O3. Tengkar ♟️

33.7K 1.4K 160
                                    

♟️

♟️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♟️

"Na, dengar dulu penjelasan ku"

Jaemin menepis tangan Jeno yang ingin menggenggam tangannya.

"Kita bisa bicara baik - baik"

"Sudahlah Jeno! aku sudah tidak percaya padamu. You suck!"

Jaemin berlari ke kamar dan mengunci pintu. Menutup dirinya dengan selimut, menutup telinganya dengan bantal.

Tok tok tok

"Na, buka dulu. Aku ingin bicara"

Jaemin tidak langsung membuka pintu. Ia menyibakkan selimut dan bantal yang mengelilinginya.

"Kau tidak mau kan seperti dulu ?"

Mata Jaemin membulat. Dia buru - buru membuka pintu.

"Tidak, tidak mauu~" lalu Jaemin menubrukkan tubuhnya pada tubuh Jeno. Jeno tersenyum menang.

"Maka dari itu. Jangan marah ya ?"

"Iya, aku tidak jadi marah hiks" Jeno mengangkat tubuh Jaemin ke gendongannya. Dan masuk ke kamar mereka.

"Waktunya bayi besar ini tidur, ayo"

Jeno membaringkan tubuh Jaemin di atas ranjang. Menaikkan selimut sebatas dada. Saat Jeno ingin membalikkan tubuhnya, Jaemin mencekal tangannya.

"Disini saja"

"Aku harus ke kantor"

"1 hari bolos, perusahaanmu tidak akan bangkrut ish"

"Tapi sayang—

"Aku tidak butuh uang, Jeno. Aku butuh suami yang perhatian pada istrinya" tatapan Jeno melunak.

"Sejak kapan istri ku jadi bijak seperti ini hm ?" Jeno mencubit gemas pipi Jaemin.

"Hehe, tidak tahu. Pokoknya harus dirumah"

"Baiklah. Ini hari terakhir aku bolos. Jadi besok - besok jangan menyuruhku untuk bolos lagi"

♟️

♟️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kasar [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang