O2. Anak ? ♟️

46.4K 1.9K 209
                                    


♟️

♟️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♟️

"Maaf, saya tidak sengaja" Jaemin meringis. Baru saja ada orang yang menabraknya hingga terhuyung ke belakang.

Steven yang dari tadi mengawal Jaemin pun menangani pria tersebut. Jaemin berdecih.

Jaemin melanjutkan jalannya, tidak peduli apapun. Hari ini, dia hanya ingin menemui Jeno di perusahaan suaminya. Rasa antusiasnya tidak bisa terbendungnya.

Para pegawai membungkuk hormat saat Jaemin melewati koridor lobi perusahaan. Sampainya di meja resepsionis, langsung disambut dengan senyuman kaku, seperti takut.

"Aku ingin pergi ke ruangan Jeno"

"Baik tuan, saya akan beri tahu Lee sajangim terlebih dahulu"

Wanita itu menekan tombol angka di telepon kantor. Tetapi Jaemin tidak peduli, ia tidak ingin bertele - tele

Jaemin melangkah ke lift. Menekan tombol ke atas.

Sesampainya ke atas, ia masih harus berjalan lagi ke ujung. Tanpa mengetuk, Jaemin langsung masuk.

Dilihatnya Jeno baru saja mengangkat telepon.

"Jeno-ya"

"Ada apa Jaemin-ah ?"

"Ish aku rindu" Jaemin duduk di kursi tepat dihadapan Jeno. Menyangga dagunya menggunakan punggung tangannya.

"Sedang apa ?"

"Mempersiapkan persentasi untuk besok" Jeno melanjutkan kegiatan mengetiknya.

"Seperti anak sekolahan saja" Jaemin tertawa, Jeno terkekeh.

"Kesini dengan siapa ?"

"Steven"

"Dimana dia sekarang ?"

"Entah. Tadi sedang mengurusi orang yang menabrakku"

"Kau baik - baik saja ?"

"Ah sedikit sakit di bahu" Jeno hanya mengangguk paham.

"Oh iya, tadi aku belajar memasak tahu. Hebat kan ?"

"Iya, hebat"

"Eum.. aku boleh tidak ke rumah Minhee ?"

"Untuk apa sayang ?"

Kasar [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang