11 ; lapangan basket petang itu

171 54 32
                                    

1 hari menjelang olimpiade tingkat nasional yang akan diikuti oleh Inara, fikirannya justru kacau kemana-mana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

1 hari menjelang olimpiade tingkat nasional yang akan diikuti oleh Inara, fikirannya justru kacau kemana-mana.

Harusnya hari ini ia memfokuskan diri dengan mematangkan belasan materi yang harus ia kuasai agar dapat menaklukan soal-soal kompetisi tersebut. Namun nihil, wajahnya tampak kusut sedari tadi.

Semua itu akibat ucapan Ryuzna saat dirinya merespons cerita tentang Theo yang diceritakan oleh Inara dan membuat perempuan itu kepikiran hingga sekarang.

“Lo nggak curiga gitu, kalau ternyata si Theo tunangannya Karin? Soalnya 'kan di keluarganya dia dipanggil Ayden, sedangkan Karin bilang inisial tunangannya tuh 'A'...”

Kalau dicerna lebih dalam lagi, sebenarnya apa yang diucapkan Ryuzna itu sangat masuk akal. Astaga, kenapa Inara tidak menyadari dari awal?

Lalu bagaimana nasib perasaan Inara?

Entahlah, perempuan itu juga bingung. Apakah ia menaruh hati pada Theo? Awalnya Inara menyepelekan kebersamaannya dengan Theo yang kadang dibumbui dengan keisengan dan gurauan ringan. Tapi siapa sangka jika hal sesederhana itu dapat membuat Inara nyaman pada Theo?

Namun perempuan itu belum berani menyimpulkan perasaannya sebagai bentuk rasa suka atau jatuh cinta. Mengingat kedekatan mereka hanya sebatas teman, bisa jadi Inara yang terlalu terbawa perasaan 'kan?

Tidak, apakah Inara tidak ingat kala mereka berada di mobil kemarin Theo mengatakan bahwa ia menyukainya? Bahkan lelaki itu mengajaknya untuk 'jadian'. Lantas apalagi yang diragukan?

Inara menghela nafas, kalaupun memang benar jika dia menyukai Theo, semuanya akan tetap terasa rumit. Ia tidak mungkin memacari calon tunangan dari temannya sendiri. Itu sama sekali tidak dibenarkan.

Perempuan itu menimpuk kepalanya dengan buku paket ekonomi miliknya, kemudian mengaduh pelan akibat ulah konyolnya sendiri.

Mengapa perkara jatuh cinta harus membingungkan begini sih?


* * *

Atas dasar keingintahuan Inara tentang kejelasan perasaannya dan Theo, perempuan itu memutuskan untuk menuju ke lapangan basket menghampirinya. Perempuan itu telah menyiapkan pertanyaan yang tertata rapi untuk disampaikan pada lelaki itu.

Hari ini Theo memang ada jadwal ekskul basket bersama teman sejawatnya. Lelaki itu tampak fokus melatih adik kelasnya dengan teknik dasar permainan bola basket.

Nafas Inara tercekat meski hanya menatap Theo dari kejauhan. Lalu kata-kata yang tersusun rapi pun rata dengan tanah begitu saja.

Astaga, ia tak pernah merasa segugup ini hanya untuk menemui Theo.

“Woi, mau ngapelin cowok lo ya?” seru Tiara, salah satu anggota klub basket dengan suara lantang.

“Cowok gue? Siapa emang?”

Mengapa Kita #TerlanjurMencintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang