O9 ; pertemuan tak terduga

155 56 31
                                    

Inara sedari tadi berdiri di balkon kamarnya sembari bergerak gelisah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Inara sedari tadi berdiri di balkon kamarnya sembari bergerak gelisah. Pasalnya, Theo mengatakan jika ia akan menjemputnya pukul 2 siang, namun hingga jam 3 sore batang hidung lelaki itu tak nampak juga.

Perempuan itu mencebik kesal, padahal ia sudah siap dengan berpakaian rapi, tetapi Theo justru terlambat menjemputnya.

whatsapp

[] theo👽 []

Inara
theoooooo
3.02 PM

jadi nggak sihh?
3.02 PM

php bener woiiiii
3.03 PM

theo rese ih
3.03 PM

telat satu jam nih
3.04 PM

Nihil, tidak ada balasan dari Theo. Semua pesan singkatnya terabaikan begitu saja.

Inara mendengus kesal, lalu beranjak masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu balkonnya.

'Ah, paling wacana lagi.' batin perempuan itu, kemudian merebahkan tubuhnya di atas kasurnya, membenamkan wajahnya pada bantal kesayangannya untuk meredam rasa sebalnya.

Kalau besok senin Inara berpapasan dengan Theo di sekolah, ia akan mencubit lengan lelaki itu sekuat tenaga untuk melampiaskan kekesalannya hari ini. Lihat saja!

“Naraaaaa, dandannya udah belum? Ini pacar kamu nungguin?” teriak mama Inara dari lantai satu.

Inara mengernyitkan keningnya, pacar? Sejak kapan ia punya pacar, dia 'kan tidak pernah memberitahu hubungannya dengan Aldo pada mamanya?

Tunggu, jangan-jangan...

Ia pun cepat-cepat turun dari kamarnya dan menuju ke ruang tamu. Memastikan dugaannya benar atau salah. Dan benar saja, Theo dengan mamanya sedang duduk berhadapan di sofa ruang tamu. Lelaki itu memberikan senyuman jahilnya untuk Inara, membuat perempuan itu semakin terkejut.

“Lho, kapan nyampenya coba?” tanya Inara bingung.

“Udah daritadi, tuh mobilnya diparkir depan rumah. Kamu siap-siapnya lemot banget sih, kasihan cowok kamu nungguin kelamaan.” celetuk mamanya.

Astaga, ternyata Theo menjemputnya menggunakan mobil. Pantas saja Inara dari tadi tidak melihat ada motor yang merapat ke rumahnya.

“Kamu kok gak cerita sih kalau punya pacar seganteng dia?” tanya Mama Inara pada putri tunggalnya.

Inara langsung memasang wajah tak terima, sejak kapan lelaki tengil itu jadi kekasihnya?

“Tapi mah, Theo itu bukan—”

Mengapa Kita #TerlanjurMencintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang