Happy reading......
But, sebelum baca vote dan bantu komen ya. Mari kita saling menghargai :)Sapta, Gelora, dan Pio memasuki kelas dengan dihadiahi tatapan oleh semua penghuni kelas. Bahkan Bu Oliv, guru fisika yang sedang mengajar di kelas mereka menatap dengan tajam, tanda tak berkenan hatinya melihat siswa unggulan yang melanggar aturan.
FYI saja, Bu Oliv adalah guru fisika baru pengganti Pak Kumar. Guru lelaki itu sudah merasa lelah hayati untuk menjadi seorang guru, dia ingin mengejar cita-cita masa kecilnya yang belum tercapai, yaitu menjadi ilmuwan. Meski dulu Pak Kumar adalah guru mata pelajaran fisika yang sama sekali tidak menarik bagi Gelora, namun pembawaan Pak Kumar dalam mengajar sangat seru, bahkan dia sering melawak di depan murid, ya setidaknya Pak kumar lebih baik daripada Bu Oliv yang sangat galak seperti maung. Entah kenapa Pak Kuman memutuskan untuk get out. Pak Kuman Gelora rindu, hikss...... Tapi boong!
"Saya sedang tidak ingin melakukan sesi wawancara." Ucap Bu Oliv dengan tatapan menusuk pada ketiganya.
"Jadi untuk yang punya tugas fisika, silahkan antar ke meja ini dan segera duduk! Tapi akan tetap dapat pengurangan nilai kedisiplinan dari saya." Bu Oliv berbicara dengan dingin dan wajah yang seakan tidak tertarik dengan mereka bertiga.
Pio segera membuka ranselnya untuk mengambil buku tugas Fisika miliknya. Wajah Gelora berubah pucat pasi ketika tahu PR nya yang telah disalin oleh Pio ketinggalan diatas nakas. Dia menggigit jarinya, dalam hati dia merutuki kecerobohannya."Mampus, tugas fisika gue ketinggalan." Ucap Gelora panik.
Pio membolak-balikkan buku-bukunya yang ada di ransel namun dia tak kunjung menemukan buku tugas fisika miliknya. Pio memukul jidatnya, dia ingat bahwa buku tugas miliknya ada di meja belajarnya. Setelah menyalin tugas Gelora, dia tidak langsung memasukkan buku itu ke dalam ransel.
Sapta menyenggol lengan Gelora pelan. Gelora yang sedang panik, mengerutkan kening bingung.
"Apa?"
"Ada PR ya?" Tanya Sapta dengan tampang lugunya. Gelora menutup wajahnya dengan satu tangan mendengar pertanyaan Sapta. Ininih ini, spesies seperti Sapta inilah yang paling legend. Lupa mengerjakan PR, sudah biasa. PR yang sudah dikerjakan ketinggalan, lebih biasa. Gatau ada PR, pro mamang.
"Dimana PR kalian?!" Tanya Bu Oliv berdiri dengan wajah sangar di depan mereka.
Ketiganya menggeleng pertanda tidak memiliki PR, tentu saja Gelora terkejut melihat Pio yang juga menggeleng.
"Pio! Kamu anak yang rajin, Ibu tau itu. Jadi kenapa PR kamu tidak ada?"
Pio menghela nafas pelan. Untuk pertama kali dalam sejarah hidupnya, dia tidak membawa PR miliknya ke sekolah.
"Saya lupa mengerjakannya, Bu." Sahut Pio
Gelora melotot akan pengakuan Pio, bukankah Pio yang menyelesaikan tugasnya kemarin? tidak mungkin Pio tidak menyelesaikan tugasnya sendiri, sebelum menyelesaikan tugas Gelora.
"Pio gak boleh bohong gitu. Kemaren kan Pio yang nyalin tugas Gelora, gak mungkin Pio gak nyelesain tugas sendiri." Bantah Gelora, semua mata di kelas itu menatap kepadanya. Dia paling tidak suka jika ada yang berbohong karena dirinya. Pasti buku tugas Pio ketinggalan di meja belajar, karena tadi pagi Gelora-lah yang mengambil tas, dan perlengkapan sekolah Pio yang lain.
"Benar kamu berbohong, Pio?" tanya Bu Oliv.
Pio tidak menjawab, dia memilih untuk bungkam.
"Pio kamu anak yang disiplin. Saya memang baru beberapa minggu mengajar di kelas kalian, tapi belum tentu kalau saya tidak tau sifat, dan tingkah laku kamu. Kamu adalah kebanggaan sekolah ini. Saya tidak suka kamu berbohong. Jika kamu jujur sedikit, saya bisa memberi keringanan, dan tidak akan menghukum kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gelora (Hiatus Sementara)
Teen FictionGimana rasanya jadi ratu diantara dua cowok? Ini adalah perjalanan Gelora dalam mengungkap teka-teki hidupnya, bukan hanya diiringi dengan tawa bahkan derai air mata juga menghiasi. Rahasia besar menantinya. Hai guys, yuk kepoin cerita seru dari Gel...