BAB 9

2K 228 35
                                    

Sebuah cahaya redup perlahan masuk keruangan bawah tanah. Lalu memunculkan sosok yang sangat mereka kenal. Itu adalah Rain, lalu Rain mengangguk, kemudian mereka keluar dari sana tanpa suara. Sean, Angelo, dan Tomi berhasil di selamatkan. Mereka pun sampai di rumah Rain yang ada di kota Aslan. Sesampainya disana Arthur sudah menunggu dengan sangat cemas. Saat sosok Rain muncul ia menunjukan ekspresi leganya.

"Aku berhasil membawa mereka." seru Rain.

"Rain, terimakasih karena sudah menolong kami. Lucas, dia..." ujar Angelo.

"Aku sudah tau," ujar Rain.

"Aku tidak menyangka iblis bangsat itu sudah menipu kita." ujar Sean.

Rain hanya tertawa, lalu ia menyuruh mereka semua masuk kedalam rumah, tetapi Tomi masih meragukan Arthur, apakah ia benar-benar berada di pihak Rain atau tidak. Tetapi ia juga tetap waspada kepada Sean, apakah ia hanya pura-pura baik atau tidak. Namun pada akhirnya, ia menyerah dan membuktikannya kalau Sean dan Arthur selalu berada di pihak Rain. Rain membuat masakan yang sangat enak, lalu mereka makan bersama. Setelah selesai makan, mereka semua berjaga-jaga agar tidak ada seorang pun yang tau keberadaan mereka.

"Kita harus pergi sejauh mungkin dari sini." ujar Tomi.

"Atau kita tidak pergi, menyamar mungkin lebih baik, agar kita bisa mendapatkan informasi mengenai kerajaan Aslan ini." ujar Angelo.

"Benar, merubah penampilan kita. Ngomong-ngomong dimana Rain?" ujar Sean.

"Ada di kamarnya, biarkan dia istirhat." ujar Arthur.

Mereka sibuk mengatur rencana, tetapi mereka tidak tau apa yang Rain lakukan di dalam kamar. Rain membuka lemari pakaian kuno dan sudah usang di dalam kamar itu. Lalu membuat bidak catur untuk dirinya bisa bepergian kemanapun ia mau. Rain masuk kedalam lemari lalu ia pun berpindah tempat, dimana tempat itu sangat jauh, di puncak gunung Qi. Diatas gunung, Rain duduk dan bermeditasi. Ia menutup matanya, dan semua hewan muncul dan berdatangan hanya untuk memberi hormat dan merindukannya. Rain membuka mata, lalu muncul sosok pria paruh baya yang tampan dan mirip dengan Rain.

"Anakku..." ujar Aslan.

"Ayaaah... Apa yang harus aku lakukan sekarang?" ujar Rain.

"Yang perlu kau lakukan adalah, melindungi rakyatmu. Kaulah raja Aslan sesungguhnya, bukan iblis itu. Dia membunuh ayah dan ibunya demi takhta yang ia dapat sekarang ini." ujar Aslan.

"Aku takut aku tidak mampu ayah, usiaku belum genap dua puluh tahun, kekuatanku juga belum sempurna." ujar Rain.

"Seiring berjalannya waktu, tanpa perlu menunggu usiamu dua puluh tahun, kau akan mampu menguasainya anakku. Ayah mencintaimu," ujar Aslan.

Bayangan Aslan menghilang, Rain meneteskan air matanya. Lalu ia kembali ke rumah itu dan keluar dari dalam lemari. Ia keluar dari kamarnya, dan melihat teman-temannya tertidur pulas, dalam tidur mereka, Rain merubah penampilan mereka secara diam-diam. Rain pun sama, mereka lebih mirip rakyat biasa di bandingkan pangeran atau raja. Rain menahan tawanya, lalu mereka bangun dan melihat Rain cekikikan.

"Kau kenapa tertawa seperti itu," ujar Angelo.

"Pppppffff ahahhahaha... Oops maafkan aku." ujar Rain sambil menunjuk cermin.

Mereka semua melihat cermin, lalu berteriak dan nyerocos kepada Rain. Angelo berbicara. "Apa yang terjadi?"

"Aku tidak tau, saat aku keluar kalian sudah seperti itu, mirip badut Ancol." ujar Rain, padahal dia yang merubah semuanya.

"Aaah wajah tampanku, sialan." ujar Sean.

"Kau cocok seperti itu," ujar Tomi.

"Heh kau bahkan jauh lebih mirip orang gila," balas Sean.

BL- LOVE THE LORD OF DARKNESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang