"Nanti malem aku jemput kamu jam 19:00," ujar Nuki.
"Mau ngapain?"
"Ada deh," mencubit pipi Laurenz gemas.
"Ih sakit," lirih Laurenz seraya mengelus-elus pipinya."
"Sakit?" Laurenz mengangguk.
Wajah Nuki mendekat kearah pipit Laurenz setelah itu ia mencium pipi kekasihnya.
Cupp
Laurenz diam dan memantung.
"Udah gak sakit lagi kan?" Tanya Nuki, Laurenz mengangguk.
"Ya udah aku pulang ya, udah sore, jangan lupa nanti malem dandan yang cantik!" Seraya mengacak pelan rambut cewenya.
Nuki melesat pergi dari perkarangan rumah kekasihnya, setelah kepergian Nuki Laurenz berteriak..
"Aaaaaaaaaa, Mamihhhhhh liana seneng Mih." Teriak dari depan teras rumah.
**************************************
"Mau kemana lo kak?" Tanya Marsya.
"Kepo lo, eee." Menjulurkan lidahnya.
"Dih ditanya,malah kek gitu Anjimm banget kan rasanya kaya odading mang oleh nya kaka."😂
"Ehhh kalau ngomong dijaga ya!" Laurenz mendekat kearah adiknya. "Emmm mampus kau."
"Ca elah kak sakit tau pantat gue." Ujar Marsya kesakitan karena ditambok oleh Kakanya.
"Ya itu akibatnya kalau ngomong gak bener, mau lagi?"
"ENGGAK,ENAK AJA LO!"
"Udah lah sana pergi dari kamar gue!!"
"Lo ngusir kak?"
"Bukan NYINDEN!" ujarnya neggas. "Udah sana-sana hus hus." Ia mengusir adiknya seperti mengusir Ayam.
"Gue Manusia, bukan hewan ya."
"Oh ya," menangkup mulutnya seraya mata melotot. "Kirain gue lu hewan dari benua asia yang terdampar disini dan diadopsi oleh Mamah gue, udah sana pergi lo!!" Cerocosnya.
"Jahat banget si lo jadi kaka."
"BODO, Mau gue tabok lagi kedua kali atau pergi dari sini?" Ujarnya seraya berdecak pinggang.
"Bentar kak BENTARR."
"Pa'an lagi si?" Menarik rambutnya karena frustasi.
"Itu loh dibawah,"
"Apa hah?"
"Kak Nuki nungguin lo."
"Whatt? Nuki? Dibawah?"
"Hem,"
"Aw aw kak sakit bego," lagi-lagi Laurenz menabok pantat Adiknya..
"Kenapa gak bilang dari tadi, hem? Kalau Nuki ada dibawah?" Berdecak pinggang..
"Yaa__"
"Ya ya apa?" Bicaranya melotot.
"Udah lah kak, gak usah marah-marah mulu entar cepat tua loh! Udah buruan kak Nuki udah nungguin tuh!!"
"Lo mau punya kaka Tua?"
"Enggak lah jangan!"
"Nah kan, makanya jangan macem-macem kalau ngomong! Udah cantik belum gue?" Tanya Laurenz pada adiknya.
Telunjuk tangan Marsya menepel didagu. "Emmm, prefect kak, Cantik." ujarnya jujur.
"Oke deh, cuss keluar!"
Mereka berdua keluar dari kamar Laurenz dan turun menuruni anak tangga..
"NIH KAK NUKI,PUTRI SOLO BARU KELUAR!" Teriak Marsya menuruni tangga.
"Mulut lo Sya!!"
"Sorry soryy."
sekarang mereka berdua sudah berada di Ruang Tamu..
"Lama ya?" Tanya Laurenz pada kekasihnya.
"Enggak," Nuki berdiri. "Ayo," seraya mengulurkan tanganya.
Laurenz dengan senang hati menggenggam uluran tangan dari Nuki seraya tersenyum.
"Mih, Nuki pinjem Liana ya." Pintanya.
"Iya nak, jaga Laurenz ya!Mampih percaya sama kamu." Ujarnya.
"Iya Mih.."
"Ka Liana kalau pulang bawa oleh-oleh ya!!" Ujar Marsya.
"Lo!" Tatap sinis kearah Adiknya.
"Ya ya ya kak," Marsya kicep.
"Ya udah Mih Liana mau pergi sama Nuki, Assalamualaikum."
Marsya dan Mamih melihat kepergian sepasang kekasih itu.
"Kamu cantik!" Ujar Nuki yang mengendarai Mobil.
"Hah apa?"
"Kamu Cantik!" Ujarnya lagi.
Pipi Laurenz kini merah seperti kepiting rebus. "Kamu nih ya, bisa aja." Tersenyum malu-malu.
"Seruisan!"
"I love you!"
Jangan lupa vote end komen:)
Terimakasih
Maaf jika Up nya lama😣😊
KAMU SEDANG MEMBACA
SI MANIS (SNEBO) ❤
Random"Ihhh Nuki jangan sukak ngacak rambut aku dong!" Titahnya. "Kenapa,hem?" Tanya datar. "Aku gak suka nanti rusak rambut aku! Nanti jelek akunya" "Gak papa aku suka." Seraya mengacak rambut wanita itu lagi. "Nuki jelekkk!" Teriaknya keras.. "Tapi kamu...