bekerja, bagaimana nantinya saya mencukupi kebutuhan hidup?" Alex mengangguk-nganggukkan kepala. Ia melanjutkan pertanyaan-pertanyaan lainnya hingga semuanya telah dijawab tanpa ragu oleh Valencia.
"Baiklah. Kau diterima. Kau bisa mulai bekerja besok." Valencia sungguh bahagia. Akhirnya, ia diterima bekerja disini.
"Untuk hari ini, tanyakan apa saja tugasmu sebagai seorang sekertaris pada Walten. Belajarlah dengannya." Valencia mengangguk antusias.
"Baik sir. Terimakasih banyak." Valencia membungkukkan sedikit tubuhnya mengucapkan rasa terimakasih karena sudah diterima bekerja disini.
Alexios pov on.
Seorang gadis yang mengaku sebagai pelamar kerja disini mengetuk pintu ruangan CEO.
Saat Alex berbalik melihat wajahnya, entah mengapa perasaan Alex terasa menghangat. Dilihat dari tatapan dan penampilannya, ia tampak seperti gadis baik-baik yang lemah lembut. Mengingatkan Alex pada sang ibu.
Alex menyuruh Valencia duduk di depannya memulai sesi interview. Sesuai dengan wajahnya yang cantik, ternyata namanya pun juga cantik dan indah. Valencia Winston.
Jantung Alex terasa berdebar lebih cepat dari biasanya saat melihat senyum ramah dari Valencia terbit menghadap ke arahnya.
Alex berdehem mengontrol debaran jantungnya. Lalu, ia memulai sesi interview.
Berbagai pertanyaan yang diucapkan Alex, dijawab tanpa ragu oleh gadis di depannya ini. Alex menatap pahatan wajah Valencia yang sangat sempurna. Sungguh, entah rasa apa yang ada dalam dirinya pada gadis ini.
Bulu mata lentik, hidung mancung, bibir ranum, oh astaga sungguh sangat cantik. Belum lagi wajah manisnya yang terlihat di saat ia tengah tersenyum. Menjadikan point plus untuk kecantikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Cold CEO (TERSEDIA DI SHOPEE)
RomanceTERSEDIA DI SHOPEE!!! Pencarian di Shopee bisa ketik "Novel My Possessive Cold CEO" tokonya cmg_berau Stok terbatas! Buruan order sekarang sebelum kehabisan! Ada diskon 5% di Bulan Juni ini♡♡♡ Alur di novel lebih greget dibanding dengan di wattpad ☆...