Happy reading~🙆
Langkah kaki mungilnya ia giring menuju area kampus dengan perasaan yang riang. Sesekali bersenandung kecil dan menebar senyum pada orang orang yang ditemuinya.
Masa bodoh ia kenal atau tidak, yang jelas ia hanya ingin membagi kebahagiaannya hari ini.
"Kau kenapa ge? Menakutkan". Langkah kakinya berhenti pada bangku tempat dimana ia akan mendapatkan kelas hari ini.
"Tidak ada, aku hanya sedikit senang hari ini". Yang bertanya pun hanya memandang dengan wajah bingung.
Xiaojun, si mungil masih setia menampilkan senyum manisnya sedari tadi. Membuat pria disampingnya heran.
Apa tidak pegal ya?...
"Karena hari ini aku sedang dalam mood baik, bagaimana jika aku meneraktirmu saat jam istirahat nanti?". Tanya xiaojun.
Wajah yang menampilkan ekspresi keheranan berubah perlahan menjadi ekspresi kesenangan.
"Wah tumben sekali gege mau meneraktirku, seperti nya sedang bahagia sekali". Balas si lawan bicara.
"Tidak tidak, sekali kali aku harus meneraktirmu bukan. Lagipula aku malu jika kau yang meneraktirku terus". Balas xiaojun mengelak.
"Hm baiklah, belikan aku es krim ya ge! Aku ingin sekali es krim dari kemarin". Balas yang lebih muda mencebik.
"Tapikan ini musim dingin yangyang, kau akan terkena flu jika mengkonsumsi makanan dingin".
"Ayolahh ge, sekali sajaa lagipula kau yang bilang akan meneraktirku tadi". Wajah yangyang yang awalnya menunjukan raut sedih bertambah sedih.
"Baiklah baiklah, aku akan meneraktirmu es krim hari ini bayi besar". Ucapnya sambil mengusak kepala yang lebih muda.
Liu Yangyang.Pemuda ceria yang berasal dari dataran china ini telah menjadi temannya dari semasa sekolah menengah. Umurnya terpaut satu tahun dengan xiaojun, tapi karena kecerdasannya ia berhasil mengambil kelas akselerasi pada masa sekolah dan berakhir satu angkatan dengan xiaojun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Compli-que | Henxiao
Novela JuvenilGaris yang sudah ditentukan tuhan dan diwujudkan oleh semesta. Menerima enggan dan menolak pun tak sanggup. Lelucon takdir yang menarik ulur perasaan, Semesta dan segala isinya yang bermacam. Dejun tidak pernah terbayang bagaimana kedepannya ia berj...