Part 32 [REVISI] : Past Wounds That Haven't Fully Healed

11.3K 678 76
                                    

⚠️ Potongan Part Versi Novel ⚠️

"Ger, mau roti? Ini Sydney membawakan roti isi daging kesukaanku. Kau mau?" panggil Elica.

"Tidak terima kasih," jawabnya disertai senyum kecil.

"Gerald, apa kau tidak ada kegiatan hari ini? Maksudku, apa kau hanya di rumah saja?" tanya Sydney dijawab gumaman sebagai jawaban 'iya' oleh Gerald.

"Apa kau mau membantu kami menemukan Valencia?" sambung Sydney disertai nada memohonnya. Gerald masih santai meneguk minumannya.

"Iya Ger. Tolong bantu kami mencari keberadaannya. Aku sangat mengkhawatirkannya. Sudah berapa hari ini ia tidak ada kabar sama sekali," tambah Elica memelas.

Sebenarnya Gerald sendiri tidak tega membuat Elica sampai sebegitu khawatirnya pada Valencia. Tapi di sisi lain, ia melakukan ini untuk membalas budi pada sahabat dekatnya, yaitu Aldrich.

"Mengapa ia bisa menghilang?" Gerald menaruh kembali minumannya ke dalam lemari es itu.

"Entahlah. Ini sangat tiba-tiba," jawab Elica.

"Ger. Please bantu kami mencari Valencia sampai dapat." Kini giliran Sydney yang memohon.

Lalu, tiba-tiba Elica menjadi teringat sesuatu. Ia berbalik menatap sepupu laki-lakinya lekat-lekat.

"Tunggu. Ger, bukannya kau ke New York bersama temanmu itu ya. Siapa namanya, Al-Aldrich kalau tidak salah 'kan? Kulihat dari kemarin kau di rumah saja, apa kau tidak menemui temanmu itu? Ke mana ia? Kita juga bisa minta bantuannya untuk mencari Val. Semakin banyak orang yang mencari maka semakin cepat juga kita akan menemukannya."

Sydney menjadi teringat nama mantan kekasihnya Valencia.


Aldrich. Apa ini Aldrich yang sama?

"Aldrich? Elica kau ingat tidak mantan kekasih Valencia juga bernama Aldrich. Apa ini Aldrich yang sama?"

Gerald menjadi merasa gugup.

"Ah iya benar. Astaga aku baru ingat! Aldrich Francois nama mantan kekasih Val. Gerald, apa nama lengkap temanmu juga Aldrich Francois?" Elica serta Sydney menatap Gerald dengan tatapan penuh mengintimidasi.

Kini Elica dan Sydney mengintimidasi Gerald. Mereka berdua tengah mencurigai pria itu.

"Ger cepat jawab!" desak Elica tak sabaran.

"Oke oke aku akan mengatakannya!" Gerald kini sudah pasrah. Pada akhirnya ia pun mengakui kebenaran yang sebenarnya.

"Iya. Nama temanku itu Aldrich Francois." Elica dan Sydney benar-benar tidak menyangka. Mereka berdua saling pandang dengan tatapan terkejut.

"Lalu, sekarang dimana keberadaan Valencia dengan Aldrich?" Sydney sangat merasa khawatir pada Valencia. Ia takut jika Aldrich kembali menyakiti fisik serta batin sahabatnya seperti yang Valencia pernah ceritakan padanya waktu itu.

"Aku tidak tahu. Memangnya Valencia bersama Aldrich?" ucap Gerald berpura-pura tidak tahu. Ia mengedikkan bahu acuh. Elica langsung mencubit gemas perut sepupunya itu.

"Cepat katakan! Aku yakin Valencia pasti bersama Aldrich!" Gerald mengaduh kesakitan. Ia berusaha melepaskan tangan Elica dari perutnya.

"Baiklah! Baiklah!" Gerald diam sejenak, kemudian melanjutkan ucapannya. "Iya mereka bersama dan kini mereka berada di Venezia, Italia." Elica menunjukkan telapak tangannya ke depan wajah Aldrich seolah-olah mengatakan 'berhenti sebentar'. Gadis itu langsung mengambil sebuah buku kecil di dalam laci belakang tempat Gerald berdiri.

"Alamatnya yang lebih spesifik, cepat katakan!" Elica mendesak Gerald dengan membuka tutup pulpen berniat menuliskan alamat keberadaan Valencia di sana.

"Aku tidak tahu." Elica menaruh pulpennya dengan kasar ke atas meja makan. Gerald langsung pergi meninggalkan Elica serta Sydney dengan cepat.

"GERALD!" teriak Sydney memperingati.

"Jika kau tidak memberitahu alamat keberadaan Valencia, aku berjanji akan memberitahu pada seluruh dunia tentang semua rahasiamu yang kau simpan rapat selama ini."

Seketika Gerald menghentikan langkah lebarnya.

Mau tau kelanjutannya? Kalian bisa baca di novelnya ya🤗 Novel My Possessive Cold CEO tersedia di Shoppe @cmg_berau ✨

My Possessive Cold CEO (TERSEDIA DI SHOPEE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang