Happy reading guys....
Sebelum baca vote dulu ya, mari saling menghargai :)_____
"Pio, Sapta, bangun. Siap-siap ibadah!" Ucap Gelora berteriak dari luar kamar.
Pio mengusap wajahnya pelan, dia melirik ke arah jam dinding. Sebentar lagi adzan subuh. Pio mengguncang tubuh Sapta tanpa melihatnya. Sapta menepis tangan Pio, perlakuan Pio sangat mengganggu mimpi indahnya dengan Gelora. Dia sedang bermimpi mengucapkan ijab kabul, disampingnya ada Gelora yang sudah menggunakan pakaian khas pengantin, cewek itu terlihat sangat cantik, membuat Sapta tak sanggup menatapnya lama.
"Woi bangun. Shalat subuh!"
"Arrrghhh...." protes Sapta setengah sadar. Diapun segera bangkit dari tidurnya dengan mata tetap terpejam. Perlahan dia membuka matanya lalu menatap Pio yang juga sudah duduk di kasur, namun dengan mata yang terpejam.
Matanya membulat sempurna, badannya mulai bergetar.
"SE....SE..SETAN BANGSADD!!!" Teriaknya
Secepat kilat Sapta melompat, lalu tiarap dekat kaki kasur.
"ANJIRR HANTU SIALAN, BIKIN JANTUNG GUE SENAM SKJ AJA..... PERGI GAK LO!!! KEMBALILAH KE ALAMMU WAHAI PENGHUNI KAMAR INI!!" Teriak Sapta dari balik selimut. Tangannya yang gemetaran keluar dari selimut menunjuk ke arah hantu yang ia maksud.
"Haaa... hantu? Dimana?!" Tanya Pio spontan membuka mata dan melompat ke samping Sapta. Perlahan Sapta membuka selimut yang menutupi matanya.
"HANTUUU......!!!" Ucap keduanya saling menunjuk satu sama lain.
Gelora tertawa dari luar mendengar ucapan Sapta dan Pio. Rencana jahatnya berjalan sangat bagus, pikirnya.
"Allaahumma barik lanaa fiimaa razaqtanaa waqinaa 'adzaa bannar. Pergilah kau!!" Ucap Sapta berdoa dengan tangan gemetaran.
Plakkk!!!
Sebuah geplakan di kepalanya, membuat Sapta meringis kesakitan.
"Hantu gadak akhlak lo!! Main kekerasan. Gue laporin Komnas HAM, wassalam lo. Berani lo sama gue?!"
"Hantu pala lo peyang. Ini gue Pio."
Sapta perlahan menurunkan telapak tangan yang dia gunakan untuk menutupi wajahnya. Dia pun membuka matanya.
"Lo beneran Pio?" Tanyanya tak yakin
"Iyalah."
"Ah masa?"
"Kalau gue bilang iya, ya iya. Lagian ngapain lo baca doa makan?. Dimana-mana orang itu baca ayat kursi buat ngusir setan, malah baca doa makan. Gak waras!!" Sambar Pio
"Pftttt..... ngapa muka lo jadi gitu? kocak." Ujar Sapta menahan tawanya.
"Sadar diri woi. Liat muka lo!" Tegur Pio kesal.
Sapta pun berdiri dengan tergesa-gesa menuju sebuah cermin yang ada di lemari. Dia hampir menertawakan dirinya sendiri melihat penampilannya sekarang yang sudah seperti orang gila, namun dia menahannya, agar harga dirinya tidak jatuh di depan Pio.
"Ini kerjaan lo kan?" Tuding Sapta. Jarinya menunjuk tepat di wajah konyol Pio.
"Jangan nunjuk - nunjuk gue gitu atau gue patahin jari lo!!" Ancamnya merasa tidak suka saat Sapta menunjuk dirinya.
"Jadi siapa?"
"Gatau. Intinya bukan gue, kalo gue yang lakuin itu, gue gak akan lakuin itu juga ke muka gue." Elak Pio, Sapta mengangguk membenarkan. Kali ini perkataan Pio ada benarnya. Tidak ada hujan dan tidak ada angin muson tenggara. Sapta dan Pio saling menatap lalu mengalihkan pandangan mereka ke arah pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gelora (Hiatus Sementara)
Teen FictionGimana rasanya jadi ratu diantara dua cowok? Ini adalah perjalanan Gelora dalam mengungkap teka-teki hidupnya, bukan hanya diiringi dengan tawa bahkan derai air mata juga menghiasi. Rahasia besar menantinya. Hai guys, yuk kepoin cerita seru dari Gel...