Happy reading~🙆
Jungmun daepo, salah satu dari banyaknya pantai indah yang berada di pulau jeju itu kini menjadi tujuan utama hendery.
Pantai yang memiliki ombak besar itu menjadi favorit para pengunjung untuk melakukan seluncur. Dengan disisi sisi pantai terdapat tebing jusangjeolli yang berdiri kokoh menunjukkan keagungannya.
Jari jemari hendery diketuk ketukan dengan ritme lambat pada kursi penumpang taksi online yang sudah ia pesan tadi.
Waktu masih menunjukan pukul 5 pagi. Langit yang masih gelap, dan udara dimusim dingin yang sangat menusuk kulit. Beruntung ia masih bisa mendapatkan taksi di jam jam saat pada umumnya orang lain masih bergelut dengan selimut.
Matanya menatap lurus keluar jendela yang menampilkan indahnya hamparan air di pantai jungmun dengan pantulan sinar matahari yang mencoba keluar.
Bibir indah itu tersenyum tipis. Memori yang sudah lama ia pendam sedikit sedikit muncul kepermukaan. Mau tak mau ia harus kembali mengingat kenangan masa lalu yang berusaha ia lupakan.
Namun lagi lagi gagal saat kakinya menginjak tanah jeju, dan saat matanya menatap indahnya pulang jungmun.
"Sudah sampai tuan". Lamunan nya buyar saat sang sopir menghentikan mobilnya tepat didepan sebuah hotel.
"Baiklah, ini ongkosnya. Terima kasih pak sudah repot repot mengantar di jam seperti ini". Ucap hendery memberikan beberapa lembar uang kepada si sopir dengan senyuman.
Si sopir membalas senyum hendery "Tak apa, sudah menjadi pekerjaanku anak muda. Mari saya bawakan kopernya".
Sopir itu hendak turun dari kursi kemudi. Namun dengan cepat hendery mencegahnya.
"Tak perlu repot repot pak. Biar saya saja. Sekali lagi terima kasih pak. Saya permisi". Hendery segera turun dari mobil taksi dengan menggandeng sebuah koper.
Udara dingin langsung terasa menembus mantel hitam yang ia kenakan. Buru buru ia memasuki lobby hotel untuk melakukan check in.
289.
Nomor kamar yang akan hendery gunakan untuk tiga hari kedepan. Hendery sedikit termenung sembari menatap kunci ditangannya.
Sudah 5 tahun lalu. Nomor kamar yang sama.
~~
Hendery membuka pintu kamar dengan nomor 289 didepannya. Melangkahkan kakinya memasuki ruangan yang terlihat indah dengan ornamen ornamen mewah didalamnya.
Kakinya menelusuri setiap sudut dan penjuru ruang, matanya bergulir kesana kemari memperhatikan hal hal kecil yang berusaha ia sadari keberadaannya.
Hendery mendengus.
Bahkan sudah 5 tahun, tapi tempat ini masih sama.Dibukanya pintu balkon yang langsung berhadapan dengan pantai. Pemandangan pantai jungmun dengan ombak yang besar juga matahari yang baru mencuat lucu memberikan cahaya yang langsung menerpa wajah si tampan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Compli-que | Henxiao
Підліткова літератураGaris yang sudah ditentukan tuhan dan diwujudkan oleh semesta. Menerima enggan dan menolak pun tak sanggup. Lelucon takdir yang menarik ulur perasaan, Semesta dan segala isinya yang bermacam. Dejun tidak pernah terbayang bagaimana kedepannya ia berj...